Bab 1 🦊

7K 327 5
                                    

Hai guyss
Gimana hari kalian?
Full senyum apa full manyun hayo!!(⁠づ⁠ ̄⁠ ⁠³⁠ ̄⁠)⁠づ

..........

~ Ducunt volentum fata, nolentem trahunt ~

÷÷÷÷÷

- Takdir membimbing mereka yang mau, dan menyeret mereka yang tak mau-

......

Happy Reading!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sang Bagaskara mulai menampakan cahayanya, sinarnya menembus masuk dan menerangi sebuah kamar bergaya klasik dengan seorang manusia yang teronggok didalamnya.

Diatas kasur... terlihat seorang pemuda yang masih asik bergelung dengan selimut tebalnya, tak terganggu dengan sinar Bagaskara yang menyoroti wajah ilerannya.

Suasana kamar itu begitu tenang, seakan mendukung sang Pemuda untuk terus melanjutkan kesibukannya didalam dunia fana.

Namun tiba tiba...

Brak..!!!

"Anjinglah FAN!!! BANGUN WOYY. Lo gak mau sekolah kah??" Seru seorang pemuda yang baru saja mendobrak masuk dengan suaranya yang lantang, dengan membawa sepotong roti tawar yang ia genggam ditangan kirinya dan sebuah dasi ditangan kanannya.

Pemuda itu nampak menghela nafas kasar setelah melihat orang yang ia cari sedari pagi, masih asik bergelung di alam mimpinya. Ia lalu mulai sibuk memasang dasi dilehernya, dan sepotong roti tawar yang ia sumpalkan dimulutnya.

Dengan sedikit kesabaran ia lalu berusaha membangunkan pemuda didepannya, dengan menguncang ngguncangnya menggunakan sebelah kakinya.

"Ck, dasar kebo. Lo tidur apa simulasi mati sih cok, awas lo ntar lewat. WOY AFANDRA!!! Kita telat anjir, udah hampir jam 7 fan, bentar lagi gerbangnya pasti ditutup," gerutu Pemuda itu dengan mulut penuh roti, yang kini beralih menarik selimut yang digunakan Pemuda yang ia panggil Afandra setelah menuntaskan dasinya.

Akibatnya karna merasakan gangguan pada tidurnya, Pemuda yang dipanggil Afandra pun, nampak mulai menunjukan tanda tanda akan bangun.

Pemuda yang mulai bangun itu ialah Afandra Cana, seorang pemuda berusia 17 tahun yang kini mulai menginjak kelas 2 SMA.

"Eghhhh... apa sih? Brisik tau gak!!" Gerutu Afandra yang kini membalikan badannya memunggungi pemuda yang kini memutar matanya malas, sama sekali tak memiliki keinginan untuk bangun.

"Heh anak dugong. Bentar lagi gerbang ditutup anjir, lo mau Sekolah gak sih? Gue tinggal nih." Ucap pemuda itu, mengunyah kasar sisa roti tawar yang ada guna mengekspresikan kekesalannya, lalu pergi untuk keluar dari kamar Afandra dengan langkah yang dihentakan dengan sengaja.

Pemuda yang mulai menjauh itu adalah Dimas Abimana. Sahabat sekaligus teman serumah Afandra, Ia juga satu sekolah dengan Afandra namun menempati kelas yang berbeda walau masih dalam satu angkatan.

Afandra yang ditinggal nampak masih memproses ucapan Dimas, sebelum melompat dan berlari menuju kamar mandi di luar kamarnya.

"Tungguin gua cok!!! otw siap siap nih." Seru Afandra dengan suara melengking sebelum menghilang dibalik pintu kamar mandi dengan handuk ditangannya.

Dimas yang melihatnya dari ruang tengah hanya mendengus malas, sebelum memutuskan untuk duduk di sofa dan memainkan game di handphonenya.

Tak berselang lama Afandra pun keluar dengan handuk yang melilit pinggangnya. "Woyy! Lo mandi bebek ya?" Tanya Dimas dengan ekspresi mengernyit curiga menatap Afandra yang berjalan menuju kamarnya.

Freedom Dream Afandra (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang