menjebak Arlan

913 121 32
                                    

"Apa semuanya sudah mengerti? Nay bisa pastikan bahwa itu rumah Arlan? Aku mempunyai foto istrinya dan Arlan juga. Kemarin Becky sempat meminta untuk berfoto."

"Kirim, aku akan pastikan malam ini selesai semuanya." Jawab Nayeon pasti.

"Heng dan Sana lakukan seperti rencana kita, aku yang akan menunggu Arlan ke tempat eksekusi. Dan ingat, aku ingin bermain main dengan Arlan sampai dia menjerit kesakitan."

Mereka semua mengangguk, Freen masuk ke dalam mobilnya dan pergi ke kantor seperti biasa, seperti tidak terjadi apa apa.

Ia datang dan melihat Arlan baru saja akan membuka ruangan.

'Hahaha, padahal aku tau kamu sudah sampai sedari tadi Arlan.'

"Pagi pak" Sapa Freen penuh senyum , senyum terakhir yang akan Arlan kenang.

"Eh, iya Freen selamat pagi."

Freen masuk ke dalam ruangan mengikuti Arlan, ia menyimpan tas dan mulai membaca ulang kertas kertas yang menumpuk disamping komputernya.

"Hanya ini yang harus saya kerjakan?"
Tanya Freen memastikan.

"Iya, itu saja terlebih dahulu."

Hening menyelimuti mereka. Freen fokus pada rencananya, tangannya sudah sangat gatal ingin menghabisi Arlan. Tapi, ia harus menahannya terlebih dahulu supaya tidak menimbulkan kecurigaan juga.

Waktu berjalan terasa sangat lama, Freen mencoba fokus dengan apa yang sedang ia kerjakan.

'Aku tidak tahan ingin menyayat tangannya!'

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekarang sudah sore menjelang malam, tepatnya pukul setengah 5. Freen sudah selesai mengerjakan tumpukan kertas didepannya, ia berdiri dari duduknya sebentar sambil memandang Arlan.

"Saya sudah selesai pak, apa ada laporan yang harus saya kerjakan lagi?"

Arlan menyandarkan punggungnya ke belakang, #pandangannya melihat komputer lama.

"Sepertinya hari ini cu-"

Dreeet ... Dreeet.... Dreeet.....

Omongan Arlan terpotong oleh getaran ponsel disampingnya, Freen mencoba untuk tidak fokus dengan percakapan Arlan. Dia bahkan keluar ruangan terlebih dahulu untuk menerima telpon tersebut.

Menggunakan kesempatan itu, Freen mengecek ponselnya, apa rencananya berjalan lancar. Sampai ia melihat pesan singkat dari Heng disertai fotonya.

'Aku sudah mendapatkan istri Arlan, ternyata. Mereka tidak mempunyai anak berusia 3 tahun'

Senyum kecil tercetak diwajah Freen, ia segera mengubahnya menjadi datar begitu melihat Arlan dengan sedikit panik memasuki ruangan.

"GAWAT FREEN! GAWAT" Teriaknya, Freen bangkit dari duduknya dan menghampiri Arlan.

"Kenapa, ada apa pak?" Freen panik juga melihat Arlan.

"Istri saya.... Sebentar."

"Halo"

Freen memperhatikan apa yang Arlan lakukan,

'Sepertinya ia memanggil 5 orang yang selalu bersamanya'

"Kamu boleh pulang Freen, saya ada urusan penting sekarang. Saya harus pergi."

Tanpa mengucapkan apa apa Freen hanya melihat punggung Arlan menjauh, ia mengemas barang barangnya lalu keluar ruangan.

'Akhirnya, malam ini aku bisa berpesta.'
.
.
.

Ditengah heningnya malam, seorang wanita meronta ronta meminta untuk dilepaskan, 3 orang didepannya hanya memandang datar.

Do you still love me? (21+) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang