Bab. 6

744 48 16
                                        

Yoongi yang mendengar teriakan dari anak boss besarnya pun segera menghentikan mobilnya mendadak. Dan untungnya mereka tengah dijalanan sepi menuju daerah terperosok.

"Terjadi sesuatu dengan Taeha?" Yoongi pun bersiap mengokang senjatanya yang dia ambil sesaat dari balik jaketnya. Bersiap siaga disaat mendadak seperti ini.

Taejung menatap Yoongi dengan wajah datarnya. Kemudian menelpon seseorang disebrang tanpa peduli pertanyaan dari Yoongi. Tak lama pun Taejung nampak menahan amarahnya saat panggilannya sudah tersambung.

"Taeha aku bersumpah akan menyeretmu pulang jika kau masih memakai pakaian itu! Kau tidak sadar pakaianmu itu terlalu terbuka Taeha..." Taejung masih mengomel. Sedang Yoongi menaikkan satu alisnya menatap Taejung dengan wajah dinginnya.

"Ih kakak... Ini masih tertutup yaa... Cuma pendek aja ini rok aku sekarang... Jangan terlalu posesif ah.." Rengek Taeha disana.

"Kim Taeha...Jangan buat aku hilang akal membubarkan pesta temanmu. Ganti bajumu atau aku akan menjemputmu sekarang." Dan Taeha pun tidak punya pilihan lain selain menutup sambungannya dan kemudian mengganti baju yang dipakainya.

Sedang Taejung tak sadar sosok disampingnya yang sedingin kutub itu pun tengah menatapnya dingin. Bahkan tangannya masih menggenggam pistol dengan erat.

"Sumpah demi apapun Tae... Aku akan menembakmu dan membuang mayatmu jika kau terlihat tolol dengan cintamu itu!" Sarkas Yoongi dari jaman Daddynya memang tidak ada duanya. Taejung pun hanya tersenyum kecil sembari mengusak rambutnya sendiri.

Yoongi pun kemudian memasukkan pistolnya kembali kedalam jaketnya dan melanjutkan perjalanannya menuju sebuah gedung temoat mereka membuat janji.

.
.
.

Taeha yang kembali ke dalam mansion pun segera masuk ke dalam kamar. Bibirnya sudah maju beberapa centi kedepan. Jalannya dia hentakkan kasar. Taeha marah pada kakaknya. Memutuskan pulang dan niat untuk ikut party pun hilang sudah.

Dibelakangnya ada Jimin yang duduk di sofa. Tersenyum menatap princessnya Keluarga Kim yang masuk kedalam kamar. Sesaat setelah duduk, Jimin pun menghubungi seseorang.

"Dia sudah masuk kamar Tae, kau tenang saja. Aku selalu mengawasi anakmu kemanapun mulai sekarang. Dan asal kau tahu Tae.. Princessmu sama-sama menggemaskan seperti Jungkook saat marah. " Jimin pun tertawa terbahak. Sedang disana Taehyung mengumpat dengan ribuan kata kasar pada sahabatnya.

"Tae hari ini Taejung bersama Yoongi bertemu dengan seorang informan. Terjadi masalah dalam pengiriman senjata." Lanjut Jimin dengan mode seriusnya.

"Ya aku tau Jim. Kalian harus melatih Taejung mulai sekarang. Masalah kali ini biar Taejung belajar cara mengatasinya. Yoongi yang akan membantunya. Jika terjadi hal buruk aku akan turun tangan langsung. Berikan aku info secepatnya nanti." Taehyung mode Ketua Mafia memang sangat tegas.

"Baiklah. Aku juga menunggu info dari suamiku Tae. Aku akan menghubungimu lagi nanti. Sampaikan salamku untuk Jungkook."  Jimin pun kemudian menyudahi sambungannya dengan Taehyung.

Diteras kamarnya Taehyung nampak sedang memandang kedepan. Suara alam dengan pemandangan pepohonan dan debur ombak membuat suasana hati menjadi tenang. Benar kata Jungkook. Di Bali semua menyatu dengan alam. Dan akan terasa begitu damai.

Tak lama Taehyung merasakan pelukan dari belakang. Hembusan nafas hangat menyapu punggung lebarnya. Taehyung tersenyum sembari mengusap tangan yang melingkar diperutnya.

"Memikirkan apa Tae?" Tanya Jungkook lirih. Matanya terpejam merasakan semilir angin malam.

"Sedikit masalah di pengiriman sayang... Tak usah khawatir." Jawab lembut Taehyung menenangkan.

Jungkook melepas pelukannya. Taehyung pun menarik lembut Jungkook untuk berhadapan dengannya.

"Kenapa tidak cerita denganku Tae? Kau melibatkan anak kita kali ini?" Jungkook mengernyitkan dahinya meminta penjelasan. Taehyung mencium kening Jungkook sesaat kemudian menatapnya penuh kasih.

"Sayang dengarkan aku. Masalah kecil seperti aku tak akan memberitahumu. Semua bisa teratasi aku yakin. Dan Taejung anak kita selayaknya sudah harus kita didik untuk menjadi penerusku kelak. Sampai sini kau paham sayang?" Taehyung mengusap lembut pipi Jungkook yang masih nampak mulus dan putih.

"Aku mengerti jika kau tak cerita masalah sepele Tae. Tapi jika kau sudah melibatkan anak kita aku tidak mau tahu, kau harus memberitahuku. Dia anakku Tae." Jungkook sedikit terpancing emosinya.

Taehyung tahu dia salah dalam hal ini. Tidak mengatakan pada suaminya jika anaknya mulai dilibatkan dalam suatu masalah dalam bisnis dunia bawahnya. Taehyung pun kemudian memeluk tubuh Jungkook. Tidak ada penolakan dari Jungkook.

"Baiklah maafkan aku sayang... Aku janji akan mengatakan hal sekecil apapun mulai sekarang padamu." Taehyung mencium pucuk kepala Jungkook berulang.

"Janji ya Tae. Apapun yang menyangkut anak kita kau harus memberitahuku." Jungkook melepas pelukan Taehyung. Mengusap rahang tegas suami tampannya.

"Aku setuju jika Taejung menjadi penerusmu kelak Tae. Tapi aku minta satu hal. Ajari anak kita secara langsung. Kita yang akan mengajarinya sendiri." Lanjut Jungkook.

"Kau ingin kembali ke Korea sayang?" Tanya Taehyung.

"Hmm... Jika memang harus kembali untuk anak kita aku rela meninggalkan kesenanganku disini Tae."

Taehyung pun tersenyum senang dan kemudian mencium bibir manis suaminya. Jungkook membalas lumatan sayang dari suaminya. Dua tahun menetap di Bali akhirnya Taehyung akan kembali menginjak tanah kelahirannya. Semua demi anak mereka.

"Minggu depan.. Ayo kita pulang pada anak kita Tae." Ucap Jungkook sambil memeluk tubuh Taehyung penuh hangat.

"Baiklah sayang...aku akan urus semua besok."

.
.
.

Yoongi dan Taejung sudah sampai disebuah gedung usang tak berpenghuni. Mereka akan bertemu dengan informan yang mengetahui kemana pasokan pengiriman senjata mereka di sabotase.

Taejung berjalan disamping Yoongi. Tidak ada pengawalan ketat dibekalang mereka. Hanya ada beberapa yang menunggu diluar gedung secara diam-diam. Yoongi tak ingin kecolongan seperti yang dulu dia pernah alami.

Didepan mereka nampak seorang pria memakai jaket hitam dengan topi dikepalanya. Wajahnya pun tertutup oleh masker hitam. Tapi Yoongi tahu siapa dia. Salah satu informan yang tergabung dalam organisasi Blackdragon.

"Apa kau sudah pastikan info ini?" Tanya Taejung dengan tegas. Ajaran dari paman-pamannya di Blackdragon. Pria itu hanya mengangguk pelan sembari memberikan sebuah flasdisk pada Taejung.

"Pergilah. Aku akan memberimu intruksi selanjutnya." Ucap Yoongi pada pria itu. Dan belum lama pria itu berjalan pergi tubuh pria itu tiba-tiba ambruk. Darah mengalir dari kepala pria itu. Yoongi dan Taejung yang paham pun segera bersiaga. Mengeluarkan pistol dari balik jaket mereka.

"Sialan! Taejung cari perlindungan!" Teriak Yoongi sambil bergerak mencari perlindungan dari balik tembok.

"Taehyung kita diserang! Aku belum tahu siapa penyerangnya." Ucap Yoongi dengan nafas tersengalnya dari earphone yang terpasang ditelinganya.

"Brengsek! Lindungi Taejung Hyung! Aku akan kirim bantuan!" Jawab Taehyung disebrang panggilan.

Taejung nampak waspada melihat sekitar dibalik tembok. Mata dan telinganya dia tajamkan. Yoongi memberi intruksi agar diam dengan jari didepan mulut.

Hening yang ada... Hingga...

Cteek!

Door!

Door!

Darah pun mengalir dari tubuh yang tergeletak.

🍃🍃🍃🍃🍃

Siapa nih yang ketembak??

Jangan lupa vote dan komennya guys
💚💜





SWEET MAFIA 2 🔞 {VKOOK}  {BxB}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang