BAB 6

6.2K 632 32
                                    

Cekikikan yang terdengar dari arah dapur membuat Lisa dengan senyum yang mengembang pun berjalan lebih cepat. Alunan tawa sang ibu terdengar lebih kencang, membuat Lisa bertanya-tanya sembari tersenyum, kapan terakhir kali sang ibu tertawa selepas itu?

“Apa yang membuatmu tertawa di pagi hari, bu?” Tanya Lisa, memberitahukan kehadirannya pada Jennie, sang ibu dan ayahnya.

“Hai, Lisa. Selamat pagi.” Ujar Mia.

Lisa berjalan ke arah ibunya dan memberi ciuman singkat di puncak kepala sang ibu lalu duduk di samping Jennie. Dia tersenyum pada adiknya untuk menyapa.

“Ceria sekali pagi ini. Ada apa?” Tanya Lisa lagi sambil mengambil dua potong roti.

“Hanya sesuatu yang di lakukan ayahmu, menggelikan.” Kata Mia melirik suaminya dan terkekeh lagi, pipinya memerah karena terlalu banyak tersenyum.

“Syukurlah aku berada di waktu yang tepat hingga aku tidak perlu mendengarkan perlakuan menggelikan itu.” Cibir Lisa main-main.

“Hey anak muda, kau akan melakukan hal konyol jika kau jatuh cinta demi membuat orang yang kau cintai itu tertawa, tahu?” Balas Peter tak mau kalah.

“Ya, ya, terserah. Untung aku tidak akan melakukan itu.” Kata Lisa sembari memutar mata.

Peter mendengus sementara Mia hanya tertawa lagi. Peter sepertinya memperlakukan Lisa seperti anak laki-laki. Melemparkan kata kasar, mencibir, meski Mia bisa merasakan tatapan kasih sayang yang Peter berikan pada Lisa.

Itu membuat Mia bersyukur karena jelas, dia tak salah memilih pasangan hidupnya.

“Lisa, kau pulang terlambat semalam, ya?” Tanya Mia lagi saat mereka akhirnya meredakan tawa mereka dan memulai sarapan.

“Mhmmm, Miyeon meminta bantuanku untuk kasusnya. Sidang kedua, dia masih gugup.” Kata Lisa dengan tenang. Tatapan Jennie terarah pada Lisa namun dia mengatakan apapun.

“Ah, kemana gadis itu? Kenapa dia tidak pernah datang lagi? Dia bahkan tidak datang ke pernikahaanku.” Kata Mia sambil cemberut.

Miyeon adalah juniornya. Dia baru saja di tunjuk untung menangani kasusnya. Wanita itu masih sangat gugup meski pada sidang pertama, dia melakukannya dengan sangat baik.

“Dia masih mengerjakan kasusnya sebelum sidang, Bu. Saat itu, dia sedang pergi keluar kota. Tapi, bukankah dia mengirim hadiah untukmu?” Tanya Lisa mencibir sang ibu.

Lisa dengar, Miyeon memberi sejumlah uang pada ibunya. Katanya, dia sangat bingung apa yang harus di beli untuk pernikahan ibunya dan dia memutuskan untuk mentransfer uang. Jelas, itu membuat ibunya senang.

“Tentu saja. Itu hadiah terbaik.” Mia menyeringai.

“Siapa Miyeon?” Tanya Jennie yang sejak tadi hanya diam.

Sedikit berkata dalam diri, untuk tidak merasa kesal. Tapi Jennie tak bisa menahan diri saat Lisa membicarakan wanita bernama Miyeon ini terutama, Mia sepertinya juga menyukai wanita tersebut.

“Juniorku.” Lisa menjawab singkat di sertai dengan senyum manisnya.

“Ya, dan gadis yang juga naksir Lisa.” Mia menambahkan dengan suara senang. Tipikal ibu yang sedang membanggakan anaknya.

“Benarkah?” Tanya Peter menyipitkan mata pada Lisa.

“Hei, putriku ini sangat cantik! Tidak mungkin tidak ada orang yang naksir padanya! Jangan memberi tatapan seperti itu!” Kata Mia berniat melindungi Lisa.

“Aku bercanda, sayang,” Kata Peter pada istrinya sebelum dia menatap Lisa dengan tatapan lembut. “Mengapa kau tidak mengajak dia untuk bertemu dengan kami?”

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang