Chapter 63 : Birthday

10 1 1
                                    

Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!

Dan kalau ada typo jangan lupa tandai juga biar bisa segera di perbaiki

Happy reading guys!!

****

Alan mempercepat langkahnya kearah ruangan Felicia dalam hati berharap istrinya itu sudah tidak marah lagi dan ikhlas gak ikhlas Alan akan membujuk dengan kesalon atau make up baru.

Alan membuka pintu ruangan Felicia, raut wajah khawatir terlihat dari mukanya saat melihat Felicia berguling di sofa sambil menangis.

"Yang, kok nangis kenapa? Hm? Siapa yang bikin kamu nangis?" tanya Alan dengan secepat kilat mendekati istrinya itu.

"Mas...hiks Mas perut Cia sakit," adu Felicia terisak sambil memeluk Alan dan duduk dipangkuan suaminya itu.

"Sakit kenapa hm? Sekarang tanggal berapa? Oh, siklus kamu datang bulan nggak sih sekarang?"

"He'em, Mas sakit."

"Mau dipakaiin minyak telon? Pembalutnya adakan? Udah dipakai?" tanya Alan diangguki oleh Felicia.

"Yaudah dimana minyak telonnya?"

"Lemari."

"Mas ambil dulu ya?"

Felicia memeluk Alan makin erat sambil mengeleng tak setuju membuat Alan menghela napas pelan lalu mencium kepala Felicia. Bagi Alan ini keberuntungan, dia nggak perlu bujuk Felicia karena istrinya itu tanpa diminta pasti akan lebih nempel padanya ya selama datang bulan.

Alan memutuskan mengendong Felicia lalu pergi mengambil minyak tersebut kemudian kembali duduk menggulingkan Felicia di sofa dan mengoleskan minyak tersebut ke perut istrinya.

"Kita pulang aja ya sekalian bawa Ay. Kamu kenapa nggak bilang sih Ay berhenti sekolah? Kak Dylan sampai stres tuh."

"Ya anak Mas tuh, kemarin kan mau dimasukin ke tk dianya kekeh mau di akademi. Sekarang dia berhenti tiba-tiba. Kan kemarin kita sepakat, kalau Ay bikin ulah Mas yang nanggung."

Alan menghela napas pelan iya sih begitu dan Khayri memang mirip dengan Felicia, dia nipu Dylan dengan permainannya terus buat Dylan gak bisa berbuat apa-apa. Alan kemudian duduk di sofa tersebut dengan Felicia yang langsung memeluk dan duduk dipangkuannya.

"Bentar lagi aja pulangnya, perut Cia masih nyeri kalau jalan. Kepala Cia elusin," ujar Felicia dengan manja membuat Alan tersenyum dan menuruti kemauan istrinya itu.

"Mas, Cia...Cia cinta sama Mas," bisik Felicia memeluk Alan makin erat.

"Hm? Mas juga Cinta sama kamu," balas Alan mencium kepala Felicia dan terus mengelus kepala istrinya itu.

Felicia ingin menangis, perasaannya jadi campur aduk, dia takut Alan akan tau apa yang dipikirkannya saat ini. Dia benar-benar mengutuk Rajendra bagaimanapun hal ini dimulai dari masa pria itu.

Felicia kemudian memegangi wajah Alan mengelus kedua pipi pria itu dan menatap lekat wajah tampan tersebut membuat Alan heran apalagi melihat mata istrinya itu berkaca-kaca ingin menangis. Apa perut Felicia sesakit itu?

"I love you, Always remember me, don't leave me, you're the only man I love. Forever I love you," bisik Felicia kemudian mencium bibir Alan.

Alan tersentak sejenak dia terdiam melihat airmata Felicia yang menetes. Dia kemudian memeluk erat wanita itu balas mencium Felicia, dia sedikit heran dengan ucapan Felicia. Kenapa tiba-tiba istrinya mengatakan itu? Tidak seperti biasanya. Ya biasanyakan dia yang begitu untuk menggoda Felicia.

I Am Felicia (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang