ALVINA 21

70 3 2
                                    


Terima kasih banyak saya ucapkan kepada yang sudah setia membaca dan memberikan vote and komen selama ini☺️😍🤩.

Happy reading

Saat ini Alvina sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit dengan Alvina yang mau merawat calon anaknya. Alvina berfikir, ia akan merawat apa yang telah dititipkan kepadanya dari sang suami. Dirinya akan merawat anak mereka penuh kasih sayang. Walaupun tanpa didampingi oleh Kenji di sampingnya.

Kendra dan Qonita yang mendengar sang putri mau merawat anaknya, bahagia dan bisa tenang. Untuk Alvina, ia memilih tinggal bersama kedua orang tuanya. Karena ia akan mengikhlaskan kepergian suaminya. Walaupun rasanya berat.

Saat ini Alvina sedang berada di kamarnya lagi duduk di kursi meja rias. Ia sedang memandangi foto suaminya dengan air mata membasahi pipinya.

Untuk rumah orang tuanya sudah dibangunkan kembali oleh Kenji. Kenji pernah berjanji akan merenovasi rumah mertuanya.

'Mas, aku mau kasih kabar. Kalau aku hamil,' beber Alvina dalam hati sambil mengelus perutnya yang masih rata.

Di dalam foto itu terlihat Kenji tampak bahagia dengan senyuman manisnya ke arah kamera. Kenji sedang duduk di meja kerjanya di hotel mengenakan kemeja putih dan dasi yang menggantung di lehernya dipadukan celana bahan warna hitam.

Foto itu diambil diam-diam oleh Alvina saat sang suami sedang kerja. Waktu itu niatan Alvina mau ambil foto suaminya diam-diam. Eh, malah Kenji menyadari Alvina memfotonya dan melihat kearah kamera lalu tersenyum.

'oh ya. Aku akan berusaha untuk mengikhlaskan kepergian mas,' lanjutnya dalam hati sambil mengelus foto Kenji.

Alvina berjanji akan mengikhlaskan suaminya demi Kenji tenang di alam sana. Walaupun dalam waktu lama dan bikin ia sakit.

'dan. Aku akan merawat apa yang mas titipkan ke aku.' Alvina berjanji dalam hatinya akan merawat dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang walaupun tanpa Kenji di sampingnya.

Alvina yakin, di manapun ia berada, Kenji selalu melindunginya dan Adi sisinya. Walaupun dia tidak melihatnya.

Pintu kamar Alvina terbuka memperlihatkan Algina, saudari kembarnya.

Alvina yang melihat sang kakak masuk, mengerutkan dahinya. Tidak biasanya sang kakak masuk ke kamarnya.

"ada apa kak?" tanya Alvina berdiri sambil menghapus air matanya.

Algina berjalan ke arah kasur sang adik dengan meraba sekitar agar ia tidak terjatuh. Ia pun duduk. "Sini, duduk," suruh Algina menepuk kasur di sebelahnya.

Alvina dengan ragu duduk agak berjauhan dari sang kakak. Bukan gak suka ia duduk dekat dengan kakaknya, tapi ia tidak mau sang kakak tiba-tiba melukai janinnya.

"Kakak cuma mau minta maaf sama kamu aja," beber Algina kenapa dia mendatangi sang adik di kamarnya.

Algina sadar dengan hubungannya dengan sang adik yang tidak baik-baik. Ia takut menyesal di kemudian hari ketika sang adik pergi untuk selama-lamanya tapi mereka belum baikan.

"Kakak 'kan gak ada salah. Kenapa Kakak harus minta maaf?" tanya Alvina yang merasa sang kakak tidak ada salah dengannya sambil mengerutkan keningnya.

Tiba-tiba matanya mengeluarkan cairan likuid bening ketika sang adik berbicara demikian. Ia menarik Alvina untuk ia peluk. "Kakak minta maaf udah nyakitin hati kamu, dek," gumam Algina dengan lirih.

Algina teringat ia pernah membentak, memaki bahkan memukul sang adik waktu mereka belum tau apa-apa atau pas kecil. Ia jadi merasa bersalah di saat sang adik bilang dia tidak salah apa-apa.

PANGERAN SURGA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang