KENAL 21

21 2 0
                                    

Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah memberikan vote dan komen.

Happy reading

Seketika rumah yang sunyi senyap, sekarang sudah ramai dengan orang-orang berpakaian serba hitam. Di depan sudah terpasang tenda, karangan bunga bertulisan belasungkawa dari beberapa kolega Kenji, serta bendera kuning melambangkan kematian terpasang di depan pagar dan tiang rumah, serta di pintu masuk.

Dimulai dari kolega Kenji, pegawai hotel, tetangga rumah Kenji, tetangga Kenji di kampung halamannya ikut hadir dan kerabat Alfarizi melayat. Serta keluarga Kendra juga datang. Alfarizi memutuskan menutup hotel Kenji untuk sementara waktu sampai masa berkabung selesai.

Kini, jasad Kenji sudah dikerubungi oleh banyak pelayat yang ingin melihat Kenji untuk terakhir kalinya.

Begitupun Aldi. Ia tidak menyangka ternyata Kenji telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Terakhir ia bertemu dengan Kenji pas ia jenguk Alvina. Waktu itu Aldi tidak sempat berbicara banyak dengan Kenji karena Kenji nya sedang sibuk mengurusi Alvina.

Aldi bingung, kenapa sahabatnya pergi tanpa ada keluhan sedikitpun? Apa jangan-jangan Kenji punya sakit tapi disembunyikannya sendiri? Ia akan tanya soal ini kepada Alfarizi atau Gavin. Karena mereka berdua lah yang selama ini mengurusi Kenji.

Untuk mertua Kenji, Qonita berada di dalam kamar bersama Alvina. Ia berusaha untuk menenangkan Alvina yang sangat terpukul atas kepergian Kenji.

Dari orang tuanya datang, Alvina belum ada berbicara sepatah katapun. Yang ia lakukan hanya menangis, menangis, dan menangis meratapi kepergian Kenji.

Qonita tidak sanggup melihat kondisi Alvina yang terpukul dengan kondisi wajah sang putri yang berantakan. Mata sembab, pipi dibanjiri air mata, hidung memerah serta rambut yang berantakan.

"Alvina, ikhlaskan kepergian suamimu. Biar Kenji bisa tenang di alam sana," ucap Qonita membujuk Alvina supaya bisa mengikhlaskan kepergian Kenji. Ia mengelus rambut sang anak yang berantakan.

Di saat Qonita mendengar menantunya meninggal, ia langsung memikirkan keadaan Alvina sewaktu Kenji pergi.

Alvina menggelengkan kepalanya sambil menjambak rambutnya sendiri.

Qonita yang melihat sang anak menjambak rambutnya, segera menarik tangan sang putri agar tidak dijambaknya lagi.

"Jangan gini dong, Alvina," mohon Qonita agar sang anak tidak menjambak rambutnya lagi.

"Hati aku sakit, buk," lirih Alvina untuk pertama kalinya Qonita bisa mendengar suara sang anak.

"Alvina, kamu udah bisa bicara?" tanya Qonita yang terkejut dengan suara yang keluar dari bibir Alvina.

"Aku. Memang minta Allah untuk bisa bicara. Tapi kalau kayak gini, lebih baik aku bisu aja, buk," lirih Alvina menggelengkan kepalanya kuat-kuat tidak sanggup hidup tanpa Kenji.

Qonita tertampar mendengar ucapan sang anak. Ia tidak menyangka Alvina bisa bicara seperti itu.

"Udah Alvina. Berikan yang terbaik untuk suamimu. Ikhlaskan kepergiannya," kata Qonita membawa Alvina ke dalam pelukannya. Qonita tidak sanggup melihat kehancuran hati Alvina.

"Ya udah, sekarang kita ke depan aja. Kita lihat Kenji," ajak Qonita ke depan untuk bisa melihat Kenji untuk terakhir kalinya.

Lalu Qonita dan Alvina keluar dari kamarnya. Pas sudah di depan jasad Kenji, Alvina berlari ke depan suaminya dan langsung memeluknya.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang