"Haikal minggir anjir jangan ngehalangin!"
"Bentar sat! Gue lagi nyari duit cebu gue yang koin tadi jatuh!
"WOYLAH!"
"Awas dong kal. Ini gue mau nonton susah."
"Iya iya kanjeng ratu, bentar napa. Pada gak sabaran."
"LO YANG RESE ANJIR!"
"Duit cuma seribu aja masih dicariin. Biarin lah."
"Heh asal lo tau ya, Yang Mulia Navarro. Duit itu maupun berapa nominalnya tetep berharga cuy."
Seperti biasa sehabis pulang sekolah pas waktu sorenya. Mereka nih biasa kumpul-kumpul di rumah siapa aja. Dan sekarang mereka lagi nonton film baru. Sebenarnya ini ajakan dari Arjuna kalau dia punya film terbaru dan sekalian ngerjain tugas bareng-bareng.
Tapi ngerjain tugas bareng-bareng tuh sebenarnya kedok aja. Kebanyakan dari mereka malah ngobrol, ngegibah, ngemil, ngopi dan nonton.
Mereka berlima saat ini sedang berada di rumah Arjuna, lebih tepatnya di kamar Arjuna yang terletak di lantai dua.
Ciki-ciki serta minuman soda bertebaran di lantai kamar itu. Mereka fokus ke arah layar televisi yang emang ada di kamarnya Arjuna.
Dengan Aeri yang duduk di kasurnya Arjuna sambil memeluk guling. Lalu disebelahnya ada Javas yang lagi tengkurap, tatapannya fokus ke arah layar televisi. Sedangkan Arjuna, Navarro dan Haikal duduk selonjoran dilantai. Arjuna dengan tangan yang bersilang didepan dada, Navarro dengan bukunya yang masih ada di tangannya, lalu Haikal yang memeluk toples kue kering yang tadi sebelumnya dikasih oleh Bunda nya Arjuna dan mulutnya yang tidak berhenti mengunyah.
Tiba-tiba aja layar di depan televisi gelap. Lalu tak lama kemudian nampak wajah menyeramkan di layar itu.
"SETAN!"
"ANJIR! SIALAN!"
"AAAAA!!!"
"Buset dah tuh setan. Kalau muncul harusnya bilang dulu kenapa. Mengcapek diri ini." Ujar Haikal sambil mengusap dada nya gara-gara di televisi menampilkan sosok yang disebut setan itu.
"Mana bisa kek gitu anjir. Dasar penakut lo pada." Arjuna terkekeh melihat berbagai respon dari temannya.
Aeri memukulkan gulingnya pada Arjuna. "Gue kagak penakut ya. Gue cuma kaget doang."
"Hm yeyeye."
Aeri mendelik kearah Arjuna, kemudian menarik rambutnya Arjuna dengan keras. Lalu melepasnya.
"SAKIT WOY!"
"Mampus."
Javas dan Haikal tertawa melihat Arjuna tersiksa. "Bangsat lo pada."
"Lo juga bangsat." Ujar Navarro sambil menyeringai kearah Arjuna.
"Kita semua bangsat~"
Ada sebuah perumahan di kawasan Jakarta jaraknya tidak jauh dari Perumahan Kelapa Gading.
Kompleks Perumahan Kwangya.
Semua orang yang tinggal di sana rata-rata keluarga yang bercukupan dan juga beberapa ada yang lebih bercukupan juga.
Perumahan tersebut beraksitektur modern dengan suasana yang cukup asri dan adem. Serta dilengkapi beberapa fasilitas seperti tempat beribadah, taman, toilet umum dan sebagainya.
Nah, sekarang kita akan fokus ke salah satu tempat di perumahan, yang dimana adalah salah satu blok di perumahan tersebut. Blok D.
Disana terdapat lima rumah yang berdekatan. Disebelah kanan dari gang masuk terdapat dua rumah yaitu rumah Navarro dan rumah Arjuna. Lalu disebrangnya, ada tiga rumah yaitu rumah Haikal, rumah Aeri, dan rumah Javas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAMARADERIE
FanficMenceritakan sebuah persahabatan antara empat orang laki-laki dan satu orang perempuan. Ada yang mengatakan apabila persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu tidak ada. jadi, akankah berlaku untuk mereka berlima? ⚠ WARNING ⚠ - AU - Cerita r...