55 ✨

19.6K 541 21
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuu

اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ🕊️🌹

───◆──┈••✾•◆❀◆•✾••┈──◆───

{ Happy Reading }🕊️

Allah menunggumu. Tau nggak sih? Kenapa malah semakin berbuat maksiat? Dimana kamu yang dulu semangat hijrah? Dimana kamu yang dulu selalu menasehatiku? Dimana kamu yang dulu selalu memprioritaskan iman mu? Kemana?!
Kenapa sekarang malah sebaliknya, jujur diri ini rindu dengan kamu yang dulu bukan yang sekarang. Sekarang udah nggak penting ya bagi kamu?, lebih penting laki laki itu ya sampai kamu sendiri selalu mengelak kalau di beri tau? Haha sepertinya diri ini telah kalah dengan laki laki itu. Lebih tepatnya Allah sudah kalah dengan cintamu pada laki laki itu.

~ vii_a01

Jangan bosen dulu, konflik baru mulai. Okeyy😉

Di tengah tengah sibuk seperti ini, banyak sekali seseorang yang memberikan pesan untuk Gus Rahsya. Entah itu dari temannya ataukah dari ustadz/dzah di pesantren, atau orang orang yang selalu bertanya kepadanya untuk mengisi kajian disini lah disitu lah. Banyak sekali.

Namun suara notif terakhir di ponselnya membuat Gus Rahsya membukanya. Sebelumnya dia selalu mengabaikan pesan pesan yang masuk, namun kali ini ada hal yang membuatnya penasaran.

+62***********

>Assalamualaikum

Hai kak, ini nomernya kak Ray kan.
Maaf aku nge chat di jam kerja kak ray ya, oh ya aku dapat nomor kakak dari Mayra.

Entah mengapa saat melihat itu, ada sedikit rasa bahagia di hatinya. Meskipun hanya sedikit. Kalau dulu, setiap kali mendapatkan pesan dari orang tuanya Ara lewat orang tuanya, Gus Rahsya akan sangat senang. Namun rasa senangnya kini hanya tersisa secuil saja.

Gus Rahsya mengetikkan pesan balasan untuk Ara. Sedangkan sang empu di sebrang sana sudah menunggunya.

Ting.

Ara mengalihkan atensinya kala mendapatkan notifikasi yang sudah pasti itu dari Gus Rahsya.

Kak Ray 🌈

>Wa'alaikumsalam, na'am ini saya.
   Tidak masalah saya tidak sedang                  
   Begitu Sibuk

Ara tersenyum senang kemudian membalas pesannya Gus Rahsya.

Emm gimana kalau kita makan siang< bareng? Aku pengen banget makan siang berdua sama kak Ray

Di sebrang, Gus Rahsya yang melihat isi pesan itu langsung berfikir. Apakah dia harus menyetujui ajakan dari Ara, ataukah harus menolaknya.

"Apa saya harus menolaknya?, tapi kalau saya menolaknya kasian. Apalagi dulu...."

Gus mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat Ara mengajaknya makan di luar bersama Bundanya namun Gus Rahsya menolaknya dengan mentah mentah.

CINTA SEJATI SANG GUS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang