Chapter 6

1.8K 172 3
                                    

Jihoon berjalan memasuki gang rumahnya dengan senang, dia bersenandung sembari sesekali berputar dengan tangan yang terbentang. Kebahagiaan yang dia rasakan saat ini tak lain karena dia merasa bebas hari ini, setelah kata putus yang Jihoon ucapkan pada Junkyu pagi tadi disekolah tak ada satupun dari para kekasihnya datang menemui atau sekedar menghubunginya lewat telepon seperti biasa. Tak bisa di pungkiri, perlakuan mereka selama mengklaim Jihoon sebagai kekasih tak pernah membuat Jihoon merasa terancam, mereka bahkan selalu berusaha untuk menjadi kekasih yang baik meskipun awal hubungan mereka karena sebuah insiden. Tapi mau bagaimanapun Jihoon tak ingin hubungan mereka berlanjut dan tak pernah terpikirkan juga olehnya untuk menjalin hubungan dengan mereka. Mereka tidak saling mencintai, sebutan kekasih dalam hubungan mereka hanya didasari rasa kasihan dan bagi Jihoon ini tak harus berlangsung lama. Mereka bisa membantu Jihoon meskipun tanpa embel kekasih bukan? Lagi pula Soobin sudah tak pernah menggangunya lagi meskipun beberapa kali mereka berpapasan disekolah, jadi untuk apa hubungan tanpa cinta itu dilanjutkan?

"Hari ini aku akan ke resto sebentar untuk mengambil buku ku yang tertinggal, setelah itu aku akan istirahat sepanjang hari"

Jihoon hari ini libur dari bekerja paruh waktunya, dia akan berganti pakaian dan pergi ke resto sebentar sebelum menikmati hari liburnya dirumah. Tapi senyuman manisnya luntur ketika melihat dua orang tak dikenal dengan pakaian serba hitamnya berdiri didepan gerbang rumah Jihoon. Melihat itu Jihoon teringat sempat melihat mobil asing yang terparkir tak jauh dari gang rumahnya

Dua pria berbadan besar itu tersenyum sembari menundukkan kepala sebentar seakan tengah menyapanya, dengan menahan rasa bingung Jihoon balas tersenyum tipis sebelum dengan buru-buru masuk kedalam rumah

"Jihoon, udah pulang nak?"

Jihoon mengangguk pelan sebagai jawaban, matanya menatap heran dua orang tak asing yang tengah duduk diruang tamunya

"Ayah, mereka..."

Jihoon tak melanjutkan perkataannya, ia merasa ada yang tak beres disini

"Dia pacar kamu kan?"

"Hah! P-pacar?"

Tuan park terkekeh pelan, ia merasa gemas dengan putranya. Mata boba itu membuat tuan park mengingat istrinya

" Soobin bilang kalian udah pacaran dua tahun, tapi kenapa kamu gak pernah cerita?"

Dua tahun? Jihoon mengerjap pelan. Dia dan Soobin bahkan baru kenal satu tahun yang lalu dan hubungan mereka tidak sampai lima bulan. Bahkan hubungan mereka sudah berakhir lama, kenapa Soobin datang lagi dan mengatakan pada ayahnya mereka masih bersama?

" Mungkin dia takut ayah marah, dia kan anak yang cukup berprestasi" Soobin menyahuti membuat lirikan tajam Jihoon mengarah padanya, tapi pria itu malah menyinggung senyuman licik dan Jihoon sangat membenci itu

"Ah mana mungkin aku marah, apapun yang membuat dia bahagia aku akan mendukungnya. Asalkan itu tidak mempengaruhi pendidikanya"

Dalam hati Jihoon merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa dia diam saja dalam kesalahpahaman ayahnya yang disebabkan oleh Soobin?!

"Sama seperti mu, aku juga senang park. Anak ku bisa memiliki kekasih yang baik seperti Jihoon"

Jihoon tak merasa senang akan sanjungan itu, ayah dan anak dihadapannya ini memiliki sifat yang sama. Kim Seokjin yang terkenal dermawan itu mendukung perlakuan anaknya kepada Jihoon selama mereka berpacaran dulu, susah payah Jihoon lepas dari mereka. Seokjin selalu punya banyak cara untuk membuat apa yang menurutnya milik anaknya untuk kembali pada anaknya

"A-ayah, aku ingin bicara"

Jihoon menggenggam tangan ayahnya, tapi dalam sekejap genggaman itu terlepas. Jihoon menatap kesal kearah Soobin yang melepaskan tautan tangannya dengan tuan park

Jihoon HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang