"Tapi kita tetep kabarin Jefran secara diem-diem, gua gamau keberadaan kita bikin ingatan Bulan ke ganggu"
Ucapan Gevario sontak membuat Aslan sedikit terbelalak dan Karvino sedikit tersentak mendengarnya, keduanya sempat terdiam mencerna ucapan Gevario sebelum Aslan membuka topik kembali.
"Apa gak terlalu berlebihan? Gua takut suatu saat dia mimpiin salah satu diantara kita nanti malah nyariin?"
"Gak bakal, mending kita yang ilang sementara waktu daripada ingatan dia yang tambah ilang"
Karvino baru mengangguk pelan merasa setuju dengan tanggapan Gevario meski hatinya terasa sakit teramat dalam.
Akhirnya Gevario, Aslan, dan Karvino tetap mengabari terkait kondisi Bulan ke Jefran di Korea sana meski dengan cara diam-diam tanpa sepengetahuan lainnya. Bahkan ketiganya berusaha semaksimal mungkin agar tidak bertemu langsung dengan Bulan untuk sementara waktu.
Dikota gingseng, Jefran yang kebetulan libur itu memutar video kondisi Bulan saat ini secara diam-diam yang direkam oleh Raidan yang dikirim ke Aslan dan langsung diteruskan ke Jefran sendiri.
Direkaman tersebut, Bulan yang duduk dikasurnya tengah tertawa riang diajak bercanda oleh Ezra yang sangat terlihat jelas menyembunyikan tangisnya dihadapan Bulan.
"Hahaha! Gila banget anjir! Aduh, tangan gue jadi kram kan"
"Eh kram?? Sakit banget gak?"
"Engga begitu kok, lanjutin! Gue penasaran!!"
"Yaudah gitu aja besoknya ngejalanin hari kayak biasa dengan muka watadosnya"
"Tolol ih! Hahahaha"
"Dek, obat siangnya udah diminum lagi belum?"
"Udah, tadi Ezra yang nyuapin"
"Bang, cincinnya bagus banget tapi gue gak inget siapa yang ngasih"
"Bulan"
"Maaf, tapi gue gatau kenapa ngerasa ini cincin penting banget"
"Bulan, udah gue bilang sebelumnya kan?"
"Sorry hehe tapi gue berharap malam ini dipertemuin sama pemilik yang ngasih cincin ini!"
Jefran tersenyum pahit mendengar ucapan terakhir Bulan dengan airmata yang terus berjatuhan membasahi pipinya, sejujurnya ia juga sudah sangat merindukan gadisnya itu dan ia berharap bisa mengunjungi Bulan melalui mimpi gadisnya dan melepaskan semua rasa rindunya meski terdengar mustahil.
Jefran yakin disana sudah malam dan disini baru saja matahari terbenam, Jefran naik ke kasur lalu melanjutkan kembali video sebelumnya hingga matanya terpejam.
⋆★ ✿ ★ ⋆
03.45 AM
Bulan menyentakkan badannya ketika ucapannya kemarin sore menjadi kenyataan, ia bermimpi bertemu dengan seseorang pemilik cincin ini namun sayang wajahnya sangat buram dan setiap Bulan berusaha mengingatnya kepalanya menjadi sangat sakit.
Ia menoleh ke sampingnya dimana Rion tertidur didekat jendela dengan tirai tertutup tapi jendela terbuka sedikit membuat tirai tebal itu mengembang kempis setiap terkena angin.
"Duh, kepala gue sakit"
Bulan bergumam seraya berusaha turun menghampiri Rion didepan sana, namun sangat disayangkan Bulan jauh dari kursi roda membuatnya semakin kesusahan untuk turun
*Ceklek
Ezra membuka pintu karena mengigau mencari ponselnya yang tertinggal disini namun kesadarannya terkumpul total melihat Bulan yang sedikit lagi turun dari kasur tanpa penyangga ataupun kursi roda.
Ezra terbelalak menyalakan lampu lalu berlari kearah Bulan untuk menahan tubuhnya agar berhenti turun dari kasur, nafas Ezra terdengar tersengal karena saking paniknya.
"Lo kenapa turun dari kasur?? Masih pagi buta ini" Tanya Ezra dengan nada paniknya
Mendengar keributan membuat Rion terbangun dan terkejut melihat Bulan yang sudah ditepi kasur sedangkan badannya posisi masih ditahan oleh Ezra
"Lo kenapa dek!?" Tanya Rion khawatir
"Gue mau bangunin lo bang, kepala gue sakit pas nginget lagi cowo dimimpi gue"
"Loh??"
"Cowo yang ngaku punya cincin ini"
Ezra dan Rion saling pandang terkejut mendengar penjelasan Bulan tentang mimpinya yang mereka sudah yakin bahwa Bulan memimpikan Jefran, lagi.
"Mukanya makin burem karena jaraknya deket terus dia ada bilang dia gak bakal pulang dulu sebelum gue sembuh, maksudnya apa??"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Intel Boy [END]
Romance[End] "Rahasiain apa yang lo lihat atau jadi pacar gue sekarang?" -Jefran Start : 4 Januari 2024 Finish : 19 Maret 2024