Jam dua malam sekar terbangun, tenggorokannya terasa kering, ia pun berjalan menuju dapur untuk mengambil minum dengan mata yang sangat susah untuk dibuka. Selesai minum ia kembali menuju kamarnya, namun ketika sampai di kamarnya ia baru menyadari kalau gian tidak ada di kasurnya.
Sekar mengecek ke kamar mandinya barangkali gian ada didalam namun nihil. Ia pun keluar dari kamar dan mengecek setiap ruangan di pentahousenya, ternyata gian berada di ruang kerjanya. Sekar membuka pintunya pelan dan melihat gian yang ketiduran di meja kerjanya dengan komputer yang masih menyala.
"gian" ucapnya untuk membangunkan gian,
"giann" ucap kembali sekar sembari menepuk bahu gian, gian pun terbangun dari tidurnya,
"hmmm"
"bangun pindah ke kamar kalo mau tidur" ucapnya
Gian meregangkan lehernya dan mengusap wajahnya, "iya" ucap gian lalu bangun dan berjalan menuju kamarnya, sekar pun berjalan dibelakang gian.
Sekar kembali membaringkan badannya di kasur, sedangkan gian pergi ke kamar mandi sebentar. Keluar dari kamar mandi gian menuju kasur dan duduk di pinggir kasurnya. Sekar memperhatikan gian yang duduk di pinggir kasur. Gian lalu membuka bajunya dan menaruhnya di sofa dekat tempat tidurnya. Sekar terkejut dengan gian yang membuka bajunya.
Gian lalu berbaring di kasurnya dengan selimut yang menyelimuti badannya yang tanpa kaos itu, belum selesai sampai disana gian membuka celananya dan melemparnya asal, ia lalu mengambil remote AC kamarnya dan menurunkan suhu AC nya.
"hah, ni orang kalo tidur gak pake apa-apa ya" monolognya pelan
Gian kemudian memiringkan badannya membelakangi sekar dengan selimut yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
Sekar melihat punggung gian yang tidak tertutupi selimut, gian memiliki bahu yang cukup lebar membuat sekar rasanya ingin bersandar disana.
"jir kar, mikirin apa si lu" gerutunya, sekar lalu membalik badannya memunggungi gian dan berusaha untuk tidur kembali.
Setengah jam ia berusaha untuk tidur kembali namun matanya susah sekali diajak tidur, ia malah terus memikirkan gian yang tidur disampingnya tanpa menggunakan baju dan celana. Baginya itu hal yang aneh. Sekar membalik badannya menghadap gian yang tengah membelakanginya, sekar menatap tubuh gian.
Tiba-tiba gian membalik tubuhnya menghadap sekar, sekar cukup terkejut ia berpura-pura menutup matanya namun beberapa detik kemudian sekar kembali membuka matanya dan kini ia dengan intens menatap wajah gian yang tengah tertidur itu.
Entah kenapa ada rasa tenang menatap wajah gian yang tengah tertidur itu, sekar hendak menyentuh wajah gian namun ia mengurungkan niatnya, sekar hanya memandangi wajah gian begitu lama.
Sayu-sayu gian membuka matanya, sekar yang memandangi gian sedari tadi merasa dirinya tengah terciduk oleh gian. Namun tanpa aba-aba gian malah membawa tubuh sekar ke dalam pelukannya. Sekar terkejut karena dirinya kini tengah berada dipelukan gian, wajahnya menempel di dada bidang gian.
Karena tubuhnya juga mulai merasakan dinginnya udara AC dikamarnya, sekar pun tanpa berpikir Panjang membalas pelukan gian, ia memeluk gian dengan erat dan lama kelamaan dirinya tertidur dalam dekapan gian yang terasa hangat baginya.
Pada pagi harinya keduanya masih setia berpelukan, karena ini hari sabtu gian pun tidak menyalakan alarmnya. Gian membuka matanya lalu menyadari sekar berada dalam pelukannya, gian tersenyum melihat wajah sekar yang tengah tertidur dalam pelukannya. Gian mencium kening sekar cukup lama, menyesapi aroma rambut sekar yang terasa manis.
Gian tidak kembali dalam tidurnya, ia malah memandangi wajah sekar dan sesekali mengusap rambut sekar dan mencium kening sekar.
Perlahan sekar membuka matanya, yang pertama ia lihat adalah wajah gian yang terlihat sangat tampan, tanpa sekar sadari dirinya tersenyum pada gian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Blind Date
RomanceSekar perempuan dewasa yang kini terus dihantui perjodoan oleh papihnya, ia pun menolaknya puluhan kali namun papihnya kekeuh untuk menjodohkan dirinya. Agar bisa menghindari perjodoan papihnya sekar memutuskan untuk mengikuti 'blind date' dengan ha...