FOLLOW DULU BARU BACA🤗
Bantu vote ya teman-teman🤩
REAGAN, anak tunggal dari pengusaha kaya raya pemilik SMA RAJAWALI
Dia memiliki aura dingin, selalu terlihat cuek seakan acuh pada apa yang terjadi di sekelilingnya, leader disebuah geng motor yang...
Cerita ini hanyalah fiktif belaka Semua yang tercantum baik visual maupun alur cerita adalah bagian dari imajinasi author
15+🔰
📜
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"
Terik matahari pagi itu cukup menyengat dibandingkan hari kemarin, awan kelabu seakan enggan menutupi daya tarik matahari yang merampas keteduhan. Kabut yang selalu membuat kedinginan pun turut sirna.
Pagi itu Vanesha tampak bersemangat tatkala Reagan sudah berada di sofa ruang tamu rumahnya, menyambut dirinya dengan seulas senyum simpul namun terkesan menenangkan baginya, seorang Reagan yang hanya bersikap manis pada dirinya, padahal diluar sana ia terkenal kejam terhadap siapa saja yang menjadi musuhnya, seorang yang cuek dan acuh terhadap kumpulan perempuan yang setiap hari meneriaki namanya guna untuk menyita perhatian dari seorang Reagan.
Beruntung dirinya menjadi seorang gadis yang selalu diperhatikan olehnya.
"Papa lo kemana nes?sepi amat rumah lo?"
"Biasa re, ke London urusan bisnis, lo kayak gak tau aja gue sekarang apa-apa sendiri, sejak mama gak ada gue gak pernah diperhatikan, masih untung gue ada lo" wajah yang tadinya terlihat ceria perlahan tampak masam, Reagan yang menyadari perubahan raut wajah Vanesha, segera mengalihkan pembicaraan
"Gue selalu ada buat lo nes, berhenti berfikir bahwa lo gak punya siapa-siapa, masih ada gue, masih ada anak Dreadnoks, masih ada sahabat-sahabat cewe lo, lo gak sendirian" hiburnya sambil menyeka lembut air mata Vanesha yang mulai turun membasahi pipinya.
"Thanks for everything Reagan, sorry I always bother you".
"It doesn't matter to me, do not cry anymore"
Senang, itu yang selalu dirasakan oleh Vanesha saat dirinya dekat dengan Reagan, jiwanya yang rapuh seakan didekap erat olehnya, tatapan tajam Reagan yang terlihat mendamaikan bagi Vanesha, apalagi seulas senyumnya.
"I like everything about you, Reagan" batin Vanesha bermonolog.
"Jadi berangkat gak nih?" tanya Reagan
"Jadi dong, yuk".
.:**:.☆*.:｡.✿
Pagi itu meskipun kulit terasa panas karena sengatan matahari,namun lain halnya dengan hati Vanesha yang terasa sejuk, berkendara diatas montor menembus jalanan Jakarta bersama Reagan adalah salah satu impian dari sekian banyak perempuan yang mengagumi Reagan, beruntungnya dia tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan perhatian itu.
