"...Rin! ...Rin!"
Seruan lantang seorang gadis terdengar dari kejauhan. Dimana ini? Di sebuah persawahan?
Matanya mengedip beberapa kali, membiasakan tatapannya pada dimana kini dirinya berada. Melihat sesosok gadis pribumi yang sedang berlari ke arahnya, memakai topi berbentuk kerucut yang di sering digunakan para petani.
Cukup lucu?
"Aku mencarimu kemana-mana! Mengapa kau ada di sini?" tanyanya penasaran.
"Entah... Aku lupa..."
"Lupa? Kau yakin kau lupa?"
"Aku yakin."
Rin menatap datar ke arahnya, tubuhnya terasa kaku.
"Kalau begitu, ingin ikut aku memanen tomat?" [Name] tersenyum bersemangat. Meski pakaiannya terlihat cukup ternodai oleh lumpur, tapi semangatnya tak luntur.
Rin tak tahu harus menjawab apa, kehangatan gadis ini membuatnya gugup hingga terlihat kaku. Pada akhirnya, ia mengangguk setuju.
[Name] menuntun pria berstatus tentara itu untuk mengikutinya. Berjalan di atas permukaan tanah yang kecil, mungkin hanya untuk satu jalur pejalan kaki. Di kelilingi tenangnya pemandangan sawah hijau.
Namun hal terduga terjadi. Ia melihat ada banyak sekali orang yang seharusnya telah tiada. Tak terkecuali keluarga [Name].
Suasana benar-benar seperti di pedesaan. Ada gadis yang pernah ia temui sebelumnya, Nada.
Begitu pula dengan kenyu, sesosok pria yang tidak ia ketahui sosoknya sama sekali. Itu asing baginya. Masih banyak lagi yang berada di sana.
Apakah ini kehidupan sebelum dirinya datang menjajah negara asri ini? Negara yang tidak seharusnya berhak mendapatkan penindasan berlebih?
aku seperti iblis...
Rin diam-diam meremas dadanya. menatap kosong ke arah tanah.
Yang berada di antara malaikat...
Samar ia dengar, suara yang selalu ia kenal datang mendekatinya.
"Rin? Kenapa diam saja? Ayo, bantu aku!" [Name] tersenyum tenang saat mengatakannya. Rin lagi-lagi hanya mengangguk.
Mereka akhirnya mulai mencabut satu persatu tomat dari rumahnya. Memasukkan tomat pertomat ke dalam keranjang yang terbuat dari kayu tipis-tipis.
"Bukankah tomat ini terlihat segar, Rin?" [Name] menepuk pundak pria jangkung yang sedaritadi membelakanginya. Pria tersebut segera menoleh dan menatap rendah pada tomat merah pekat segar itu.
"Hm," gumamnya menjawab.
"Aku akan mencobanya, ya? Sebentar-"
"Jangan." Rin segera bertindak menahan tangan [Name] yang akan memasukkan sebuah tomat ke dalam mulut, gadis itu seketika kebingungan.
"Itu masih kotor, berpikirlah lebih pintar sebelum melakukan sesuatu." Ia menambahkan.
[Name] tak dapat menahan tawanya lebih lama. Meski wajahnya terlihat kesal, ia tahu bahwa Rin mengkhawatirkannya.
"Maaf, ya?" [Name] membujuk seraya menunjukkan wajah usil. Rin kini terdiam tak mengatakan apapun, dia lebih banyak beraksi daripada berucap.
Keheningan berlanjut, mereka berdua saling menyibukkan diri dalam mencabut beberapa tomat yang terlihat segar dan bagus. Lebih tepatnya berhasil.
Hingga terdengar suara larian kecil seorang anak kecil. Gadis kecil yang dengan polosnya berlari memeluk [Name] dari belakang. Terkikik seolah tingkahnya adalah lelucon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pribumi Dan Nippon (Itoshi Rin x Readers au)
Fanfiction"Aku hanyalah gadis Pribumi dan aku membencimu. Mengapa kau terus bersikap baik padaku?" "Karena aku mencintaimu." . . . . ⛔ I hate who people like to copy this story ✅ If there is something you want to convey, you can provide suggestions, criti...