BAB 10. BERTENGKAR

662 52 13
                                    

“Hao,” panggil Xiao Zhan pada asistennya, saat ini hanya mereka berdua di ruang tunggu khusus.

Wanita itu menjawab, “Ya, kenapa? Kau butuh sesuatu?”

“Bukan, itu ... aku ingin bertanya padamu. Semalam, Pak Yibo ada menghubungimu tidak?”

Hao Lan berdecak sebal ketika mengingat pria itu kembali. “Tidak, lagi pula untuk apa juga dia menghubungiku?”

“Jadi dia tidak menghubungimu, ya? Lalu bagaimana bisa dia membawaku masuk ke dalam unit, bahkan sampai ke kamar?”

“Tunggu, apa? Membawamu ke kamar?!” teriak Hao Lan terkejut, perkataan Xiao Zhan barusan nyaris membuatnya mati berdiri. “Kenapa dia harus membawamu ke kamar? Semalam kau mabuk di mana?”

“Se-semalam aku minum di unitnya untuk perayaan tetangga baru. Dia baru saja tinggal di apartemen yang sama denganku,” jawab Xiao Zhan mencicit pelan.

Kedua mata Hao Lan terbelalak lebar. “Tinggal satu apartemen denganmu? Sudah kuduga, dia itu stalker! Menjauhlah darinya, Zhan. Dia itu bukan orang baik dan berhentilah terlalu baik pada orang asing.”

Mendengar tuduhan Hao Lan lagi tentang teman barunya, Xiao Zhan pun tidak bisa menahan kemarahannya lagi. Wang Yibo itu pria yang baik, hanya saja cara menatapnya memang dingin dan tajam. Akan tetapi, itu tidak bisa menjadi alasan bahwa dia bukan orang baik.

“Pak Yibo bukan stalker! Kita sudah membicarakan ini sebelumnya saat di Shenyang. Kau itu sebenarnya kenapa, sih? Apa kau cemburu padaku?!” tanya Xiao Zhan berseru.

Lidah Hao Lan kelu. Dia kehilangan kata-kata oleh tuduhan Xiao Zhan yang tidak masuk akal. Sungguh, untuk pertama kalinya Hao Lan kecewa kepada pemuda yang telah menjadi rekan kerjanya selama dua tahun ini.

“Zhan, aku khawatir padamu!”

“Khawatirmu itu berlebihan!” balas Xiao Zhan, tak memedulikan perasaan Hao Lan yang sudah terlanjur kecewa kepadanya.

“Terserahlah, aku tidak peduli lagi padamu!” seru Hao Lan, dia lalu pergi dari ruang tunggu, meninggalkan Xiao Zhan sendirian di sana.

•••

Linyi mendapat pesan dari Hao Lan, asisten manajer kekasihnya itu mengirim jadwal kerja Xiao Zhan untuk besok pagi. Dia pikir wanita itu salah kirim kepadanya, ternyata dia memang sengaja karena tidak ingin berbicara dengan Xiao Zhan.

Ini adalah pertama kalinya mereka bertengkar selama bekerja bersama. Biasanya semarah apa pun Hao Lan kepada kekasihnya, wanita itu hanya akan mengomel sepanjang hari. Tetapi kali ini, dia sama sekali tidak mau berbicara bahkan sepatah kata pun dengan Xiao Zhan.

Entah apa yang membuat mereka sampai bertengkar hebat seperti ini? Dia harap, semoga itu bukan karena suatu masalah besar.

Sekarang, yang harus dia lakukan adalah menghubungi Xiao Zhan untuk memberikan jadwal kerjanya.

“Zhan Ge, apa kamu sudah sampai di apartemen?” tanya Linyi ketika Xiao Zhan sudah menjawab panggilan teleponnya.

“Ya, aku sudah sampai. Apa anjing kecilku ini merindukanku?” Xiao Zhan balas bertanya, menggoda kekasih yang satu tahun lebih muda darinya.

“Tentu saja aku merindukanmu, Ge. Setiap hari, tidak, tapi setiap detik aku selalu merindukanmu.”

“Aku juga.”

“Ge, aku ingin bertanya padamu.”

“Eung? Tanya apa?”

Dari seberang sana, dia mendengar suara napas Linyi berderu dari speaker ponsel. Tampaknya, dia ingin membicarakan sesuatu yang serius.

Stockholm SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang