Dimeja makan, Devan mulai risih dengan sikap sang adik yang memanas manasi dia, Dimas memamerkan kemesraan dengan Clara didepan Devan dan kedua orang tua Dimas.
Clara hanya bisa mengikuti Dimas, didalam hatinya, ia sangat malu. Sedangkan Dimas sengaja membuat sang kakak panas dengan asiknya memamerkan kemesraan itu.
Devan mengambil piringnya, lalu pindah ke ruang tv. Karena dia sudah muak dengan kemesraan yang dipamerkan Dimas.
"Dimas.. kamu itu suka sekali membuat mas-mu panas" ucap Farrel sambil melahap makanan
"Adek tidak pamer.. adek hanya membantu Clara.. Mas saja yang menganggap adek pamer"
"Clara.. nanti mama antar kamu pulang iya?"
"Eh.. tidak! Harus Dimas yang antar Clara"
"Sayang.. sama aku saja iya?.."
Clara tersenyum lalu mengambil sendok dari tangan Dimas, Clara menyuapi Dimas.
"Jawab dulu...."
"Rumahku kan didepan.. aku bisa pulang sendiri.. dan lagi pula kalau di antar mama juga tidak apa apa, kamu fokus saja belajar.. karena besok kamu ada ulangan mingguankan? Jadi aku memilih sama mama" ungkap Clara sambil memberi menyuapi Dimas
Mendengar jawaban Clara, membuat Dimas kehilangan nafsu makannya. Dimas pergi dari ruang makan. Clara mencoba mencegah dengan cara meraih pergelangan tangan Dimas, akan tetapi Dimas menghindari raihan tangan itu.
Bona memberi isyarat jika Dimas ngambek, Clara sudah mengerti jika Dimas akan ngambek karena jawabannya.
"Clara.. selesaikan saja makan kamu.. tentang Dimas urus nanti dulu, anak itu memang begitu" ucap Farrel
Clara hanya menganggukan kepalanya. Sedangkan di dalam kamar, Dimas menangis sambil menutupi mukanya dengan bantal.
Clara yang baru selesai makan, ia baru saja menaiki 3 anak tangga untuk pergi kekamar Dimas, akan tetapi Devan menghentikkan Clara.
"Clara mending kamu pulang saja, biar Dimas kapok dan dia pasti akan datang kerumah kamu sambil nangis dan minta maaf" ucap Devan
"Tapi kak.. nanti kalau semakin jadi ngambeknya gimana?" Tanya Clara karena dia takut Dimas semakin ngambek
"Tenang Clara.. Dimas tidak akan berani ngambek sama kamu yang dikatakan Devan itu benar, cobalah.." ucap Farrel yang setuju dengan ide Devan
Dengan berat hati Clara setuju dengan ide Devan, Bona mengantarkan Clara sampai ke rumah, dan Bona tidak langsung pulang, ia memilih menunggu putra keduanya datang.
Sementara itu, Devan memberitahu Dimas jika Clara sudah pulang. Lalu Devan sembunyi dikamarnya sambil memberi celah dipintu untuk memantau Dimas.
Sedangkan Farrel menunggu Dimas turun dan dia akan ikut membuat Dimas semakin merasa bersalah dengan Clara atas sikapnya tadi.
Didalam kamar Dimas masih menangis dan tidak menggubris yang dikatakan Devan, sampai pada akhirnya dia mendapat wa dari Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clara dan kesabarannya
Ficção AdolescenteSeorang gadis berusaha mendapatkan kasih sayang dari ayahnya sendiri. Dia telah kehilangan kasih sayang itu sejak usia 10 tahun, sang ayah sangat membenci dirinya. Gadis itu sekarang telah berusia 18 tahun, dan gadis itu sudah memasuki era berakhirn...