Chapter 34 [ Anak Baik ]

165 30 11
                                    

Naeva menjajarkan senjata-senjata hasil looting nya. Mulai dari pedang, busur, dagger, hingga tombak, semuanya dipilih dengan cermat. Mana yang bagus, mana yang tidak, mana yang ketahanannya masih kuat dan mana yang sudah melemah. Hanya dalam sekali lihat saja Naeva bisa mengetahuinya. Maksudku, ayolah, sebagai pencipta dari Muse Weapon, Naeva harus punya mata yang tajam terhadap senjata.

 Maksudku, ayolah, sebagai pencipta dari Muse Weapon, Naeva harus punya mata yang tajam terhadap senjata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kebanyakan pedang..."

Di antara semua tumpukan itu, Naeva hanya bisa mendapat 2 tombak, 1 busur dan sepasang dagger. Sisanya pedang. Mungkin karena kebanyakan orang berpikir menggunakan pedang lebih mudah (dan lebih keren?). Atau... Mungkin juga karena orang yang gagal dalam ujian ini kebanyakan seorang swordman.

"Pedang anak jaman sekarang bentuknya aneh-aneh, ya..."
Naeva menghela napas kecil.
"Apa ini sedang trend?"

Untuk sekarang, mustahil baginya membawa semua senjata itu sekaligus karena dia tidak bisa mengakses inventory nya. Jadi Naeva hanya memilih 2 pedang saja.

 Jadi Naeva hanya memilih 2 pedang saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dua yang ini saja... Yang satu bahannya mythril, satu lagi... Besi... dicampur Orichalcum sedikit?"

"Orichalcum dan Adamantite memang langka, tidak heran senjata yang dibuat dari keseluruhan bahan itu sangat mahal dan sulit di dapat. Imitasi... atau campuran saja pasti sudah mahal. Anak yang diberi senjata semahal ini gagal dalam ujian?"

"Betapa bodohnya..."

Setelah memisahkan kedua pedang tersebut dari pedang lainnya, Naeva memasangnya ke pinggang. Ukurannya cukup pas dengan dirinya, walau sedikit berat dan membuat keseimbangan Naeva agak goyah. Tapi itu tidak akan terlalu mempengaruhi pergerakannya, jadi tidak perlu dipikirkan.

"Busur, hmm... Kurasa tidak perlu. Tidak ada gunanya busur tanpa anak panah."

"Berarti sisanya..."
Lirik

"Lirik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Unfettered Ice Princess [Vol 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang