Sepulang bekerja, Sasori menyempatkan pulang ke rumah nenek Chiyo yang begitu sepi. Neneknya pasti sangat kesepian tinggal hanya dengan para pekerja, dulu neneknya menawarkan Sakura dan dirinya tinggal di sini, tentu saja Sasori dan Sakura menolaknya dengan berbagai alasan.
"Nenek sayang." Panggil Sasori yang kemudian memeluk neneknya ketika melihatnya.
Dalam pelukan Sasori, nenek Chiyo memperhatikan sekitar, mencari keberadaan Sakura.
"Sakura tidak ikut?" tanya nenek Chiyo sedikit kecewa.
Sasori tahu betapa sayangnya sang nenek, nenek chiyo bahkan sudah mempersiapkan warisan untuk Sakura, apalagi jika Sakura benar-benar melahirkan anak untuknya, pasti Nenek Chiyo begitu mengistimewakannya.
Sasori melepaskan pelukannya sembari menuntun Nenek Chiyo untuk duduk ke arah sofa yang tidak jauh dari mereka.
"Sakura sedang istirahat di rumah nenek. Aku ke sini untuk menjenguk nenek, bagaimana kondisi nenek?"
"Kamu itu suka sekali pergi tanpa mengajak Sakura, dia istri mu, Sasori. Jangan terlalu mengabaikannya, apalagi Sakura sedang sangat butuh diperhatikan."
'Mau tidak mau, nenek harus segera menerima keputusan kami. Semoga nenek baik-baik saja setelah ini.' Sasori menyiapkan dirinya untuk memberitahu neneknya mengenai perpisahannya dengan Sakura, pasti sang nenek akan sangat sedih dan kecewa mendengarnya.
"Nenek ingin kami bahagia?"
"Tentu saja! Nenek ingin kalian bahagia, Nenek sangat bangga dan bahagia, Sakura satu-satunya yang layak menjadi istri mu."
Sasori sedikit meringis, memang Sakura hampir sempurna menjadi seseorang, tapi cinta tidak bisa dipaksakan. Mereka tidak saling mencintai, Sasori juga tidak ingin Sakura membohongi dirinya sendiri, Sasori tahu Sakura mencintai Sasuke. Bullshit jika Sakura benar-benar mengajaknya untuk saling menerima, Sasori tidak mau hidup dalam kebohongan.
"Nek, kami bersama, itu kebahagian kami atau kebahagiaan Nenek? Apa Nenek pernah berpikir ini kebahagian kami, ini yang kami inginkan?"
Hati Nenek Chiyo mencelos seketika. "Kamu belum mau menerima Sakura sampai sekarang?! Sakura yang terbaik untuk kamu, Sasori. Nenek benar-benar mengharapkan kalian menjadi pasangan yang bahagia."
"Nenek harus paham, tidak semua hal bisa dipaksakan. Aku dan Sakura tidak bisa mengubah hubungan kami, Nek. Kami sudah memilih untuk berpisah, aku harap nenek menerima keputusan kami." Ucap Sasori menegaskan.
Nenek chiyo menatap tajam pada Sasori. "Tidak bisa berpisah! Sakura juga sedang hamil anak mu, kau seharusnya berhati-hati dalam perkataan mu, Sasori!"
"Nenek ...," Sasori mengambil napas panjang. "Orang yang aku cintai tengah mengandung anak ku, dan yang ada dalam kandungan Sakura bukan anak ku, nek. Nenek paham sekarang? Nenek tidak bisa memaksa kami, Nenek!"
Sasori seketika panik, nenek Chiyo memegang dada sebelah kirinya, menandakan penyakit jantungnya tengah kumat.
《13》
Setelah mendengar kabar Nenek Chiyo dilarikan ke rumah sakit, Sakura segera bergegas menyusul pergi ke rumah sakit dengan Sasuke. Mereka menemukan Sasori yang tampak cemas menunggu kabar Nenek Chiyo.
"Sudah ada kabar?" tanya Sakura mendekati Sasori.
Sasori menatap sekilas sebelum menggelengkan kepalanya, ia kemudian menghela napas berat memikirkannya.
Sakura kemudian duduk di sebelah Sasori, sedangkan Sasuke berdiri di sampingnya sembari memperhatikan mereka berdua. Sasuke menaruh tangannya di pundak kanan Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tough Situation
Fanfic《21》 21+ Pernikahan terpaksa antara Haruno Sakura dengan Akasuna no Sasori tampak berjalan baik di hadapan semua orang. Terkecuali oleh Sasori dan kekasihnya, juga Sakura dengan sahabatnya. Akankah semua akan baik-baik saja ke depannya?