BERBEDA

96 22 17
                                    

HAI SEMUANYA👋👋👋

BAGI YANG BARU BACA JANGAN LUPA FOLLOW YA BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATE-AN TERBARU... 🤗🤗🤗
*
*
*
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA KARENA ITU SANGAT BERARTI BUAT AKU💜💜💜
*
*
*

HAPPY READING GUYSS 🎉🎉🎉
*
*
*

“Hai Ratu Mesha...”

Sapa Aydan, menampakkan senyumannya yang paling manis. Yang disapa malah tidak menggubrisnya dan berjalan menjauh dari sana. Bagaimana tidak, apa yang terjadi semalam di luar kendali Mesha. Mesha berusaha menutupi itu semua dan berusaha terlihat tidak terjadi apa-apa. Aydan tidak tinggal diam dan langsung turun dari sepedanya, mengejar Mesha yang berjalan dengan sangat cepat.

“Sha... tungguin dong, masa aku selalu ditinggalin terus sih....” ujar Aydan yang berada di belakang Mesha.

Lagi-lagi Mesha tidak mau menggubrisnya dan berjalan lebih cepat darinya. Untung saja, Mesha langsung mendapatkan bis. Ia langsung naik ke dalam bis. Keadaan bis sudah sesak dengan banyaknya penumpang pagi ini. Alhasil, Mesha harus berdiri di tengah-tengah penumpang lainnya.

Aydan yang baru naik bis terihat ngos-ngosan. Napasnya sudah tidak teratur lagi karena mengejar langkah yang tidak mau dikejar.
Aydan berdiri di samping Mesha sembari berpegangan pada gantungan yang disediakan oleh bis.

Mesha berdecak kesal, sumpah serapah sudah ia tumpahkan pada Aydan dalam hatinya. Dari semalam, Mesha tidak bisa tidur setelah kejadian yang paling mengerikan menurutnya.

Aydan yang sedari tadi melirik pada Mesha melihat adanya perbedaan di raut wajah Mesha yang terlihat pucat dan sedikit menghitam di bagian bawah matanya.

“Kamu sakit, Sha? Panas? Demam? Atau mikirin aku?” ucap Aydan dengan tersenyum jail, sedangkan

Mesha memilih mengalihkan pandangannya tanpa bersuara.

“Sha...”

“Sha...”

Usaha Aydan untuk membuat Mesha bicara hanya sia-sia. Ia tidak tahu mengapa gadis di sampingnya tidak mau bicara dengannya. Apa karena kejadian semalam? Tapi mengapa dia harus marah karena kesalahannya sendiri? Kenapa dia harus marah? Harusnya lebih baik melupakan, kan? tanya Aydan dalam hatinya.

“Sha, kamu marah? Aku minta maaf deh, kalau aku punya salah.”

“Memang kamu yang salah.”

Aydan mendengar Mesha menyahuti ucapannya barusan. Ia melihat Mesha.

“Apa salah aku, Sha? Coba jelaskan.” ujar Aydan serius.

“Kamu punya otak, kan? Pikir saja sendiri!”

“Justru itu masalahnya, Sha. Otak aku udah penuh sama wajah kamu, Sha.” jawab Aydan yang terus menggoda Mesha.

“Aku nggak mau bercanda, Dan!”

“Aku juga, Sha. Aku nggak mau bercanda. Tolong jelasin salah aku apa, biar langsung aku perbaiki.”

Mesha berdecak kesal. “Salah kamu itu banyak. Kamu kenal aku itu juga salah.”

“Itu termasuk kesalahan?”

“Bukan. Tapi kutukan.”

“Ya sudah, kalau begitu akan aku bantu melepaskan kutukan itu, ya?”

Mesha tertarik, “Dengan tidak mengganggu hidupku lagi?”

“Bukan. Tapi dengan menjadi pacarku.”

Bila HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang