Inget cuman fiksi, Happy Reading!!
*
Kepala Rheas seperti dihantam oleh batu besar. Sakit dan pusing. Sebanyak apa yang dia minum ya? Atau memang pemilik tubuh yang asli memang memiliki toleransi yang rendah terhadap alkohol ya?
"Selena.." panggil Rheas pelan.
"Yang mulia, anda sudah bangun?" pertanyaan dari pelayannya hanya bisa dijawab oleh dengungan pelan.
"Kepalaku sakit sekali.." rengek Rheas kemudian.
Selena menghela nafas. "Kepala saya juga sakit yang mulia.." balasan Selena membuat Rheas merengut.
"Jangan saling mengadu nasib!" selanya protes sambil menatap Selena sengit ketika membantunya untuk duduk bangkit dari tidurnya.
Selena menghela nafas. "Anda tidak kunjung pulang meski lewat tengah malam, lalu kembali dalam dekapan yang mulia kaisar. Bagaimana mungkin saya tidak khawatir?! Apalagi anda merengek pada yang mulia kaisar untuk tidur bersama!! Bagaimana saya tidak pusing setelah menyaksikan itu semua?" omelan Selena membuat Rheas mematung.
"Aku.. melakukan itu semua?" tanya Rheas tidak percaya.
"Anda tidak ingat? Coba ingat ingat lagi apa yang anda lakukan. Semoga anda tidak melakukan sesuatu yang buruk agar kita tidak dikeluarkan... dari istana. Yang mulia! Katakan padaku anda tidak benar benar melakukannya!" Selena menggoncangkan tubuh Rheas saat menyadari wajah pucat sang majikan.
Bibir Rheas melengkung ke bawah. "Selena~ sepertinya rencana kita hancur berantakan.." seru Rheas panik.
"Yang mulia.." akhirnya Selena hanya bisa menarik nafas dalam dalam. "Haruskah saya bersiap untuk kita kabur?" tanya Selena kemudian.
"Apa.. perang tidak akan meletus jika kita melakukannya? Aku takut kita malah menjadi buronan.." kata Rheas sambil menyembunyikan diri di balik selimut.
"AAAAHH!! TERKUTUKLAH ALKOHOL ITUUUU!!!" suara teriakan Rheas teredam oleh selimut.
"Sudahlah, yang mulia.. Mari kita berharap hukuman anda dikurangi karena anda melakukannya tidak dalam keadaan sadar.." ucapan Selena yang seharusnya menenangkan justru membuat Rheas semakin frustasi. "Tidakkah kau tahu bahwa biasanya ucapan orang mabuk adalah ucapan yang tidak bisa ia ungkapkan saat sadar?" ujar Rheas dengan kepala yang menyembul dari selimut.
"Iya, saya tahu.. Makanya dengan maksud memahami hal itu saya harap yang mulia kaisar berbaik hati pada kita.."
Rheas mengerang dalam hati, itu sungguh tidak membantu sama sekali! Sialan! Ayo coba kita ingat ingat apa yang terjadi semalam.
"berhenti, kau sudah sangat mabuk.."Jedrick mencegah Rheas kembali menegak minumnya.
"nngghhh.. Tidaaakk~ Beyummm mabuuukkkk..." tolak Rheas sambil menghempaskan tangan Jedrick.
"Kau sudah, Rheas.." tegas Jedrick sambil menjauhkan dua botol minum dari hadapan Rheas.
"AAAaaaa.. Minummkuu~~~" rengek Rheas.
"Aku masih bingung kenapa kau bisa menyelundupkan dua ah tiga botol wine ini..." gumam Jedrick sambil berusaha menarik tubuh Rheas agar bangkit berdiri. Tapi, apa yang bisa dia harapkan dari orang yang mabuk?
"Tidak, tidak.. Aku tidak mau ikut denganmu.. Orang asing!" Rheas memukul mukul lengan Jedrick.
Jedrick menghela nafas panjang. "Kita sudah berkenalan tadi. Kita bahkan sudah merayakan ulang tahun bersama.." ucap si kaisar.
Mata Rheas membesar. "Oh yaa? Kau ulang tahun hari ini? Kalau begitu biar aku nyanyikan lagu ulang tahun untukmu.."
Selamat ulang tahun
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not the Original Anti Villain | Noren
Fanfic(ON HOLD) Renjun kira dia adalah orang yang paling beruntung, tapi ternyata dia sedang sial! Renjun selalu mengira dimanapun dia hidup genrenya akan selalu slice of life biasa, tapi nyatanya dia salah. Hidupnya yang awalnya bergenre slice of life ja...