1

354 23 0
                                    

"I love you
but
I'm letting go"

•••

Author POV

"Cla, sarapan dulu!" Teriak mama dari dapur sembari mengelap peluh keringat di dahi. Beberapa detik berlalu tetapi Clair tidak menjawab, "Dek, sarapan!"

Sedangkan di lantai atas, Clair sedang fokus membenarkan posisi rambutnya yang sedikit mengembang, ia kesal mengapa rambutnya sangat sulit diatur. "Bentar, Ma!"

"Nah, sip," Clair menatap ke arah jam diatas kaca yang terpampang jelas.

'Shit, udah jam 06:45' batin Clair.

Ia berlari kebawah mengambil roti dengan tergesa-gesa. "Lho, lho, mau kemana buru-buru? Ini mama udah masak kangkung sama tempe kesukaan kamu, kok ngambilnya roti?"

"Udah telat, Ma, daripada nanti aku ngga makan dan maag-ku kambuh, lebih baik makan kan?" Belum sempat menjawab, Clair mencium pipi Mamanya, "Aku pamit duluan ya, udah telat banget. Bye Ma! I love you!"

Tangannya mengambil kunci motor yang berada di atas meja, "Sisain sayurnya yaa buat aku. Awas aja nggak disisain."

Mama Clair memilih menggelengkan kepalanya melihat anak perempuan satu-satunya. Memang Clair punya kakak dan adek, tetapi itu laki-laki. Jadi Clair seolah-olah menjadi 'princess' jadi-jadian di keluarganya.

•••

"Yaaa, Cla? Please banget ini mah, gue takut soalnya kalau sendiri." Niken memohon dengan wajah yang memelas

Clair menghela nafas sembari memasukan sesendok mie kuahnya, "Gue bukannya nggak mau, Niken. Cuman lo mau gue jadi nyamuk diantara kalian berdua?"

"Masalahnya, gue baru pertama kali ketemu dia secara langsung, selama ini, kan, cuman chat aja." Katanya, "gimana kalau mendadak ternyata dia om-om tua? Dih najis banget, atau dia pembunuh psikopat yang ngincer otak gue?"

Jari Clair melayang, menoyor kepala Niken, "Makanya jangan kebanyakan nonton film pembunuhan mulu, otak lo ngga bener nih. Lagian di kepala lo emang ada isinya? Gue baru tau"

Niken mencubit Clair langsung, "Sialan lo! Serius, ah. Nanti gue beliin kue cubit Kang Ucup langganan lo deh. Gimana?"

"Oke deal!"

"Emang, nih, anak kalau udah soal makanan nggak bakalan mikir dua kali lagi." Cibir Niken

Clair tersenyum dengan mulut yang penuh. "Gapapa dong, 4 sehat 5 se-"

"-Setan!"

"Sialan lo, Ken!"

Niken tertawa terbahak-bahak. Tak lama Clair menghabiskan mienya, bel sekolah kembali berbunyi, menandakan pelajaran akan kembali dimulai. Ia dan Niken, sahabat semejanya harus segera kembali ke kelas.

•••

Niken menggigit kukunya, kakinya tak bisa diam. "Duh, kemana ya dia, Cla? Katanya meeting bentar sama kliennya, tapi kok sampai 30 menit gini belum selesai juga."

Ending. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang