*'*
Telah terbentuknya sekolah SMA yang bernama Hight Science of Diligent ratusan tahun. Tidak ada yang mengetahui secara pasti apa yang selama ini terjadi selama sekolah terbentuk hingga sekarang. Bahkan, sang kepala sekolah tidak memiliki pengetahuan tentang sekolah Hight Science of Diligent yang dia pimpin.
Sekolah telah menjadi seperti sekolah lainnya. Sekolah menghasilkan lulusan siswa-siswi yang begitu pintar. Lulusan terbaik telah menjadi orang yang berguna bagi dunia. Lulusan lainnya berguna bagi beberapa bidang yang dapat memanfaatkan ilmu yang berasal dari HSD.
Beberapa anggota OSIS berserta sang ketua adalah salah sekelompok calon lulusan terbaik. Mereka kerap mendapatkan penghargaan atas keberhasilan mereka dalam bidang apa pun.
Mereka merupakan kelompok ternama yang paling dekat dengan guru. Tidak ada yang berani mengganggu mereka. Semua orang mengenali mereka. Orang yang bertemu dengan mereka, orang tersebut selalu menunduk. Bahkan, guru memperlakukan mereka secara khusus.
OSIS dari sekolah HSD selalu melaksanakan tugas OSIS yang diberikan dari guru. Sebagai gantinya, acara yang diusulkan oleh mereka harus diberikan persetujuan. Acara yang diusulkan selalu mengharumkan nama baik sekolah Hight Science of Diligent.
Akan tetapi, OSIS tidak mencampuri urusan tentang ujian. Mereka akan mengikuti ujian dengan sejujur-jujurnya. Setelah ujian di semester terakhir berakhir, mereka selalu mengusulkan acara untuk menghibur anak-anak yang lainnya.
Acara hiburan dilaksanakan pada malam hari. Mereka sebisa mungkin membuat nyaman anak-anak agar tidak merasa kepanasan. Area sekolah yang begitu berisik membangunkan sesuatu hal. Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi.
Hingga, acara berakhir dan OSIS kembali mempersiapkan acara wisuda untuk siswa-siswi calon lulus.
“Kamu ingin memeriahkan wisuda dengan tema apa, Sel?” tanya seorang guru pada ketua OSIS. Namanya Ibu Canthika Angusrani S.Pd.
Guru itu tengah sibuk dengan laptopnya sementara ketua OSIS sang tengah merapikan kertas-kertas.
“Saya ingin mempersiapkan tema putih,” jawab ketua OSIS yang bernama Marcel Alexandrian. “Tapi, saya belum mengusulkannya pada kepala sekolah.”
“Sebaiknya kamu segera mengusulkannya. Acara akan digelar dua minggu lagi, persiapan membutuhkan waktu lama,” kata Bu Chanthika.
“Setelah ini,” jawab Marcel. Ia bangkit dari duduknya dan meletakkan tumpukan kertas di atas kertas lain. “Apakah hanya ini saja?” Ia bertanya.
“Benar.” Bu Chanthika menjawab.
“Baiklah. Saya permisi terlebih dahulu. Jika memiliki tugas untuk saya lagi, Ibu jangan segan-segan memanggil saya.” Marcel meregangkan otot-otot punggungnya. “Sampai jumpa, Ibu Cantik,” pamit Marcel.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Maaf, Dunia Kita Berbeda."
Romance- Maaf, Dunia Kita Berbeda - Satu benda energi telah dicuri. Semuanya telah terjadi karena satu orang pelaku. Pelaku harus mendapatkan sesuatu yang dia inginkan secepatnya atau semua akan hancur. Ending yang sangat mudah ditebak membuat pelaku sema...