14

2.6K 256 14
                                    

"Gue minta maaf soal yang waktu itu" ucap Alga saat ini dia berada di kamar adiknya.

"Aku lagi gak mau maafin siapa-siapa" balas Raksa sambil sibuk dengan ponselnya.

"Mau jalan-jalan keluar gak? hari ini temen gue mau balap, lo mau lihat gak?" tawar Alga mengusap rambut adiknya.

Raksa hanya diam, tidak menanggapi ucapan Alga. Sebenarnya dia ingin menerima tawaran dari Abang-nya, tapi dia tidak akan mudah memaafkan Alga. Biar bagaimana pun dirinya tidak sepenuhnya bersalah.

"Gue marah karena lo keterlaluan, coba kalau cuma makanan punya lo doang. Gak masalah gue bayar, yang jadi masalah punya temen lo juga gue yang harus bayar" ucap Alga.

"Aku gak pesen makanan di kantin, temen aku juga gak. Yang di bilang Ibu kantin waktu itu bohong" balas Raksa menatap Alga. "Abang gak percaya sama aku?"

"Kalau bukan lo terus siapa? yang biasa pesen makanan kan kamu"

"Tapi bukan aku yang pesen" kesal Raksa lalu menarik selimutnya untuk menutupi seluruh tubuhnya.

Alga membuka selimut adiknya lalu menarik tangan adiknya, memintanya untuk duduk. "Oke, bukan lo yang pesen makanan gue percaya. Tapi kenapa Ibu kantin bilang lo yang pesen, atau jangan-jangan kedua temen lo yang pesen?"

"Abang tuh jangan asal nuduh, temen aku tuh anak orang kaya. Setiap hari aja uang jajannya seratus ribu, kita aja kalah"

"Ya kalau bukan lo yang pesen berati orang terdekat lo, emangnya siapa lagi yang tau kebiasaan lo kalu bukan temen-temen lo itu?"

"Ada yang lain, selain temen aku. Temen Abang kan juga tau, kenapa Abang gak nuduh mereka juga" balas Raksa kembali membaringkan tubuhnya.

"Temen gue gak mungkin, gue sama mereka satu kelas. Kalau pergi juga selalu bareng"

"Mana ada siang tadi bolos sekolah gak bareng, aku lihat Abang pergi sama Kak Zeea"

"Soal itu kita bahas lagi nanti, yang tadi pagi gue nanya lo belum jawab. Papa bilang lo sakit, sakit kenapa?" tanya Alga membalikkan tubuh adiknya agar menghadap pada dirinya.

"Hmm, waktu itu Papa telat jemput jadi aku ikut main basket sama Dio terus sorenya main tenis sama Azka-"

"Terus lo gak bilang sama Papa kalau di sekolah lo main basket, iya kan?" sela Alga menatap tajam adiknya.

"Papa gak nanya" balas Raksa.

"Lo bisa kan, kalau di  bilangin tuh nurut jangan jawab terus. Lama-lama gue kasih cabai juga mulut lo"

"Ya Abang nanya-nanya dari tadi, di jawab salah gak di jawab juga salah. Udah sana Abang keluar aku mau tidur" balas Raksa memeluk bantal gulingnya.

"Gue belum selesai nanya, tadi lo bilang pergi ke rumah Kakek. Kakek siapa?"

"Gak tau namanya tapi dia baik, aku di ajak makan terus di beliin makanan. Udah gitu aku juga boleh beli apa aja yang aku mau, makanya aku tadi jajan banyak" antusias Raksa menceritakan tadi bertemu dengan orang yang mengaku sebagai Kakeknya.

.................

Pagi-pagi sekali Dena sudah berkunjung ke rumah Alga, dia tidak sendirian ada Toni yang ikut bersamanya.

"Pagi Om, Tante. Kita ke sini ada perlu sama   Om Saga sama Tante Shakira" ucap Dena tersenyum canggung pada Saga.

"Pagi-pagi gini ada perlu apa?" tanya Shakira.

"Anu, itu Tante kita-"

"Ada apa rame-rame? kok gak ngajak aku" suara Raksa memotong ucapan Dena. Raksa berjalan menghampiri Saga lalu duduk di sebelahnya.

"Papa ada apa? kok temen Abang ada di sini?" tanya Raksa menatap kedua sahabat Abang-nya bergantian.

"Abang mana?" tanya Raksa melihat ke sekelilingnya mencari keberadaan Alga.

"Sebenarnya ada apa? coba kalian jelaskan dengan jelas" ucap Saga menatap Dena dan Toni.

"Semalam kita pergi ke rumah Zeea yang kebakaran terus Alga-"

"Alga kenapa?" khawatir Shakira.

"Tenang dulu Tante, Alga gak pa-pa cuma pingsan karena nolongin Zeea tapi Tante tenang aja dia cuma luka sedikit" jelas Toni.

"Kita ke sini mau nganterin mobil Alga sama ngabarin kalian" imbuh Dena.

"Di rumah sakit mana Alga sekarang?" tanya Saga bangkit dari duduknya, begitu juga Shakira dan Raksa.

"Biar kita yang antar ke sana Om" ucap Dena lalu berjalan keluar begitu juga Saga dan keluarganya, mereka pergi dengan dua mobil. Mobil Dena yang berjalan lebih dulu sementara mobil Saga mengikutinya dari belakang.

Semalam setelah menemani adiknya di kamar, Alga pergi dari rumah tanpa meminta izin pada kedua orang tuanya. Rencananya dia hanya ingin nongkrong dengan teman-temannya, namun di tengah perjalanan dia mendapatkan telpon dari Zeea, yang meminta pertolongan dari dirinya karena rumahnya kebakaran.

Alga langsung meminta bantuan Toni dan Dena, saat sampai di rumah Zeea. Api sudah membesar dan hampir separuh bagian rumah itu habis di lalap si jago merah.

Tanpa pikir panjang Alga masuk ke dalam rumah Zeea dan menolong Zeea yang terjebak di dalam rumahnya, namun karena api yang semakin membesar dia pun cukup kesulitan untuk menemukan keberadaan Zeea, alhasil dia pun pingsan sebelum berhasil menemukan Zeea, berhutang pemadam kebakaran cepat datang ke lokasi untuk menyelamatkan mereka berdua.

"Papa, Abang baik-baik aja kan?" tanya Raksa menatap Saga dengan mata berkaca-kaca, saat ini mereka sudah sampai di rumah sakit dan mereka berada di ruang rawat Alga.

"Abang baik-baik aja, lihat Abang juga udah bangun" jawab Saga mengusap rambut anak bungsunya.

"Mulai sekarang Abang gak boleh pergi keluar lagi, gak boleh pergi sendiri juga" ucap Raksa memeluk Saga dengan erat.

"Gue yang lagi sakit kenapa lo malah meluk Papa?" kesal Alga melempar kulit jeruk ke arah adiknya.

Sejak tadi adiknya bukannya menanyakan tentang keadaannya tapi malah terus menempel pada Papa-nya, dia berharap adiknya bersikap manis pada dirinya bukan malah menyebalkan seperti ini.

"Adek gak mau peluk Abang sebentar?" tanya Shakira yang duduk di samping ranjang Alga.

"Gak, aku gak mau. Aku mau sama Papa aja" balas Raksa tanpa melepas pelukannya pada Saga.

"Mungkin adek takut, tidak aja adek khawatir banget pas tau kamu masuk rumah sakit" ucap Shakira mengusap rambut Alga dengan lembut.

"Aku gak takut Ma, tapi mau balas dendam sama Abang. Aku sakit aja Abang gak mau peluk aku, jadi sekarang gantian" sahut Raksa.

"Jir bales dendam" ucap Dena sambil menahan tawanya.

"Bodoh amat, yang penting dia gak jadi pergi" ucap Alga menatap Dena.

"Berati lo nolongin Zeea ada maksud lain" bisik Toni pada Alga.

"Buat dia yang penting adeknya gak jadi pergi" sahut Dena.

"Lain kali kalau mau pergi ke mana-mana tuh izin dulu, Mama gak suka kalau kamu gini, pergi seenaknya sendiri" ucap Shakira.

Jika ia tahu semalam anaknya pergi, mungkin dirinya akan melarangnya. Saga juga tidak mungkin mengizinkannya pergi sendiri, pastinya Saga akan meminta seseorang untuk mengikutinya diam-diam.

ALGA WIJAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang