Kumpulan cerita oneshoot/twoshoot/dribleshoot dengan genre yang bermacam-macam dan setiap cerita menggunakan karakter atau Oc milik saia.
Maaf jika cerita atau salah satu chapter pada bagian cerita tidak menarik, jika kalian memiliki kritikan ataupu...
Gadis itu diam tak berkutik, dirinya meringkuk di dalam Kegelapan membiarkan cairan bening mengalir dari kelopak matanya dengan tubuh yang dipenuhi luka dan lebam.
Tubuhnya bergetar dengan hebat seolah olah merasa ketakutan, tapi tidak dengan matanya yang terlihat kosong, hanya ada warna merah polos di pertengahan dan putih di bagian luar .
Hanya karena nilai matematikanya yang mendapat poin 98 ia harus mendapatkan hukuman sekejam itu.
"Besok kau ada olimpiade matematika dan ipa tingkat provinsi jangan sampai kau mendapat peringkat ke 2"
Ucapan itu terngiang ngiang dikepalanya sampai saat ini, rasa kantuk mulai menyerang dirinya. Perlahan lahan matanya memberat lalu menutup karena rasa ngantuk dan lelah telah menguasai dirinya.
'.♡ --- ♡.'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'.♡ --- ♡.' .
.
.
.
.
Suara pintu terbuka terdengar dipendengarannya menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya.
Dirinya masih tetap pada posisi yang sama, duduk di pinggiran kasur membiarkan seseorang masuk kedalam kamarnya.
"Sudah bangun kau rupanya."
"..."
"Cepat bersihkan dirimu, lalu datang ke ruang makan dengan keadaan rapi bersih tanpa luka sedikit pun." Setelah mengucapkan hal itu, wanita yang merupakan Ibunya Rara keluar dari kamar anaknya, lalu pergi menuju ke arah dapur.
♡'- °.°.°.°-'♡
Setelah menyelesaikan ritualnya dikamar mandi, dirinya mulai mengambil pakaian seragam sekolahnya lalu mengenakannya.
Kakinya melangkah menuju arah dapur yang digabung dengan ruang makan.
Saat ia sampai disana ia sudah bisa melihat kedua orang tuanya yang sedang bermain handphone tanpa mempedulikan dirinya yang sudah berada di depan mereka.
Ibu rara melirik ke arah Rara yang masih berdiam diri di tempat lalu berkata "kenapa kau masih diam disana? Cepat selesaikan makananmu, 5 menit lagi kita berangkat."
Rara melirik ke arah jam sejenak lalu menatap ibunya dengan tanda tanya "Tapi ini masih pukul 6 pagi bu, sedangkan olimpiadenya mulai pukul 8 pagi."
"Kami berdua memiliki rapat yang harus di kunjungi, jika terlambat sedikit saja maka uang jajanmu akan dipotong. mengerti?" Bukan Ibunya Rara yang berbicara tetapi Ayahnya yang saat ini belum mengalihkan pandangannya dari ponselnya.