"Gaara? Kenapa?" Tanya Shikamaru.
"Entahlah. Tujuan nya menantang Gaara. Sanderanya adalah murid akademi Sunagakure." Balas Tsunade.
"Tunggu sebentar. Kau ingin kami menjalani misi hanya dengan sedikit informasi?" Sanggah Shikamaru.
"Mereka datang dengan informasi yang bahkan jauh lebih sedikit pada saat peristiwa pengejaran Sasuke. Bagaimanapun, Sunagakure adalah sekutu kita." Jelas Tsunade.
"Keadaan ini lebih merepotkan dari saat itu. Jangkauan kita akan melebar jika menyerang daripada mengejar mereka." Protes Shikamaru.
"Saat ini ada insiden juga di desa Takumi. Jadi semua Jounin dan Chunnin sedang pergi." Balas Tsunade.
Mirei yang sedari tadi terdiam dan hampir tertidur itupun seketika membuka kedua matanya kala mendengar sesuatu yang tidak asing "Desa.. Takumi..?"
Tsunade mengangguk "Ya. Desa para profesional yang mengembangkan senjata ninja. Alat ninja hebat yang mereka kembangkan juga memasok ke Lima Negara Besar. Tapi ada rumor aneh belakangan ini. Tentang mereka yang mengembangkan senjata pamungkas dan akan melawan Lima Negara Besar."
Mirei menghela nafas keras dan memijit pelipisnya. Tsunade menatap Mirei penuh arti sementara Shikamaru menaikan alisnya heran melihat tingkah Mirei.
Suara Tsunade mengalihkan perhatian mereka "Kalau begitu, silahkan kumpulan Genin terbaik dan segera berangkat dalam waktu 30 menit."
Shikamaru dan Mirei mengangguk lalu keluar dari ruangan.
...
Mirei yang datang pertama di gerbang pun bersandar pada tembok seraya menunggu teman-temannya. Mirei memejamkan mata sejenak seraya menikmati semilir angin.
Namun rasa kantuk yang hebat menyerangnya sehingga akhirnya Mirei pun tertidur dengan keadaan berdiri bersandar pada tembok. Sepertinya Mirei benar-benar sudah mewarisi kebiasaan aneh Yura.
Shikamaru datang tepat sesaat setelah Mirei tertidur. Ia mendengus melihat Mirei yang bahkan bisa tertidur dalam keadaan berdiri. Namun Shikamaru bersandar pelan disebelah Mirei dan tidak berniat membangunkan nya.
Tak beberapa lama kemudian datanglah Shino, Neji, Hinata dan Sakura.
"Are? Mirei kenapa?" Tanya Sakura.
Shikamaru hanya menaruh telunjuknya didepan bibir lalu menjelaskan strategi misi kali ini dengan hati-hati agar Mirei tidak terbangun.
Shino, Neji, Hinata dan Sakura mengangguk mengerti setelah Shikamaru selesai menjelaskan kemudian berlalu pergi.
Tak lama kemudian datanglah Ino, Kiba dan Lee.
"Shikamaru? Mirei?" Panggil Ino.
Lagi, Shikamaru hanya menaruh telunjuknya didepan bibir.
Saat Chouji sudah datang, Shikamaru menepuk pelan kepala Mirei.
Mirei pun terbangun dan menoleh pada Shikamaru "Ah, gomenne Shikamaru."
"Dasar bodoh. Kau baru saja selesai misi bukan? Mengapa memaksakan diri?" Ucap Shikamaru.
Mirei hanya mengerjapkan matanya lalu menguap "Tidak masalah. Ini juga misi penting. Kita harus menolong Temari, Kankurou dan Gaara."
Shikamaru menghela nafas "Merepotkan. Jika kau tertidur di jalan akan ku tinggal."
Mirei memberengut sebal namun kemudian tersenyum lebar seraya menaik turunkan kedua alisnya dan mendekatkan wajahnya pada Shikamaru "Mengapa aku harus ditinggal? Shikamaru bisa membuatku bergerak dengan jutsu mu itu kan? Ehehe~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reise
FantasyIa sudah mati. . . Atau setidaknya itu yang seharusnya terjadi. Namun ia terbangun dengan tubuh yang kembali menjadi seorang gadis berusia 10 tahun. Tidak hanya itu saja. Tubuhnya bahkan tidak beranjak dewasa walaupun bertahun-tahun berlalu. Dan ini...