Holaaa~'
Selamat beribadah puasa bagi yang menjalankannya. Tetap semangat!!
Selamat membaca🤍
.
.
.
.
.
.
Terakhir kali Renjun mengunjungi mansion Ruffle, setidaknya dia masih melihat bungkus makanan berserakan di pantry dapur atau pakaian kotor di keranjang laundry. Namun begitu Jaemin menuntunnya ke ruang tengah, Renjun tahu bahwa tempat tersebut sudah luput dari suhu termal tubuh. Tidak ada aktivitas yang dilakukan selama beberapa waktu menjadi alasan masuk akal mengapa sandal yang ia gunakan bahkan terasa dingin.
“Apa yang kau lakukan setelah pulang sekolah, Jaemin?” Tanya Renjun saat mereka menaiki tangga menuju lantai dua.
“Aku tidak melakukan apa pun.” Jawab alpha tersebut. Wajahnya meringis malu sembari menggaruk sisi pelipis. “Aku hanya kembali untuk tertidur di kamar.”
“Kau tidak memasak?”
Tanpa jeda, Renjun ingin menarik pertanyaannya kembali. Tentu saja. Pria itu teringat bahwa peran Jaemin adalah penikmat hidangan buatan Jeno. Mereka membuat peraturan tertulis bahwasannya tanggung jawab dapur berada di tangan Jeno sementara Jaemin memastikan mansion mereka selalu dalam keadaan bersih—-Renjun, sih, tidak sepakat.
Melihat bibir Penjaganya yang kini mengerucut, Jaemin tahu ia tidak perlu menjawabnya.
Mereka kemudian tiba di depan kamar Jeno. Seperti yang diutarakan Jaemin sebelumnya, pintu ruangan tersebut terkunci rapat. Jaemin lalu mengeluarkan kunci yang mereka ambil bersama di tempat penyimpanan. Pria itu menyerahkan tugas pada Renjun untuk memutar logam tersebut dan membuktikan bahwa ceritanya bukan karangan belaka. Ketika kunci kamar Jeno tidak mampu membukanya, Renjun meminta Jaemin untuk mendobrak pintu menggunakan wujud serigalanya.
Jaemin langsung protes. "Yang benar saja?"
“’Kan, metode ini belum dibuktikan.” ucap Renjun tanpa menghiraukan dua alis yang menukik terhadapnya.
Maka berakhirlah Jaemin yang menggeram marah saat punggung serigalanya terasa nyeri setelah menghantam beberapa kali badan pintu yang bahkan tidak bergeser sedikit pun.
Renjun memerhatikannya sambil bersandar pada tembok dan terkikik kecil. Jaemin pun kembali menjadi manusia dan memukul bahu pria itu dengan jenaka. Alih-alih balasan pukulan yang serius, bahu Jaemin luruh lembut saat merasakan sensasi dingin di punggungnya. Sihir Renjun yang bekerja dari balik usapan tangan.
Kemudian cahaya ungu yang lain melesat ke arah knop pintu kamar Jeno. Tidak berselang lama, terdengar suara putaran khas kunci terbuka. Jaemin lantas menatap Renjun lalu memutar knop pintu. Ayunan badan kayu pun menyibak ruang kamar sang tuan rumah.
Kamar Jeno bernuansa dingin dengan rona warna kebiruan. Ranjang berukuran king size berada di tengah dengan penampang menempel pada dinding. Dua buah jendela besar mengarah ke arah timur menghadap danau. Terdapat nakas panjang yang penuh dengan figura foto, masing-masing di samping tempat tidur dan di bawah jendela. Sebuah lukisan bunga menempel pada badan pintu kamar mandi selaras dengan ukiran batang pohon pada kayu ulin dan lemari dinding tempat penyimpanan pakaian. Aksen emas berkilau di sudut-sudut tertentu mengikuti rotasi matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA - Park Jisung
FanfictionBerawal dari ketidaksengajaan menyingkap eksistensi manusia serigala, hidup Jisung berubah sepenuhnya kala rentetan kejutan lainnya terungkap di kota kecil Snohomish. Demikian pria itu harus berdiri untuk dirinya sendiri, setelah apa yang terjadi; l...