"HAIKAL! CEPET PULANG!"
Terdengar suara wanita paruh baya namun masih terlihat cantik sedang berdiri di depan gerbang sebuah rumah sambil meneriakkan sebuah nama.
"Kal, lo udah di panggil noh."
"Akh! Diem lo. ini gue masih asik nih."
Haikal yang sedari tadi dipanggil tetap asik memainkan game console nya.
"HAIKAL KALAU TIDAK MAU PULANG MAMA BAKAR PS-5 NYA KAMU!"
Seketika Haikal melemparkan game console nya ke temannya yang ada di sampingnya. Kemudian berdiri dan lari terbirit-birit keluar dari area ruang televisi.
"MAMA JANGAN ATUH! BARUDAK GUE PULANG DULU YA! BYE!"
Keempat temannya hanya merespon perkataan dengan sebuah gelengan di kepala melihat tingkah Haikal.
"Emang si Haikal mau pergi kemana tuh?" tanya seorang pemuda yang dari tadi sedang mencoret-coret di sebuah kanvas. Lalu menuliskan nama dibawah kiri kanvas bertuliskam "Arjuna".
"Entahlah." Suara bass dari seorang pemuda juga yang sedang melanjutkan permainan Haikal yang belum selesai.
"Katanya mau jenguk neneknya di rumah sakit." Terdengar suara lembut dari seorang perempuan cantik yang satu-satunya ada di dalam ruangan itu.
"Lah neneknya si Haikal sakit, ri?"
Aeri nama perempuan itu mengangguk sambil memakan keripik tempe ditangannya.
"Ya jelaslah bego. Kalau orang ada di rumah sakit ya jelas lagi sakit." Jawab ngegas Arjuna.
Javas yang dengar perkataan Arjuna hanya tersenyum dengan mata yang menyipit. "Hehehe."
"Dah lah, gue mau pulang sekarang."
"Loh masih siang ini tumben lu mau balik, Na."
"Besok senin, gue ada tugas belum dikerjain." Respon Navarro sambil membereskan ciki-ciki yang berserakan.
"Tugas apa?"
"Tugas Matematika."
"ANJIR! GUE JUGA LUPA! buset dah mana tugasnya matematika mampus gue!" Ucap Arjuna sambil mengusak-usak kepalanya frustasi.
"Gue nyontek ye, Na."
"Pala lu nyontek." Javas kena getok dari Arjuna.
"Kenapa gue digetok?"
"Greget gue sama lu. Lu menang olimpiade matematika kemaren masa sekarang nyontek!"
"Gue males mikir."
"YEEE!"
"Jangan merendah untuk meroket, Jav. Gue tau lu sekali liat soalnya pasti dah tau juga jawabannya." Ucap Aeri yang sedari tadi cuma ngakak ngeliat tingkah teman-temannya.
"Hehehe. Kagak juga, gue masih kalah kalau sama Navarro tuh."
"Yeyeye... Gue juga mau pulang." Arjuna bangkit berdiri lalu membereskan peralatan ngelukisnya. "Aeri, gue minta keripik kentangnya ya." Kemudian mengambil sebungkus keripik kentang di meja.
"Ya ambil aja."
"Gue juga minta harta lu dong, ri."
"Berisik lu Javas!"
Aeri lempar bantal ke muka Javas. Namun sayangnya tidak kena karena Javas sudah melarikan diri.
Navarro yang sedari tadi diem hanya menggelengkan kepala. Kemudian ia berpamitan juga pada Aeri lalu pulang bersama Arjuna yang mau nebeng ternyata.
Suasana di ruang keluarga pun menjadi sepi.
.
.
.
.
.Royalattee
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMARADERIE
FanfictionMenceritakan sebuah persahabatan antara empat orang laki-laki dan satu orang perempuan. Ada yang mengatakan apabila persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu tidak ada. jadi, akankah berlaku untuk mereka berlima? ⚠ WARNING ⚠ - AU - Cerita r...