Pt. 10 - Shadow Corporation

13.8K 1.1K 127
                                    

Bulan terlihat menggantung di atas langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bulan terlihat menggantung di atas langit. Malam ini, langit begitu cerah. Azalea terlihat menatap keluar jendela yang sudah terbuka. Dia sudah berniat pergi, wanita itu sudah bertekad kalau dia tidak ingin menjalani kehidupan sebagai Alesha yang menyedihkan.

Mata coklatnya itu terlihat mengawasi. Sedari tadi, matanya tak lepas menatap mobil Frederic yang akhirnya keluar dari parkiran.

"Ini saatnya lari," batin Azalea menggebu. Wanita itu kemudian keluar dari kamarnya setelah mengenakan jaket kulit coklatnya. Dengan rambut yang diikat asal. Azalea keluar dan mengagetkan semua pelayan yang dilewatinya.

Emeralda, wanita paruh baya yang bertanggung jawab menjaga rumah selagi Frederic pergi lantas menghampiri Nona rumahnya itu. "Nona, apa Anda membutuhkan sesuatu?" tanya wanita itu heran melihat kedatangan Azalea di lantai dasar.

"Tidak. Aku hanya ingin keluar sebentar. Aku ada janji," bohong Azalea.

"Baik Nona. Kalau begitu saya akan memberitahu sopir rumah."

"Tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri."

"Tapi, Nona. Selama pemulihan, Anda tidak diizinkan untuk pergi sendiri. Setidaknya bawalah sopir bersama Anda."

Dongkol. Saat ini, Azalea merasa percakapannya dengan Emeralda tak akan menemui titik terang. "Bibi aku hanya akan pergi sebentar. Apa kalian tak bisa meninggalkanku? Papa saja mengizinkan. Kenapa kalian tidak bisa?"

Emeralda terlihat terkejut. "Apa Tuan memberikan izin?" tanyanya, karena perintah yang diterimanya sejauh ini tidaklah begitu.

"Tentu saja. Lagi pula aku hanya perlu pergi sendiri untuk memulihkan ingatanku."

Emeralda terlihat goyah.

Beberapa detik kemudian, anggukan muncul. Azalea bersorak dalam hati. Namun belum juga dia melangkah keluar rumah. Seorang pelayan muda terlihat menyodorkan telepon rumah pada Emeralda. "Sebentar Nona. Saya akan menelepon Tuan terlebih dahulu."

Sialan. Wanita paruh baya ini tak sepolos yang dia kira.

"Baiklah! Baiklah! Aku belum izin pada Papa. Apa kalian puas?! Lagi pula kenapa aku perlu izin hanya untuk memberikan kejutan pada Ramario!?"

Azalea pantas dikutuk. Dia tahu itu. Dia bahkan ingin menampar mulutnya sendiri setelah sadar kalau kali ini dia menjadikan Ramario sebagai tameng. Sedikit yang dia ketahui soal lelaki itu, Ramario adalah pemilik kedua rumah ini. Secara tidak langsung, Ramario adalah orang kepercayaan Frederic bahkan mungkin lebih dari putrinya sendiri.

Bahkan semua orang di rumah ini tak ada yang tak mengenalnya. Eksistensi Ramario lebih dari sekedar mengerikan. Makanya mungkin secara tanpa sadar Azalea menyebutkan namanya.

"Nona ... " Emeralda, wanita paruh baya itu terlihat hilang kata. Sepertinya dia tahu kalau tadi Nona rumahnya membuat keributan kecil dengan calon tunangannya itu. Tapi sekarang, Azalea terlihat ingin memperbaikinya.

Dating With AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang