3- 17.

798 48 2
                                    

Last chapter dari Bersepeda Berdua dan Ingatan Kosmos, enjoy!

~~~

Yasha's POV

Menginjakkan kaki ke kota dimana aku lahir dan dibesarkan membawa kembali kenangan yang berada di dalamnya. Aroma gelombang serta nuansa laut dengan suara ombak yang terus menghantam karam sangat melekat, membuat sejuk selalu menemani.

10 tahun.

Sudah sepuluh tahun aku meninggalkan kota ini tanpa sempat mampir untuk mengunjunginya. Cukup banyak yang berubah dari Kota ini, mengikuti perkembangan zaman yang semakin melesat. Shopping mall, gedung bertingkat, dan jalan raya yang terlihat semakin tertata.

Waktu berjalan bagaikan tongkat sihir. Ia seperti mengubah semua yang terlihat maupun tidak terlihat. Waktu dapat mengubah pemandangan dan semua yang terlihat di kota ini, tapi tidak dengan kenangan yang aku miliki disini. Kenangan saatku masih berumur 17 tahun. Kenangan yang sampai sekarang masih menjadi yang teristimewa. Sangat teristimewa.

~~~

Kembali ke kota ini sendirian tidak pernah masuk ke dalam salah satu daftar yang ingin aku lakukan. Kenangan saat berada disini begitu dalam sehingga membuatku takut. Memberanikan diri untuk kembali kesini menjadi salah satu keputusan terbesar dihidupku selama sepuluh tahun ini.

Aku menyusuri jalanan yang biasa aku lalui dulu. Bunga kosmos warna-warni masih dengan rindang menghiasi bagian kanan dan kiri jalan. Aku berjalan tanpa tujuan, hanya mengikuti kemana kakiku melangkah. Setiap langkah yang aku ambil di sepanjang jalan ini, tanpa aku sadari memunculkan satu kenangan bersamanya.

Sampai saat ini, kenangan bersama perempuan cantik itu masih tersimpan dengan sangat rapi. Tiap kali aku membuka buku tahunan saat SMA, wajah serta namamu yang berada pojok kanan selalu menjadi tujuan mataku. Hanya itu cara yang bisa aku lakukan untuk selalu mengingatmu.

Faye Amoura.

Tiga tahun terdengar sebentar untuk kebersamaanku dengannya. Tapi, tiga tahun itu berhasil membuat suatu perasaan yang selalu bersemayam hingga kini. Perasaan yang tidak pernah sempat aku ungkapkan. Pertemuan terakhirku dengannya pun tidak membuatku bisa mengungkapkan perasaan itu. Perasaan yang tidak pernah tergantikan oleh apapun atau siapapun.

Pulang bersama dengan si abu, mengerjakan tugas, bermain di pantai, mengelilingi kota hingga sore hari, belajar bersama hingga hanya berdiam diri sambil menatap langit pernah kami lakukan. Faye yang selalu senang bercerita tentang apapun dan aku yang juga selalu senang mendengarkan cerita-ceritanya.

"Yashh, tau gak, tadi Dey ngeselin banget. Divisi aku kena eval terus!! Padahal, divisi OSIS yang lain progresnya juga masih jelek!!"

"Ashaa, pulang nanti mampir beli eskrim dulu yukk!!"

"Yash, ngerti gak materi ekonomi yang tadi? Ajarin dong, kita ke rumah aku aja."

"Bosen banget hari minggu di rumah aja. Keliling yuk, Yash?"

"Yashaaa, temenin ke toko buku, ya? Viana gak mau temenin aku."

Saat bersamanya dulu, waktu terasa berlalu begitu cepat. Satu hari penuh bersamanya juga tidak terasa cukup. Selamanya pun mungkin akan terasa kurang.

Saat aku sadar, kakiku telah berhenti di depan sebuah minimarket. Dalam ingatanku, dahulu ini adalah toko milik keluarga Faye. Ternyata, sekarang toko kecil tersebut telah berubah menjadi sebuah minimarket.

Aku sedikit meninggikan tumitku, berusaha menjinjitkan kaki agar bisa melihat ke balik jendela dalam minimarket itu. Seorang perempuan terlihat berada di balik kasir dan sedang menundukkan kepalanya. Aku menjinjitkan kakiku lebih tinggi lagi, agar wajah perempuan itu semakin jelas. Benar saja, itu adalah Faye.

Wajahnya terlihat lebih dewasa, lebih anggun, dan tetap sangat cantik. Mata yang menghilang saat sedang tersenyum dan tertawa masih menjadi ciri khasnya.

Raut wajahnya terlihat bahagia. Caranya memperlakukan dan berkomunikasi dengan pelanggan terlihat sangat ramah dan menyenangkan.

"Bahagia selalu terlihat sangat pas dan indah di wajah kamu, Amoura."

Aku selalu ingat, cita-citamu menjadi seorang hair stylist atau memiliki sebuah salon kecantikan. Rambutku yang dulu selalu menjadi kelinci percobaan untuk gaya rambut yang baru kamu kuasai, kamu yang tiba-tiba berada di belakangku untuk mengepang rambut panjangku, atau kamu yang marah saat aku memotong rambutku tanpa memberi tahu kamu. Semuanya masih teringat jelas dalam ingatanku. Walaupun sekarang tidak seperti yang kamu bayangkan dan tidak sama seperti cita-citamu, kamu tetap terlihat bahagia.

Hal itu membuatku merasa sangat lega.

~~~

Tahun lalu, aku sempat bertemu dengan Fresha di kota tempat tinggalku yang baru. Aku dan Fresha berpapasan saat berada di dalam sebuah mall hingga kami memutuskan untuk mengobrol sebentar di sebuah restoran. Saat itu, Fresha memberikan sebuah kabar yang mengejutkan.

"Kamu gak pernah ketemu Faye lagi, Yash? Tahun lalu dia nikah."

"Eh?"

"Iyaa. Aku baru kemarin juga sempet komunikasi, kayaknya sekarang lagi hamil deh."

Satu tahun berlalu setelah itu, yang berarti sekarang buah hatimu mungkin telah lahir. Aku sedikit penasaran, siapa laki-laki beruntung itu? Aku yakin ia menyelamatkan dunia di kehidupan sebelumnya hingga bisa menjadi teman hidupmu. Aku harap, ia bisa selalu menjaga dan membahagiakanmu sampai kapanpun.

Setelah itu juga, aku semakin yakin jika perasaan ini akan tersimpan selamanya. Bahkan sekarang aku tidak sanggup memanggilmu meskipun aku berada di luar minimarket dan hanya berada beberapa langkah didepanmu. Aku hanya akan melihatmu dari sini. Menganggap ini sebagai perpisahan untuk perasaan serta masa mudaku.

Sampai sekarang, kamu tetap yang teristimewa. Perasaanku padamu akan selalu berkilau dengan cahaya paling terang didalam kenanganku. Terus seperti ini selamanya.

Cinta pertamaku, Faye Amoura.

Aku harap kita bisa ada kehidupan selanjutnya.

FIN.

Haiii! Part ini bagian terakhir dari dua cerita sebelumnya~ habis ini kayaknya bakalan ada shanchik atau gitchik hehe tapi belum tau kapan~

Oneshoot Yessica Tamara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang