"Ta... Tapi Tante" Arina tergagap.
"Udah ayok ah. Temenin Tante!" Ajak Edwina keukeuh menarik Arina hingga duduk disofa.
Stefano yang sejak tadi memperhatikan keduanya hanya bisa menggeleng tak percaya.
"Kayaknya Tante instingnya tajem deh. Tahu aja Arina aslinya perempuan" gumamnya dengan menggunakan logat bahasa Jawa karena sang ibu angkat memang orang asli Jawa lalu berlalu menuju ke kamarnya yang ada di lantai atas.
Belum sampai Stefano menginjakkan kaki ke undakan tangga, ponselnya berdering dan nama Morgan terpampang disana.
"Iya Gan... Hah? Kenapa Pak?"
Tiba- tiba Stefano berteriak membuat Arina dan Edwina langsung menoleh ke arahnya.
"Oke, oke. Saya kesana sekarang" ucap Stefano seraya mematikan panggilannya dan menaruh kembali benda persegi panjang pipih tersebut ke dalam saku jasnya.
"Kenapa Stef?" tanya Edwina penasaran.
"Tante sama Aaron ikut ya. Morgan kecelakaan"
"HAH? KECELAKAAN. Ok ayo berangkat!" Edwina mengambil tas di meja ruang keluarga kemudian menggandeng Arina untuk keluar bersama dengan terburu- buru diikuti Stefano dibelakang mereka. Berita kecelakaan yang menimpa Morgan membuat ketiganya ketar- ketir panik.
***
"Permisi saya kesini untuk menemui adik saya yang baru saja masuk karena kecelakaan" ucap Stefano yang barusan berlarian bersama Arina dan Edwina ketika sampai di rumah sakit dan kini tiba di resepsionis."Atas nama siapa Pak pasiennya?" tanya resepsionis wanita bernama Laras yang berdiri di hadapan mereka.
"Morgan Wian Kusuma" jawab Stefano.
"Pasien saat ini sedang ditangani di IGD oleh dokter Pak. Bapak dan keluarga bisa menunggu di ruang tunggu yang disediakan di sekitar IGD" jawab resepsionis tersebut.
"Baik terimakasih"
"Sama- sama Pak"
Stefano menoleh pada Arina dan Edwina kemudian mengisyaratkan agar keduanya mengikutinya.
Tiba di depan ruang IGD, seorang dokter yang nampak tak asing keluar dengan wajah sedikit muram dan Stefano segera menghampirinya.
"Selamat malam dokter" sapanya dan benar saja Stefano mengenal orang ini
"Selamat malam. Oh Mas Stefano" balas si dokter berusaha tetap ramah meski gurat lelah terlihat diwajahnya.
"Dokter Logan yang menangani Morgan?" tanya Stefano lagi.
"Benar. Kebetulan kalian sudah datang. Saat ini kami membutuhkan transfusi darah untuk Morgan. Dia kehilangan cukup banyak darah" ucap Logan menatap Stefano, Arina, dan Edwina.
"Yang punya darah sama kayak Morgan cuma Mas Edward. Darahku turun dari Mamaku" ucap Edwina khawatir.
"Golongan darah aku bisa gak Bang?" tanya Arina terlihat sangat khawatir.
"Golongan darah kalian sama. Kamu bisa donorkan pada Morgan" jawab Logan membuat Arina dan yang lainnya tampak lega.
"Ya udah Bang. Bisa sekarang kan diambil darahnya?" tanya Arina.
"Bisa. Ikut saya. Untuk Mas dan Mbak tunggu saja disini ya" pinta Logan yang diiyakan oleh mereka.
Logan dan Arina bergegas untuk melakukan proses pengambilan darah yang akan di transfusikan pada Morgan selanjutnya.
***
"Stefano""Papa" Stefano dan Edwina bergegas bangun ketika melihat Edward yang datang setengah berlari menghampiri keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess
FanfictionArina terpaksa menyamar menjadi pria demi bisa mendapat pengakuan dari keluarga sang Ayah yang telah meninggalkan almarhumah sang ibu bahkan tak pernah mengetahui tentang keberadaannya. Akankah Arina mampu bertahan dan mendapatkan pengakuan dengan i...