Tarawih pertama

469 31 0
                                    

Selamat membaca!
Jangan lupa baca niat puasa!

Selamat membaca!Jangan lupa baca niat puasa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💠

💠

💠

💠



Cuaca siang hari ini cukup panas. Namun hal itu tak menyurutkan semangat anak-anak komplek yang sedang bermain di lapangan. Diantara sekumpulan anak itu, ada dua bocah dengan warna rambut paling mencolok dan berbeda. Siapa lagi kalau bukan si kembar Je-Ju.

Mereka ikut bergabung dengan sekelompok anak yang tengah bermain setelah berhasil kabur dari sang kakak kedua. Rezfan sebelumnya menyuruh mereka untuk tidur siang, tapi si kembar Je-Ju justru kabur ketika Rezfan terlelap di kamar mereka.

"Kak Jena, besok kamu mau puasa full atau setengah hari?" Tanya seorang bocah lelaki di samping Jena.

"Eum, Jena mau nyoba puasa full. Kata Bang Zil kalau bisa full mau di kasih hadiah," jawab Jena dengan semangat. Jena tak ikut bermain bola, ia hanya duduk di pinggir lapangan sembari menonton Juna yang bermain, dengan di temani seorang bocah yang di kenalnya beberapa hari terakhir.

"Wah, asiknya. Gindra juga mau minta sama ayah ah nanti," sahut Gindra dengan tatapan berbinar.

Jena dan Gindra kembali menonton anak-anak yang sedang bermain bola. Tak lama kemudian, seorang gadis berjalan menghampiri mereka.

"Gindra, pulang yuk. Ayah kamu nyariin," ucap gadis itu sambil tersenyum.

"Oke tante Winda. Kak Jena, Gindra pulang dulu, ya. Nanti malam kita ketemu di masjid," kata Gindra sambil berdiri. Dikibaskannya celana bagian belakang yang terkena debu.

"Oke, nanti Jena tunggu di masjid," sahut Jena.

Gindra berlalu sambil menggandeng tangan tantenya. Jena yang ditinggalkan kini merasa bosan. Ia menatap malas ke arah lapangan dimana adik kembarnya masih asik bermain. Jena menguap kala rasa ngantuk mulai menyerangnya. Juna yang melihat gerak gerik kembarannya langsung menghampiri.

"Jena ngantuk?" Tanya Juna. Wajahnya cemong terkena debu dan jangan lupakan surai pinknya yang acak-acakan. Baju dan tubuhnya juga kotor terkena debu.

"Iya, Juna. Pulang aja, yuk," ajak Jena sambil menggosok matanya. Juna mengangguk. Ia berpamitan pada teman-temannya kemudian berlalu pulang.

Di tengah jalan, mereka bertemu  Jazil yang baru saja pulang berbelanja. Jazil menaiki motor aerox milik Huda dengan satu kresek belanjaan dibagian depan. 

Ramadhan with Je-JuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang