Ujian selesai, dalam sekejap mata euphoria nya pun pergi sia-sia.
Ada yang mengganjal dalam hati saat proses uji kemampuan itu berakhir.
Aku hanya takut dengan ujian yang berakhir, maka berakhir pula semuanya. Kebersamaanku dengan mereka, tawa kami, segala gurauan, dan yang lebih aku takutkan lagi adalah kelinci yang pergi.
Bukan, bukannya kelinci akan pergi jauh. Hanya saja sebentar lagi ia akan pindah tempat. Bukan di taman seperti biasa.
Apa nanti aku masih bisa melihat kelinci seperti biasa?
Kemudian libur pun datang, aku pulang. Meninggalkan kelinci yang juga sibuk sendiri.
Tapi benar dugaanku, kelinci menghilang. Aku kehilangan jejaknya. Bahkan puluhan pesanku tak terkirim, aku hubungi pun tak bisa.
Hai kelinci, tak apa jika kau tak balas pesanku. Asalkan tak hilang begini.
Tak apa jika pesanku tak kau balas, tak masalah jika pesan yang kau baca tak kau tanggapi, tak kularang jika kau butakan mata setiap melihat hal tentangku. Tapi tolong jangan pergi, itu saja.
Aku cuma tak biasa hidup tanpa memperhatikanmu. Aku hanya tak bisa bayangkan bagaimana jika kehilanganmu.
Kelinci, maafkan aku. Kumohon kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Melodi
Teen FictionKelinci dan Aku. Akan jadi apa kita nanti? Kapan melodi ini berhenti? Haruskah aku menunggu sampai aku tak jatuh cinta diam-diam lagi?
