Terlihat Hoya mengenakan dress berwarna putih dah Lavon mengenakan setelan jas berwarna navy. Mereka sekarang berdiri di belakang Darrel dan berjalan memasuki ruangan yang di penuhi orang-orang penting.
Wajah datar Hoya dan Lavon menggambarkan perasaan mual dengan suasana yang mereka liat sekarang. Darrel yang sedang menunjukkan kepedulian pada mereka berdua di depan semua orang.
"Lavon gue mau ke belakang bentar." Ucap Hoya.
"Oke, nanti lo langsung datangi gue ke meja." Ujar Lavon sambil mencubit gemas pipi Hoya.
Hoya pun menganggukkan kepalanya, setelah itu Hoya langsung berjalan keluar dari ruangan itu yang membuat dadanya terasa sesak. Kemudian Hoya pergi menuju koridor yang cukup sepi dan jauh dari jangkauan pengawal Darrel.
"Kakak." Panggil seorang laki-laki yang mengenakan hoodie berwarna hitam.
"Rey? Kamu disini?!" Hoya sangat terkejut saat melihat sosok yang sudah tidak lama dia lihat.
"Aku pulang karena ingin ke makam ibu." Ucap Rey.
"Apa Jerome tau kamu pulang ke Indonesia?"
"Aku baru saja menghubunginya. Aku sangat merindukan kakak." Rey langsung memeluk Hoya.
Sedangkan Hoya hanya tersenyum tipis. Rey adalah adik dari Jerome yaitu pengawal bayangannya. Hoya bertemu dengan Jerome dan Rey saat menemani Darrel kunjungan bisnis ke Bandung.
Hoya bertemu mereka saat Jerome dan Rey tinggal di gerobak dengan ibu mereka yang baru saja meninggal. Sejak itu Hoya membawa Jerome dan Rey untuk ikut bersamanya.
"Rey, apa kamu bisa pergi menyusul Jerome?" Tanya Hoya.
"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Rey sembari melepaskan pelukannya dengan pelan.
Wajah Hoya terlihat khawatir dan pucat hal itu membuat Rey khawatir. Hoya mengambil sebuah pin dari saku dress-nya, dan itu adalah pin DEVIL yang diberikan oleh Leonid padanya.
"Pergilah ke markas DEVIL bersama Jerome, dan lihat apa ada yang tidak beres disana. Aku memiliki firasat buruk hari ini." Ucap Hoya dengan suara yang gemetar memberikan pin itu pada Rey.
"Baiklah, aku akan pergi sekarang. Kakak tenanglah, semuanya akan baik-baik saja." Ucap Rey agar Hoya bisa lebih tenang.
Kemudian Hoya menganggukkan kepalanya, setelah itu Rey langsung pergi melakukan apa yang diperintahkan oleh Hoya padanya. Hoya melihat punggung Rey yang sudah menghilang dari pandangannya.
Hari ini adalah hari yang dijanjikan oleh Leonid padanya. Hari ini Hoya harus memutuskan untuk pergi dan menerima perasaan Leonid atau tidak datang yang berarti Hoya menolak perasaan Leonid.
"Gue harus menjawab apa Leonid? Kenapa lo selalu memberikan pilihan yang sulit buat gue pilih?" Gumam Hoya.
Di saat Hoya gundah dengan jawabannya terlihat di markas DEVIL memperlihatkan Leonid asik belajar dengan Marcel dan buket bunga mawar yang ada di atas meja.
"Wahhh! Bunga mawar siapa nih?! Ucap Jojo mengambil buket bunga itu.
"Itu bunga milik Hoya, jangan di pegang!" Leonid menatap sinis pada Jojo sembari merampas buket bunga itu dari tangan Jojo
"Apa?! Jangan bilang lo nembak Hoya kali ini!" Tebak Jojo.
Ucapan Jojo sontak membuat semua anggota DEVIL menghentikan aktivitasnya dan berjalan mendekati Leonid yang sedang belajar. Leonid hanya diam dan menatap buket bunga mawar itu dengan lurus.
"Kenapa lo jadi seheboh ini Jojo, bukannya gue udah biasa ngasih Hoya bunga mawar karena Hoya sangat menyukai bunga mawar." Ucap Leonid setenang mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose War (On Going)
Teen FictionLeonid Xavier Handomo adalah ketua DEVIL generasi ke-3. Anak bungsu dari dua bersaudara dan anak dari pasangan komandan TNI dan seorang guru. Leonid menjalani hari-harinya seperti biasa, hingga dia mengetahui kebenaran tentang keluarga seorang perem...