Part 2

1 0 0
                                    

'dikabarkan bahwa tidak ada korban dalam kerusuhan tadi siang dan para pelaku berhasil melarikan diri. Namun, seorang artis cantik bernama Shinon Feliza dikabarkan hilang dan tak dapat ditemukan di sekitaran bandara'

'ada yang menduga ia sengaja kabur dari acara pertunangannya yang akan diadakan diparis, namun ada beberapa dugaan yang menyebutkan ia diculik dan polisi sedang memeriksanya'

Seorang pria tersenyum kecil ketika menyaksikan berita yang ditampilkan ditelevisi. Ia melirik kearah perempuan yang terlihat tenang dalam tidurnya.

"ketika ia bangun, berikan ia makan malam" ucap pria tersebut

"baik tuan" jawab sang pelayan

.

.

.

-beberapa waktu kemudian-

Seorang gadis terbangun dari tidur nyenyaknya, atau harus kita bilang ia terbangun dari pingsannya? Ia terbelalak ketika mendapati ruangan yang cukup asing untuknya.

Ia bisa melihat rantai panjang yang mengikat kakinya kencang dan menyatu dengan kasur. Ia terdiam untuk menyimak apa yang sedang terjadi kepada dirinya saat itu.

Hingga suara pelayan membuyarkan lamunanya,
"ini makanan anda nona" ucap pelayan dengan sopan

"lepaskan aku, aku dimana, kau siapa" ucapnya serak dan kecil, ia merasa tubuhnya sangat lemah sekarang. Diet ketat yang sedang dilakukannya membuat ia tak terlau memiliki tenaga yang besar.

"maaf nona, saya tak memiliki hak untuk mengatakannya" ucap sang pelayan

"lepaskan aku, aku harus pulang" ucapnya berusaha memberontak

"makanlah terlebih dahulu" bujuk sang pelayan lembut

"tidak mau, aku ingin pulang saja" ucap nya lagi, kali ini ia meronta untuk melepaskan rantai yang ada dikakinya

Nampak sang pelayan bingung dan memilih keluar dari ruangan sang gadis. Menghadap ke tuan rumah yang sedang mengecek pekerjaannya.

"nona tidak ingin makan tuan" ucap sang pelayan

"biarkan saja, sebentar lagi makanan nya juga akan habis" ucap sang tuan dan menyuruh pelayan itu kembali kepada tempatnya

.

.

.

.

.

-beberapa jam berlalu-

Saat ini shinon nyenyak dalam tidurnya setelah menghabiskan makanan yang tesaji. Ia harus makan jika tidak ingin mati, tentu saja.

Pria yang membawanya hingga kesini tersenyum kecil. Mengusap rambut shinon lembut, dan pandangannya menjadi sendu.

"seandainya aku tidak pergi, aku yakin kita bisa bersama sekarang" ucap pria tersebut

Shinon nampak tak terusik dalam tidurnya, ia hanya mengeliat sesekali untuk mencari posisi nyaman.

.

.

.

.

.

Pagi hari tiba, cahaya dari luar mengusik tidur tenang sang gadis. Ia mengeliat kecil dan langsung membuka matanya.

Ia terduduk, masih mencerna yang ia sedang alami. Hingga bunyi pintu terbuka membuatnya terdiam dan menoleh cepat kearah suara.

Pria yang memegang nampan ditangannya juga ikut terdiam. Ia bisa melihat tatapan kaget sekaligus kecewa yang ditunjungkan sang gadis untuknya.

"kau jahat sekali,," lirih sang gadis dengan suara yang kecil

Pria tersebut berusaha acuh dan mengalihkan pandangannya sejenak. Hingga akhirnya ia mendekat kearah sang gadis yang saat ini masih menatapnya.

Ia menaruh nampan yang dibawanya dan menaruhnya dimeja kecil sebelah kasur.

"bagaimana kabar mu?" tanya nya kepada sang gadis

"kabar ku menjadi selalu buruk ketika kau meninggalkan ku tanpa kabar" ucap sang gadis sembari meremat tangannya kecil. Hal kecil yang selalu ia lakukan ketika gugup ataupun bingung.

Sang pria terdiam, ia hanya memperhatikan sang gadis yang terdiam dan menunduk. Helaan nafas berat terdengar dari arahnya, ia mengambil tangan sang gadis yang nampak memerah karena diremat.

"kau harus hilangkan kebiasaan buruk ini" ucapnya kecil lalu mengelus lembut tangan sang gadis

"bisa kau jelaskan? Apa yang terjadi? Mengapa aku disini? Kenapa rantai ini ada pada kaki ku? Dan kenapa kau pergii waktu itu" ucapnya kecil diakhir kalimat

"mencegah pertunangan mu terjadi" jawab sang pria

"pertunangan ku,, kak shan pasti mencari ku" ucapnya lagi dan kali ini terlihat panik sambil mencari keberadaan ponselnya

"bisakah kau tenang, kau semakin nakal karena melakukan diet ketat mu itu. Lihat tubuhmu saat ini, sungguh kurus dan tak berisi" ucap sang pria

"jangan mengatur ku" ucap ketus shinon pada pria dihadapannya,
"kau bukan siapa siapa ku sejak memutuskan hubungan sepihak itu" ucapnya lagi

Sang pria marah, namun perkataan gadis dihapannya tak salah, dan ia berusaha keras menahan amarahnya. Ia diam lalu pergi dari kamar itu meninggalkan sang gadis dalam kemarahannya.

"kau bajingan Hendra!!" teriak shinon dari arah kamarnya, ia menangis kencang.

.

.

.

.

.

.

{memanas nih kayaknya, siapa sih hendra ini? hmhmhm. Intinya jangan lupa tinggalin vote kalian yaw. Terima kasih xixixi}

Tears Of Solitude -A Journey Through Suffering-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang