Chapter 12

207 33 8
                                    

Yuhuuu i'm come back......
Selamat membaca, emuach

"Berhenti merengut dan lakukan dengan benar"

Ucapan Shidou membuat (Name) melirik kesal kearahnya, namun ia tak menggubrisnya lebih jauh dan memilih fokus mengalirkan mana miliknya pada altar. Lingkaran sihir mulai terbentuk, namun karena kurang fokus karena masih kesal pada Shidou, aliran mana ditubuhnya mulai tak terkendali. Sama seperti saat pertama ia melakukannya, mananya hampir meledak jika saja Shidou tidak bergerak cepat dan menetralkan aliran mana milik gadis itu.

Hanya kecupan singkat, namun mampu membuat jantung (Name) berdebar kencang. Tak pernah ia berekspektasi, orang yang sekasar Shidou akan menciumnya dengan lembut di situasi mendesak seperti tadi. Keduanya bertatapan. Sekilas, (Name) bisa melihat rona merah muda di pipi pria itu sebelum ia memalingkan wajahnya dan kembali marah-marah.

"Sudah kubilang kan untuk berhenti merengut dan lakukan dengan benar. Emosimu membuatmu kehilangan konsentrasi dasar payah"

(Name) yang menyadari kesalahannya hanya menunduk dan mengucap "Maaf"

Shidou mengacak rambutnya, "Mau coba lagi?"

"Iya, akan kulakukan lagi. Kali ini dengan benar" ucap (Name) dengan senyum kecil. Ia lalu kembali merapalkan mantra, kali ini ia benar-benar berkonsentrasi mengalirkan mana miliknya. Lingkaran sihir telah terbentuk sempurna dan mulai menyerap mana (Name). Gunung-gunung berapi mulai tenang dan aliran lava yang ada langsung berubah dingin dan membeku, kembali menjadi tanah dan bebatuan. Hawa panas yang seolah membakar perlahan berubah, menghilang menjadi sejuk meski pepohonan belum tumbuh kembali. Hanya rumput-rumput pendek yang telah kembali tumbuh di sekitar mereka.

(Name) tersenyum lega. Hampir saja ia tumbang karena kelelahan dan mana dalam tubuhnya terkuras cukup banyak, untungnya Shidou menangkap tubuhnya.

Pria itu memalingkan wajahnya masih sambil mendekap tubuh mungil istrinya dalam pelukannya. "Terima kasih" gumamnya, namun (Name) masih dapat mendengarnya dengan jelas. Hal yang (Name) sadari, Shidou mungkin bukanlah orang seburuk yang ia kira awalnya.

Sayangnya, suasana baik mereka berdua harus terpotong dengan munculnya beberapa bayangan hitam di sekitar mereka, perlahan bayangan-bayangan itu membentuk menjadi berbagai macam sosok, dari iblis hingga demonic beast. (Name) tak tahu jumlah pastinya, namun ia perkirakan ada sekitar 50+ bayangan. Shidou menyembunyikan tubuh (Name) dibalik punggungnya. Dan meraih pedang di pinggangnya.

Ia mengayunkan pedang miliknya di sertai dengan menembakan beberapa bola api ke arah musuh-musuhnya. (Name) juga tidak berdiam diri, ia tak ingin terus ketakutan dan menjadi beban untuk Shidou, ia melancarakan beberapa serangan sihir dasar yang diajarkan oleh Isagi. Namun semua seakan sia-sia, mereka berdua kalah jumlah, ditambah lagi (Name) hanya memiliki sedikit mana tersisa.

Tepat saat mereka berdua mulai terpojok, muncul lingkaran sihir yang mereka berdua kenali sebagai sihir teleportasi milik Isagi. Dan benar saja, Isagi muncul dan tidak sendirian, ia bersama Aiku.

"Kami belum terlambat kan, Honey?" Aiku mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum penuh percaya diri pada (Name).

(Name) tersenyum lega, "Belum, terima kasih sudah datang" ucapnya.

"Istirahatlah" ucap Shidou sambil menepuk bahu (Name), sisanya serahkan pada kami.

Shidou maju kembali, kali ini bersama Aiku dan Isagi. Aiku membuat golem tanah dan menyerang para musuh dengan itu, ia juga mengayunkan pedangnya membelah para bayangan. Isagi merapalkan mantra dan menggunakan sihir cahaya untuk memusnahkan para bayangan di sekitarnya. Dan Shidou yang bertarung di dekat (Name) terus-terusan menembakan bola api pada setiap musuh. Namun, hal yang membuat (Name) terkejut adalah fakta bahwa Shidou bisa menggunakan sihir cahaya seperti ia dan Isagi. Meski Shidou menggunakan sihir cahaya miliknya untuk membuat kubah pelindung untuk melindungi (Name).

(Name) kira setiap orang hanya memiliki satu elemen. Karena begitulah Isagi memberitahunya. Sulit baginya mempercayai apa yang dilihatnya.

Tak butuh waktu lama, mereka bertiga berhasil memusnahkan para bayangan hingga tak tersisa. Shidou melepaskan kubah pelindung yang melingkupi (Name) dan menghampiri wanita itu dan langsung menggendongnya seperti pengantin. Membawanya menuruni gunung bahkan meninggalkan Aiku dan Isagi yang menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

Begitu tiba di kastil mereka semua berkumpul di satu kamar, kamar milik (Name). Termasuk Nagi yang menatap keempat orang yang masih diam dan saling tatap dengan tatapan heran.

"Ada apa dengan kalian?" tanyanya memecah keheningan.

Bukannya menjawab pertanyaan Nagi, Aiku menatap Shidou tajam, dengan tatapan curiga. "Bagaimana kau bisa memiliki elemen cahaya?"

Shidou kembali pada perangainya, tersenyum meremehkan. "Kenapa aku harus memberitahumu?"

Muncul aura mengerikan di sekitar Aiku yang seolah memberi tekanan pada semua orang di sekitarnya. (Name) berdehem singkat, namun nampaknya hal itu memiliki efek yang besar. Terbukti dengan Aiku yang kembali tenang dan Shidou yang menjadi serius.

Shidou menutup matanya sebentar dan menghela nafas, ekspresinya berubah menjadi serius. "Aku memilikinya karena aku juga merupakan anak dari saintess yang sebelumnya. Sama seperti Isagi"

Pengakuan Shidou membuat semua orang terkejut, sekaligus tak percaya.

"Mustahil" ucap Aiku, mengusap wajahnya kasar.

(Name) menatap Isagi, "Isagi..... Apa itu benar?"

Bukannya menjawab, Isagi terdiam, dia sendiri terlihat begitu shock. Sepertinya Isagi sendiri tidak tahu tentang hal ini.

"Dengan kata lain.... Shidou dan Isagi adalah saudara, benar?" tanya Nagi mencoba mencerna informasi sekaligus mengkonfirmasi kembali pada Shidou.

"Ya, saudara.... Saudara tiri tepatnya. Aku adalah anak haram Saintess dengan seorang pria biasa. Berbeda dengan Isagi yang terlahir sebagai anak dari para raja. Saintess, tidak mencintai para raja, namun tetap menikah dengan para raja karena desakan tradisi" jelas Shidou.

Isagi langsung pergi meninggalkan kamar (Name) masih dengan ekspresi yang sama.

"Isagi tidak tahu?" tanya (Name), tatapannya masih terpaku pada pintu yang baru saja ditutup oleh Isagi.

"Tentu saja tidak. Keberadaanku adalah suatu rahasia, aib dari ibu kami. Saintess yang sangat dihormati oleh orang-orang. Bahkan, aku harus menjebak raja api sebelumnya agar ia menjadikanku muridnya jadi aku bisa bertemu ibu dengan lebih leluasa" ucap Shidou.

to be continued~

Substitute Queen | Bluelock x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang