🌕
Sang sersan mempercepat langkahnya setelah mengepak beberapa baju untuk dibawa pulang. Hari semakin gelap dan pesan yang dikirim oleh Kim Taehyung terus mendengung di telinganya.
'Namjoon hyung bilang tidak enak badan dan ingin langsung pulang setelah upacara kelulusan'
Mengambil jatah cutinya yang hanya satu hari, rencana berkunjung menengok alkohol buatannya pun ia batalkan. Seokjin berlari kecil saat mobil jemputannya tiba.
"Tolong mengemudi lebih cepat, pak" Ujarnya setelah beberapa kali tidak berhasil menghubungi sang kekasih.
"Bubur, muffin, obat demam, obat flu dan sakit kepala.....ah.....sisanya biar kupesan online saja..." Selesai mengaduk-aduk belanjaannya yang beberapa saat lalu dititipkan pada sang sopir, Seokjin turun dan berjalan cepat menuju tempat tinggal sang pria.
Diliriknya jam yang melingkar di pergelangan tangan.
"Jam sepuluh....semoga sakitnya tidak bertambah parah..."Belum selesai Seokjin menekan kode kombinasi, pintu rumah itu berayun terbuka.
"Oh? Namjoonie....kenapa cuma pake kaos kaki sebelah?" Ia terkekeh geli.
"Hehe....."
Seulas senyum lebar dengan binar di mata sayunya menyapa.Seokjin menghela nafas lega dan mengerjapkan mata lalu membawa tubuh sang pria ke dalam pelukannya.
"Kenapa ga bilang kamu sakit, sayang?"Tak menjawab, Namjoon hanya mengeratkan pelukannya. Satu tangannya menutup pintu di belakang Seokjin lalu mengambil barang-barang bawaannya dan meletakkannya di lantai sebelum keduanya berjalan bergandengan menyusuri koridor menuju ruang tamu.
Beberapa pakaian masih bertengger di sofanya, tas ransel yang sepertinya dibawa dari kamp pun masih tertutup rapi di atas meja.
"Namjoonie....sini dulu..." Seokjin membalikkan tubuh sang pria kemudian meletakkan telapak tangannya di kening juga pipinya.
"Agak demam ya?"
Namjoon mengerucutkan bibir dan mengangguk. Hari ini ia tidak banyak bicara seperti biasanya dan itu membuat Seokjin khawatir.
"Sudah minum obat?"Lagi-lagi Namjoon mengangguk.
"Ke kamar yuk...bobo biar besok sembuh..." Seokjin merangkul dan mengusap-usap lengannya.
Suara hidung berair yang berdengus pun mengiringi anggukannya.
"Flu ya?" Seokjin membuka jaket dan menggantungnya di samping lemari.
"Aku cuci kaki dan tangan dulu ya....kamu bobokan lagi, sayang....""Kepalanya sakit? Jangan bilang kamu latihan marching band terus masuk angin?"
Ia berbalik dan mendapati sang pria tengah duduk menatapnya memelas di tepi tempat tidur dengan kedua tangan bertaut di pangkuan.Seokjin terkekeh gemas. "Tunggu sebentar ya..." Diusapnya lembut dagu sang pria lalu bergegas menuju kamar mandi.
Usai melakukan kegiatannya di kamar mandi, Seokjin keluar dan seketika itu bahunya melemas.
Bahu dan punggung kekar yang selalu berdiri tegap di setiap postingan sosial media itu sekarang meringkuk bak janin di tepi tempat tidurnya.
Ia melangkah hati-hati kemudian tersenyum melihat pasangan kaos kakinya masih tergeletak di sisi lain tempat tidur sang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Joonie [oneshot]
أدب الهواةJinNam oneshot story coz, damn i miss'em so bad it hurts...