KENJI 21

21 2 0
                                    


Terima kasih saya ucapkan kepada yang sudah memberikan vote dan komen.

Happy reading

Alvina dinyatakan koma setelah diperiksa sang dokter. Kata dokter Alvina terlalu stres yang mengakibatkan janin yang ada di perutnya lemah.

Ya, dokter mengatakan bahwa Alvina hamil 2 Minggu. Tapi kondisi janin yang ada di rahim Alvina lemah.

Kendra dan Qonita yang mendengar sang putri hamil, syok. Mereka bingung harus mengatakan apa kalau sang anak bangun dan mengetahui kalau Alvina hamil. Apakah sang putri mau menerima janinnya dalam keadaan sang suami terlah tiada?

Kendra maupun Qonita berharap Alvina mau dan bisa merawat anaknya bersama Kenji sendirian.

Selesai pemakaman, Gavin, Alfarizi dan Aldi langsung ke rumah sakit, untuk memastikan bahwa Alvina tidak apa-apa. Namun harapan mereka pupus, setelah mendengar kalau istrinya Kenji koma dan hamil. Mereka sama seperti Kendra dan Qonita, cemas.

Saat ini Gavin, Aldi dan Alfarizi berkumpul di depan ruang ICU dengan kedua orang tuanya Alvina sedang membicarakan tentang Alvina ke depannya.

"Pak, kami gak tau, apa yang akan dilakukan Alvina, kalau dia bangun dan mengetahui kalau dia hamil," ucap Kendra yang bingung dengan keadaan Alvina.

"Iya, saya tau," sahut Alfarizi mengetahui perasaan Kendra dan Qonita.

"Nanti kalau nak Alvina sudah bangun, kita tanyakan, dia mau tinggal di mana," ucap Alfarizi yang mempunyai rencana akan ke depannya Alvina.

Alfarizi sudah memberitahu perihal ini kepada Gavin, dan Gavin setuju. Karena Gavin tidak ada ide soal Alvina.

Aldi hanya diam duduk dengan menundukkan kepalanya dan mata berkaca-kaca sambil memikirkan ke depan dirinya ketika sudah tidak ada Kenji.

"Kalau dia mau tinggal sama Bapak dan Ibu, ya sudah. Kita turuti," lanjut Alfarizi menjelaskan rencananya.

"Tapi kalau dia masih mau tinggal di rumah Kenji, kita gak bisa buat apa-apa," pasrah Alfarizi ketika Alvina masih mau tinggal di rumah Kenji dengan alasan tidak mau jauh dari Kenji.

Kendra dan Qonita yang mendengar penjelasan Alfarizi, saling pandang satu sama lainnya dan menganggukkan kepalanya.

"Iya pak, kami setuju," sahut Kendra menyetujui saran dari Alfarizi.

Berbeda di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah namun terlihat nyaman.

Terdapat seorang wanita paruh baya lagi duduk di depan rumahnya. Ia sedang menunggu seseorang datang.

Tidak lama kemudian, datang seorang pria dewasa menggeret koper besar sambil berlari.

"Mama!" teriak pria dewasa itu merentangkan kedua tangannya untuk di peluk sang Mama

"Gimana perjalanannya?" tanya wanita paruh baya itu setelah mereka melepaskan pelukannya.

"Alhamdulillah, lancar," sahut pria itu tersenyum.

Sang Mama menganggukkan kepalanya dan mengajak sang anak untuk masuk ke rumah. Wanita itu menyuruh sang putra untuk duduk di sofa dan dirinya ke dapur untuk membuatkan minuman.

"Ini, diminum dulu," suruh wanita itu menyerahkan segelas jus kehadapan sang anak.

"Makasih, mah." Lalu sang anak meminum jusnya hingga habis karena dari ia pergi sampai sekarang belum ada minum. Jadi dirinya sangat haus berat.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang