ALVINA 18

15 2 0
                                    


Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah memberikan vote dan komen.

Happy reading

"Iya. Tapi ada syaratnya," kata Kenji yang memberikan syarat kepada Kayden kalau ia menerima Kayden berkerja kembali.

"Apa itu Tuan?" tanya Kayden penasaran.

Sebelum menjawab, Kenji duduk di tempatnya dan melipat tangannya di atas meja sambil menatap ke arah Kayden yang sudah penasaran.

"Kalau lo udah tobat dan tidak akan bikin gue kecewa lagi," jelas Kenji memberikan persyaratan kepada Kayden.

"Oke, saya mau tobat Tuan," kata Kayden bersungguh-sungguh. Ia akan bertobat dan tidak akan melakukan kejahatan lagi biar dia bisa cepat bebas dan bisa diterima kerja lagi sama Kenji.

Kenji dan Gavin menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis mendengar Kayden akan bertobat dan tidak akan mengecewakannya lagi.

"Ya udah yok Bang, balik," ajak Kenji ketika ia melihat jam tangannya yang sudah hampir malam.

"Oke," balas Gavin. Lalu Kenji bangkit dari duduknya dan merapikan pakaiannya terlebih dahulu.

"Baik-baik lo di sini," kata Kenji sambil menepuk pundak Kayden.

"Iya Tuan. Makasih Tuan Kenji," ucap Kayden tersenyum bahagia karena Kenji masih mau menerimanya di saat ia sudah berbuat kejahatan.

"Hmm," balas Kenji. Lalu Kenji dan Gavin keluar kantor polisi, meninggalkan Kayden yang tersenyum haru dengan menitihkan air matanya.

'saya janji akan melakukan apapun itu demi Tuan bisa bahagia,' batin Kayden lirih sambil melihat punggung Kenji dan Gavin yang semakin hilang tertelan tembok.

Sesampainya di parkiran kantor polisi, Gavin dan Kenji masuk ke mobil dengan Gavin yang jadi sopir. Pas mereka sudah memasang seatbelt, Gavin melihat sudut bibir Kenji yang masih mengeluarkan darah.

"Ken, bibir lo kok masih berdarah?" tanya Gavin menunjuk sudut bibir Kenji yang berdarah.

Kenji yang mendengar pertanyaan dari Gavin, spontan menutup sudut bibirnya.

"Emmm, gue gak tau," jawab Kenji memberikan alasan.

"Apa jangan-jangan lo sakit …," tebak Gavin yang teringat salah satu karyawan hotel ada mempunyai ciri-ciri penyakit yang sama kayak Kenji.

"Jangan-jangan apa?" tanya Kenji mengerutkan dahinya sambil mengelap sudut bibirnya yang masih tetap mengeluarkan darah.

"Hemofilia," kata Gavin yang baru teringat karyawannya pernah kata ia sakit seperti itu.

"Amit-amit jabang bayi, deh. Jangan sampai!" Kenji tidak mau mempunyai penyakit seperti yang dibilang Gavin tadi.

"Terus itu?" tanya Gavin sambil menyentuh sudut bibirnya Kenji.

"Argghh! Sakit bangsat!" pekik Kenji pas Gavin menyentuh sudut bibirnya.

Kenji langsung menutupi sudut bibirnya daripada nanti dipegang oleh Gavin lagi.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang