6

1.9K 72 0
                                    









Hampir jam makan siang tapi Ryota masih betah terlelap bahkan posisi tidurnya sama sekali tidak berubah sejak pagi.

" Kau tidur atau mati Ryo! "lirih Hiro sambil berjalan menghampirinya karena Ryota begitu nyenyak terlelap di sofa.

" Ternyata kau juga mudah tidur ya. "Hiro memperhatikan wajah lelap Ryota setelah berdiri di sampingnya lalu berjongkok hingga ia bisa melihat dengan jelas setiap inci kulit putih Ryota yang glowing dan sangat bersih terlihat begitu lembut.

Tangan Hiro begitu alami terulur dengan sendirinya menyentuh pipi chubby Ryota dan mengusapnya perlahan-lahan. "Gila! Kau benar-benar manusia kan? " gumam Hiro begitu pelan khawatir Ryota terbangun karena tangannya masih betah berlama-lama mengusap pipi putih merona Ryota.

"Lembut, " kagum Hiro, senyum di bibirnya terbit karena pipi Ryota begitu lembut dan mulus. "Apa kau memakai skincare mahal? Kenapa kulitmu begitu lembut seperti ini. " Tangan Hiro semakin berani mengusap dan sedikit mencubit pelan karena pipi chubby Ryota begitu menggemaskan.

"Eeehh...,"lenguh Ryota menggeliat tidak nyaman.

Hiro dengan cepat menarik tangannya. "Tuhan! " terkejut Hiro karena Ryota setelah menggeliat kembali tertidur nyaman seperti semula. Hiro yang masih dilanda penasaran kembali mengusap pipi Ryota pelan lalu beralih mengusap pipi sebelahnya karena terlihat sama-sama lembut.

"Pipimu seperti mochi, Ryo! " Hiro tersenyum karena pipi Ryota terasa begitu lembut dan wajahnya terlihat sangat manis.

Ryota perlahan membuka matanya karena terganggu dengan usapan dan ucapan Hiro meski terdengar begitu pelan tapi ia bisa mendengar dengan baik.

"Tuan! " pekik Ryota terkejut begitu juga dengan Hiro, tangannya yang berada di pipi Ryota seketika tertarik.

"K_kau sudah bangun! "kikuk Hiro, ia tidak menyangka ternyata Ryota terbangun entah dari kapan ia terjaga.

"Tuan sedang apa? " Ryota bangkit dengan malas karena matanya masih terasa berat dan mengantuk.

Hiro gelagapan, tidak mungkin ia mengakui jika baru saja mengusap pipi Ryota dan mengamatinya. "Ak_aku... Aku! Tidak ada, aku hanya ingin membangunkan mu karena ini sudah jam makan siang," kelit Hiro seraya bangkit.

Ryota menatap Hiro singkat karena ia mengingat baik dan bisa merasakan jika Hiro memang menyentuh pipinya sebelum ia benar-benar terjaga.

"Tunggu sebentar aku memesan makanan dulu untuk makan siang kita. " Hiro berjalan ke meja kerjanya lalu memesan makanan, ia melakukan semua itu untuk mengalihkan rasa gugupnya atas kejadian tadi.

"Tuhan, semoga dia tidak menyadarinya," batin Hiro begitu berdebar-debar karena setiap ia mengingat lembut dan manisnya wajah Ryota dari dekat rasanya ia ingin kembali melakukan hal yang sama.

"Uummm... Saya bisa ke kantin tuan, " ujar Ryota menawarkan.

"Tidak perlu, mereka akan mengantarkannya kemari, diam dan tunggulah! "

Ryota diam bersandar sambil menatap wajah Hiro yang sedikit memerah. "Tuan sakit? " tanya Ryota.

Hiro tersentak hebat karena ia pikir Ryota tidak memperhatikan perubahan wajahnya. "T_tidak! Memangnya kenapa? " Hiro berusaha bersikap dan berkata biasa biasa saja, padahal di dalam sana jantungnya begitu hebat berdetak, hatinya berdenyut denyut tidak karuan.

"Ooh... Tidak ada tuan, pipi anda hanya sedikit memerah. Saya pikir anda sakit. "

Hiro meneguk ludah dengan berat sambil tangannya mengusap pipinya yang memang terasa sedikit memanas. "Tidak! Ini efek hawa panas di ruangan ini. " Kelit Hiro beralasan.

Big boss (End Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang