Semalam Naya tidak keluar dari kamarnya sama sekali. Mungkin Sam benar, apa yang dilakukan sudah melewati batas.
Naya menerima banyak sekali pesan teks dari teman kampusnya, tapi dia memilih untuk tidak menjawabnya. Dan dia justru meminta ijin kepada Ketua BEM untuk tidak mengikuti kegiatan malam itu saat Sam mengajaknya pulang.
Naya benar-benar merasa bersalah kepada Sam. Dia tahu sebenernya Sam gak akan mau tampil kalau bukan Naya yang meminta, tapi justru dia meninggalkan Sam saat dia tampil.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 10an dan Naya masih tidak beranjak dari tempat tidurnya. Pikirannya kacau.
*tok tok
suara ketukan pintu dari kamar kos milik naya membuat Naya dengan berat hati bangun dari kasurnya. Disana memperlihatkan seorang gadis yang berstatus kekasihnya dengan sebuah makanan di tangannya.
"boleh masuk?"
Naya tidak menjawab dia hanya melebarkan pintu kamar kos. Dan Sam masuk ke dalam ruangan itu, ia meletakkan piring berisi nasi goreng diatas meja dekat tempat tidur Naya. Lalu ia duduk di kasur Naya.
Disisi lain Naya menutup pintu dan menyusul Sam untuk duduk di kasurnya. Bedanya Naya naik ke atas kasur.
Suasana hening menyelimuti keduanya. Sam hanya duduk dengan menaikkan satu kakinya dan bermain hp, sedangkan Naya duduk sila melihat ke arah Sam dengan diam.
"maaf..." kini Naya menghancurkan keheningan itu.
Sam meletakkan handphone nya dan menoleh kearah Naya.
"ikut ke galeri mau? aku mau nganter lukisan"
"SERIUS?! BOLEH?"
"siap-siap, jam set11 berangkat jangan lupa sarapan" Sam beranjak berdiri dan Naya dengan sigap meraih handphone nya melihat jam saat ini.
"serius? cuma 23 menit waktuku siap-siap?"
Sam tidak memperdulikan protestan Naya. Ia pergi dari kamar Naya dan kembali ke ruangannya mengemas 2 buah lukisan kecil pesanan orang galeri yang lumayan sering membeli lukisan Sam. Lukisan terakhir yang dibeli yaitu lukisan dari rumah saat Sam pulang menjenguk sang ibu.
***
***
Sam dan Naya tiba di sebuah bangunan minimalis tapi cukup elegan. Mereka sedikit terlambat datang dari jam janjian Sam dengan sang pembeli. Ya karena naya selalu protes saat sam memilihkan baju yang simple. Dan belum lagi make-upnya skincare nya.Mereka berdua memasuki ruangan itu, dan seorang wanita berpakaian rapi menyambut mereka.
"selamat pagi kak, ada yang bisa dibantu?"
"saya ada janji buat lukisan ini" Jawab Sam sambil menurunkan lukisan yang berbalut kain putih itu.
"baik kak, mati saya antar" Ucap sang wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION (END)
Random"Kita abadi dalam sebuah karya" bahasanya rusuh, bocah bukan pendosa jauh-jauh 18+ lgbt . . . pada dasarnya cinta sejenis itu tidak akan berakhir bahagia jika kita berada di habitat yang tidak sebenarnya. tidak selalu tentang nafsu