17. Rindu Damian

2K 111 1
                                    


"Kamu nggak percaya aku rindu?"

"Aku percaya, Demi. Aku pun merindukanmu."

"Tapi tadi sepertinya kamu nggak percaya—"

"Bukan itu, aku merasa tersanjung kamu berucap rindu. Rasanya tiba-tiba, dan aku nggak menyangka—"

"Begitukah?"

"Lalu aku harus bilang apa?" tanya Nirmala dengan nada suara merengek manja.

Damian menggigit bibirnya, lagi-lagi suara rengek manja istrinya membangkitkan gairahnya. Dia lalu membayangkan istrinya datang kepadanya saat ini juga, melepas bajunya hingga polos telanj*ng lalu bercinta di atas sofa yang sedang dia duduki sekarang.

"Aku menginginkanmu—"

"Aku juga, Demi. Kamu sedang di mana?"

"Di kantor. Kamu pikir aku di mana? Masa tanya aku di mana."

"Aku gugup, Demi."

"Ah, Nirmala Cipatasari kesayangan Damian." Damian merenggangkan dasinya. "Kamu selalu sukses membuatku gerah."

Terdengar tawa manja dari Nirmala.

"Mala, kamu di kamarmu?"

"Iya, Demi. Aku baru masuk kamar."

Terdengar bunyi pintu kamar dikunci. Damian menarik napas dalam-dalam. Tangan yang memegang ponsel terlihat gelisah.

"Kamu mau lihat aku?" tanya Nirmala seolah tahu apa yang diinginkan suaminya.

"Ya. Ubah video, Sayang."

Tak lama kemudian, muncul wajah Nirmala di layar ponsel Damian. "Ah, kamu," decaknya dengan wajah berbinar.

Damian lalu meletakkan ponselnya di atas meja sofa dengan posisi bersandar di vas bunga, agar dirinya bebas bergerak sambil melihat wajah istrinya.

"Kenapa, di lengan kananmu?" tanya Damian yang melihat ada luka lebam di lengan kanan Nirmala.

"Aku nggak sengaja menjatuhkan panci kemarin, panci kosong. Rupanya lumayan berat dan tertimpa di lenganku."

"Oh, kasihannya istriku."

"Aku baik-baik saja, Demi."

"Ya."

Damian duduk mengangkang sambil merenggangkan sabuk pinggangnya, matanya terus tertuju ke Nirmala yang mulai membuka bajunya satu persatu.

"Oh, aku rindu kamu, Mala."

"Aku tahu. Aku hampir saja memuaskan diri semalam, saking rindunya aku kepadamu, dan akhirnya aku selalu basah. Ingin menghubungimu tapi khawatir kamu sibuk. Lalu tadi ... aku mendengar ucapan rindu, aku jadi menggebu-gebu. Aku yang menginginkan kamu sekarang, Demi."

Damian membasahi bibirnya dengan lidah, lalu meneguk ludahnya disertai hasrat yang juga memuncak. Dia tegang karena melihat Nirmala yang telanj*ng duduk mengangkang di atas tempat tidur. Tangan ramping Nirmala mulai menyentuh miliknya sendiri dan dia mendesah penuh kerinduan.

"Nirmala ... ah, yang aku rindu."

Damian merasa sangat sesak, anggota tubuh bawahnya berontak, dan akhirnya dia buka juga celananya dan menurunkannya.

"Damiaaan, Aih, lucunyaaa. Aku mauuu."

Damian membelai miliknya yang mengacung dan keras, memijatnya dengan pelan, dan dia pun melenguh nikmat ketika tubuhnya meregang.

"Damiaaan, aaah. Aku ingin lidahmuuu di siniii." Nirmala meraih guling dan menekannya ke miliknya sambil berdesah.

"Singkirkan guling itu, Mala. Aku ingin melihat milikku di sana."

Nirmala 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang