40. Diculik

1.2K 197 94
                                    

Joel memandang bangunan megah didepannya. Rumah klasik bergaya Eropa dikawasan Elite Jakarta. Jangan tanya nilainya, sudah pasti mahal. Desainnya didalamnya juga begitu elegan. Tak pernah ia sangka sebelumnya bahwa Rosa yang pernah menjadi karyawannya tenyata berhasil menutup rapat background keluarganya dimana ia memiliki orang tua yang juga bukan orang sembarangan. Kalau ada mafia versi wanita maka sosok itu mungkin tepat untuk menggambarkan Madam J ibunya Rosa yang penuh misteri. Bahkan saat ini orang itu telah mengambil alih Pramatya hampir sepenuhnya. Sangat hebat karena beliau tak pernah terlihat di setiap acara sosialita dan hanya menggerakkan semuanya dibalik layar atau senyap seperti gerakan bawah tanah.

Setelah salah seorang asisten Rumah Tangga mempersilahkannya masuk. Ia menunggu dengan tenang di dalam. Keadaan begitu sepi sepertinya empunya rumah sedang tidak ada.

Sejujurnya ia gugup. Tatapan tajam Jenna atau yang lebih dikenal sebagai Madam J saat terakhir kali diingatnya tidak menimbulkan kesan baik. Ini bukan sekedar Joel tidak bisa memberikan kesan pertama yang baik, tidak sesimple itu. Ia merasa dari awal Jenna seperti sudah mengibarkan bendera permusuhan tak kasat mata kepadanya. Cara Jenna menatapnya dengan pandangan tak suka, dan cara berbicara Jenna yang sarkas padanya harus diakui sedikit mengintimidasi Joel.

Tapi Joel mendadak ingat apa yang dikatakan oleh Mom Gianna. Bagaimanapun Joel tetap harus meminta maaf pada Rosa. Gadis itu adalah korban dari obsesi gadis lain terhadap dirinya. Fitnah yang ditujukan pada Rosa dulu adalah awal mula hancurnya hubungan di antara mereka berdua.

"Sekeras apapun perempuan, hatinya akan luluh dengan permintaan maaf yang tulus. Jadilah gentleman yang mengakui kesalahan sendiri. Pelan-pelan meskipun butuh waktu, Mom  harap hubungan kalian bisa diperbaiki." Itu pesan Gianna terhadap Joel . Kalimat yang membuat ia sampai kesini setelah sebelumnya mencoba menemuinya di Pramatya Group namun hasilnya nihil.

"Lagipula mungkin saja ada sesuatu yang hendak Rosa sampaikan sendiri buat kamu."

"Menyampaikan apa Mom? Undangan pernikahan?" Jawab Joel sedikit frustasi.

"Yah siapa yang tahu, mungkin dia tidak jadi menikah."

"Semua orang dan media tahu Rosa dan Nathan sedang mempersiapkan pernikahan."

"Pokoknya kamu temui saja dulu. Diam dan mengurung diri dirumah juga tidak akan menyelesaikan masalah. Kamu sendiri yang harus berusaha."

Joel mengingat kembali percakapan terakhirnya dengan Mom Gianna. Andai saja Rosa bersedia memaafkannya. Ada banyak yang ingin ia sampaikan, tidak sejujurnya ada banyak yang ingin ia coba perbaiki.

"Maaf sekali membuat Tuan Muda Hadiprana kecewa. Tapi seperti yang anda lihat. Kediaman ini kosong karena baik Nyonya Jenna ataupun Nona Rosa tidak ada di tempat." Ucap seorang pria paruh baya yang Joel tebak mungkin kepala pelayan di rumah ini atau mungkin juga personal asisten Jenna. 

Sementara itu ditempat lain.

"Aku jemput kamu di klinik ya?" Doni berbicara dengan Rosa lewat perantara telepon genggam.

"Gak usah, kita ketemuan di airport aja."

"Kata dokter, kandungan kamu gimana??"

"Bayinya kuat. Aku udah dapet izin dokter buat terbang." Jawab Rosa.

"Nanti sampai di Bali langsung istirahat full ya, aku udah siapin villa yang bagus buat tempat tinggal kamu sementara."

"Thanks Doni. I owe you one."

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kamu batalin pernikahan sama Nathan tapi kamu juga gak mau menghubungi Joel. Dan opsi terakhir untuk ikut aku ke Aussie juga kamu tolak mentah-mentah. Cerita sedikit, biar beban kamu sedikit berkurang." Ungkap Doni lagi.

Lust and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang