Jayden untuk pertama kalinya menginjakkan kedua kaki miliknya di dunia bawah setelah ratusan tahun terlewat. Tak banya yang berubah dari terakhir kali ia menjadi raja di sini. Hanya bekas kemarahannya telah menghilang. Hutan yang telah ia bakar sudah kembali pulih. Iblis itu berjalan dengan angkuh menuju istana besar yang telah kembali utuh. Jayden menyeringai, pasti butuh energi yang besar untuk memulihkan kekacauan kecil yang ia buat ini.
"L-lucifer, kau telah kembali!"
Iblis wanita yang melihat kedatangan sang raja iblis tersebut, ingin menghampirinya. Namun yang terjadi, wanita itu malah terhempas jauh. Hingga ia hanya bisa meringis kesakitan.
"Kurasa sambutan dari kalian sangat menakjubkan, ya?"
Jayden berjalan penuh percaya diri, kedua tangannya sudah terlipat di depan dadanya. Iblis itu berjalan menuju singgasananya. Dengan kecepatan satu kedipan mata, ia sudah menghancurkan singgasana tersebut. Ia lalu berdiri untuk menghadap para iblis dengan tahta tinggi lainnya.
"Lilith ... setelah kau gagal menggoda manusia yang kau sukai dahulu. Apa sekarang kau merasa pantas untuk diriku?"
"A-pa maksudmu ... Luci?"
Lilith masih saja memegangi lehernya yang terasa semakin tercekik. Tubuh iblis itu semakin terangkat tinggi. Keenam petinggi hanya menatap Lilith dengan tatapan datar. Mereka tidak akan menolong wanita itu. Terlalu beresiko untuk melawan si raja dari segala iblis tersebut. Lebih baik mereka diam saja.
"Kau berani menyentuh milikku, Lilith! Kau kira aku akan diam saja?"
Jayden tidak peduli jika Lilith sudah mengerang kesakitan. Iblis itu masih saja menikmati hiburan yang ada di depan matanya ini. Jayden bisa saja membunuh Lilith jika ia mau. Namun ia tak boleh melakukannya, jika tak ingin berpisah dari sang istri sekali lagi. Peraturan yang menyebalkan menurut Jayden. Tidak seru rasanya bila ia tidak menghabisi nyawa orang lain.
"Kau berubah, Luci! Tidak seharusnya kau bersanding dengan wanita lemah itu! Dia tidak pantas untukmu."
"Kau pun juga sama lemahnya, Bodoh."
Badan Lilith terhempas dari ketinggian. Seketika iblis wanita itu mengerang kesakitan sebab tubuhnya terpental. Jayden tak mempedulikannya. Ia masih berdiri di tempat singgasananya yang telah hancur. Ia menatap semua iblis itu dengan tatapan angkuh, seperti biasanya.
"Dengar. Aku tak akan mengulanginya dua kali. Berhenti berbuat ulah sebesar itu di alam manusia, mengerti? Atau aku akan menghancurkan dunia ini lagi."
Semua iblis, termasuk Lilith menatap Jayden dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa pria ini secara gamblang menyuruh mereka untuk tidak merusak bumi. Sedangkan mereka semua hidup untuk merusak tatanan kehidupan.
"Bukankah kau tidak suka manusia, Luci?"
Jayden menyunggingkan senyum yang terlihat mematikan. "Kapan aku bilang menyukai mereka? Aku hanya mengatakan, jangan menganggu manusia sejelas itu, Bodoh!"
"Mengeluarkan semua vampir haus darah, siluman yang kelaparan serta wabah penyakit. Kalian pikir malaikat-malaikat itj tak tahu? Aku tak melarang kalian untuk terus mengganggu mereka, manusia bukan makhluk suci ..."
"... hanya saja, aku yang boleh merusak alam hingga malaikat turun untuk melawanku. Karena aku yang pantas berbuat seperti itu."
"Bersyukurlah bahwa mereka hanya menurunkan manusia serigala untuk membantai vampir yang menyebar banyak di bumi. Jadi ikuti semua perintahku!"
"Kau menghancurkan bumi serta alam lainnya ... demi gadis itu, Luci?"
Jayden tertawa dengan keras, hingga iblis itu bertepuk tangan saking lepasnya ia tertawa. Semua iblis menatap Jayden dengan tatapan aneh, lalu mereka saling berpandangan. Apa gerangan yang membuat iblis itu tertawa dengan girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Clouds [Tamat]
FantasyClaire yang awalnya hidup tenang harus terusik karena kecerobohan sabahatnya. Abigail yang termakan rasa iri dan ingin memiliki Jayden, nekat mencuri ramuan sihir di rumah Claire. Bencana itu terjadi karena Abigail tidak mengikuti instruksi pengguna...