Disa sudah terbiasa dengan hiruk-pikuknya ibukota Jakarta. Semenjak dirinya merantau ke ibukota dan jauh dari orang tua tentu saja Disa merasakan apa yang namanya kesepian. Hari-harinya hanya di habiskan untuk bekerja dan sesekali berkumpul bersama kedua sahabatnya, Dona dan Ghea.
Hari ini adalah hari terakhir ia bekerja, dirinya terkena PHK besar-besaran dari kantornya. Tentu saja ia menjadi pusing, karena dirinya harus menghidupkan kedua orangtuanya.
Jam kini sudah menunjukkan pukul 17:00 dengan berat hati ia melangkah keluar dari kantornya. Besok dan seterusnya ia sudah tidak perlu datang lagi ke sana.
Selepas pulang dari kantor, dirinya hanya berdiam diri di apartemen sewaannya yang beberapa minggu lagi habis waktu sewa. Keadaan di kamarnya sangat amat sunyi, tidak ada suara apapun yang terdengar di sana.
"Kerja kena PHK, masa apartemen dikit lagi selesai, orang tua sakit. Gue gak tau harus cari uang ke mana lagi!" Disa memukul-mukul bantalnya untuk menyalurkan rasa kesalnya.
Gadis itu lalu bangkit dari tidurannya, duduk diam dengan kaki yang menggantung di kasur, "udah paling bener gue nikah sama cowok kaya. Duda juga gak kenapa-kenapa gue udah capek banget, tolong."
"Ya Tuhan, tolong kirimin Disa cowok ganteng, kaya, cool, royal, wangi, pokoknya sesuai request Disa ya Tuhan, amin," ucap Disa lalu mengusap kedua wajahnya dengan kedua tangan setelah selesai berdoa.
Suara notifikasi dari telepon genggamnya berbunyi, dan menampilkan nama Dona di layar handphonenya tersebut. Setelah membalasnya, Disa langsung bergegas untuk bersiap, karena Dona dan Ghea akan mengajaknya untuk membantunya memenangkan pikiran sejenak.
Disa menatap kesal bergantian ke arah Dona dan Ghea. Bisa-bisanya dirinya malah dibawa ke sebuah Club malam di saat pikirannya lagi kacau dan sedih karena baru saja diberhentikan dari pekerjaan.
Disa berbalik badan ingin meninggalkan tempat itu, namun dengan cepat Dona menahan tangan Disa, "mau ke mana? Nanggung, tinggal masuk. Lo tenang aja, gue yang bayarin. Gue juga udah pesen table, sayang kalo sampe gak jadi, gak bisa di refund," kata Dona memohon.
"Udah si, Dis. Kapan lagi gratisan," sambung Ghea dan langsung menarik paksa Disa untuk masuk ke dalam.
Keadaan di dalam tentu saja sangat amat ramai. Suara lagu yang di putar dengan keras dan lampu remang-remang membuat Disa semakin pusing. Di dalam sana Disa hanya duduk terdiam melihat teman-temannya yang sangat amat menikmati musik yang diputar.
"Jangan kemana-mana!" seru Dona yang sibuk asik menari bersama Ghea dan beberapa orang random yang ia temui di sana.
Disa ini memang tidak hobi ke club, ini adalah kali ke-tiga dirinya menginjakkan kaki ke dalam tempat yang menurutnya suram. dan tentu saja itu semua adalah paksaan dari ke-dua temannya. Karena merasa bosan, Disa mencoba untuk bangkit dari duduknya dan tentu saja bukan untuk menari, tetapi untuk berjalan-jalan melihat keadaan sekitar.
Baru beberapa kali melangkah dari tempatnya, langkah gadis itu tiba-tiba terhenti kala ada seseorang yang menarik lengan tangannya dari arah belakang.
"Hayo! Lo mau ke mana?!" Ternyata orang tersebut adalah Ghea dan Dona.
Disa menepis tangan temannya pelan, "lepas, gue mau pipis. Emang lo berdua mau ikut?!"
Dona dan Ghea mengangguk serentak menyetujui ucapan Disa. Akhirnya, Disa pun pergi ke kamar kecil bersama dengan kedua temannya yang super duper posesif.
Disa menggelengkan kepalanya ketika keluar dari dalam toilet. Menatap malas ke arah kedua temannya yang mengikutinya sedari tadi. Yang membuat Disa geleng-geleng di sini adalah kelakuan teman-temannya yang ikut pergi ke toilet bersamanya hanya untuk menemaninya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Boss!
RomanceBisa menikah dan hidup bahagia dengan pria tampan dan kaya adalah cita-cita Disa sejak SMA. Tapi cita-cita itu adalah hal yang paling lancang dalam hidupnya, karena sepertinya ia tidak seberuntung itu dalam segi percintaan. Saat ia duduk di sekolah...