4. Lotte World

53 18 107
                                    

Shierra dan Jimin datang ke rumah orang tua Shierra. Wanita itu menepati janjinya dengan mamanya untuk datang ke rumah.

"Kamu tunggu di sini," ucap Jimin lalu keluar dari mobil.

Shierra mengerutkan keningnya. Gadis itu melihat Jimin yang datang membukakan pintu mobil.

"Silahkan keluar ratuku," ucap Jimin, membuat Shierra tersenyum malu lalu keluar dari mobil.

Jimin menggenggam tangan Shierra, lalu keduanya pun masuk ke dalam rumah.

"Selamat datang anak mamah dan menantu mamah." Mamah Shierra menyambut dengan senyum hangatnya. "Seneng banget ih ngelihat kalian mesra gitu."

Jimin tersenyum. "Harus dong mah. Biar jadi pahala," ucapnya. Sedangkan Shierra hanya tersenyum menanggapi ucapan mamahnya.

"Aminnn," sahut Mamah Shierra, lalu wanita berumur sekitar 48 tahunan itu merangkul Jimin dan memintanya untuk duduk di kursi depan meja makan.

"Kalian pasti belum makan, kan? Jimin, kamu harus nyobain masakan mamah. Nih," ucap Mamah Shierra. Dengan perhatian mengambil nasi dan beberapa lauk untuk Jimin.

"Eh iya, mah. Aku bisa ambil sendiri kok," ucap Jimin merasa tidak enak.

"Nggak papa. Untuk hari ini, mamah yang ngurus kamu biar kaya anak kandung mamah sendiri," ucap mamah Shierra.

"Mamahku itu suka banget sama kamu, yang," bisik Shierra ke Jimin.

"Wah, beneran? Syukurlah kalo gitu," sahut Jimin senang.

"Hayo ... bisik-bisik kenapa?" tanya Ayah Shierra yang baru saja datang.

"Papah ini, jangan kepo sama urusan pasutri muda ih," lerai Mamah Shierra.

"Papah!" panggil Shierra, lalu ia langsung menghampiri Andra (nama ayah Shierra) dan memeluknya.

"Putriku satu-satunya pasti kangen sama papah, kan?" ucap Andra dengan senyum terukir di wajahnya.

"Giliran sama papahnya aja antusias banget. Sama mamahnya biasa aja," gerutu Aila--mamah Shierra.

"Hehehe, maaf mamah." Shierra menghampiri mamahnya dan memeluknya.

"Apa kabarnya, pah?" Jimin tersenyum dan menyapanya.

"Alhamdulillah, baik sekali menantuku." Andra tersenyum lalu menghampiri Jimin dan memeluknya juga. "Kau juga bagaimana kabarnya?"

"Aku baik juga, pah," sahut Jimin.

Andra melepaskan pelukannya masih dengan senyum terukir di wajahnya. "Baiklah, ayo sekarang kita makan sebelum makanannya dingin," ucapnya.

Shierra dan Jimin pun kembali duduk di depan meja makan. Kini ada empat orang di depan meja makan. "Kamu nggak gugup kan, sayang?" bisik Shierra.

"Sekarang udah nggak kok, sayang," sahut Jimin.

Mereka langsung dipersilahkan untuk makan. Di tengah heningnya suasana di meja makan, hanya ada suara piring, gelas serta garpu dan sendok yang terdengar akibat saling terbentur. Hingga, beberapa saat kemudian Andra bertanya iseng. "Gimana Jimin masakan mamah mertua? Nggak keasinan, kan?"

Aila yang di sampingnya langsung menepuk lengan kiri Andra dengan gemas.

"Enak banget, pah. Bahkan masakan bintang 5 bakalan kalah sama ini, sih," ucap Jimin, membuat Andra terkekeh.

"Terima kasih, menantu tampanku," ucap Aila. "Tolong abaikan ucapan orang ini, ya," ucapnya sembari melirik suaminya itu kesal.

Shierra tertawa. "Papah itu suka jahil banget, deh," ucapnya heran.

Apple Sweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang