"Permisi Lily unnie, Yuna nya ada di dalem?." tanya Wonyoung.
"Eh, iya cantik. Masuk aja udah pada selesai kok." jawab bule Australia ini.
"Siapa cantik2 hah?" tanya Haewon tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Eung, engga ada. Itu tadi apa ada kupu-kupu cantik."
"Kamu jangan macem2 ya, Lily Morrow."
"Ck, engga hon, serius, mending sekarang kita ke kantin yuk." ajak Lily menggandeng tangan Haewon.
Wonyoung memasuki ruangan yang biasa dipakai untuk ganti baju olahraga.
"Hai, babe." sapa Yuna yang tengah membereskan barangnya di depan loker setelah melihat siapa yang datang.
"Hai"
"Kamu ngga ada pelajaran?" tanyanya heran.
Wony berjalan ke arah Yuna.
"Adaa, tapi aku males tau. Capek habis rapat tadi." adunya dengan mempoutkan bibir.
"Kata kamu ngga boleh bolos, udah yuk aku anter ke kelas."
"Engga ah, lagian bentar lagi juga jam istirahat kok." tukasnya sambil memeluk Yuna.
Wonyoung mode clingy seperti ini sangat tidak ramah untuk kesehatannya.
"Aku bau keringat tau, babe."
"Nggapapa, wangi kok ini."
Yuna mencium rambut kepala cewe nya. Wangi shampo menguar memasuki indra penciumannya.
"Tapi rambut kamu lebih wangi tau."
Wony hanya berdeham.
"Babe."
"Hmmm." balas Wonyoung.
"Aku boleh ngga?."
"Apa?" Wony menaikkan alisnya.
"Aku pengen banget cium kamu, tapi di bibir."
Wonyoung otomatis melepaskan pelukannya. Tak habis pikir dengan pacarnya ini.
"Ya ya ya " rengek Yuna.
"Yang bener aja kamu, nanti kita di geprek warga sekolah." ucap Wony mencubit pelan perut Yuna.
"Awh, nggapapa. Ayo ciuman sampai digrebek warga."
"Kamu lagi S word ya?" selidik Wony.
"Hah? Engga, Babe."
"Sini aku peluk aja, ngga boleh tau kayak gitu" ucap Wonyoung kembali memeluk Yuna.
Yuna mempererat pelukannya.
"Aku sayang banget sama kamu"
"Hmmm"
"Hmm apaan itu?." tanya Yuna menatap dalam mata cantik itu.
Tak kuat, Wony hanya menenggelamkan kepalanya dan mengucapkan,
"Iyaa bby, aku juga sayang kamu, banget malah."
Keduanya sama-sama diam menikmati waktu berdua.
Dddrtt ddrrrt
Suara smartphone Yuna menginterupsi.
Yuna melihat seksama pesan itu dan menutup kembali hpnya.
"Kenapa bby?"
"Engga, tadi kak Ryujin mau nitip sesuatu."
"Nanti jadikan ke nail art?."
"Loh, aku kira kamu ngga mau, babe."
Wonyoung memukul pelan lengan Yuna.
"Kamu laper ngga? Kita makan di kantin yuk." tawar Yuna dengan mengelus pelan rambut Wonyoung.
"Emang kamu udah selesai latihannya?"
"Heem, udah."
"Yauda, ayok."
To be continued
Anggep aja jadi atlet bola basket walaupun yang aslinya atlet floor ball