⚜GGMGM 57⚜

3.3K 159 5
                                    

"Jangan terlalu dikejar.
jika memang jalannya, pasti Allah memperlancar."




















Gus Fachrul membuka plastik seblak nya, lalu menuangkannya ke dalam mangkuk. ia tau, kalau Zahra pasti akan makan seblak terlebih dahulu. "silahkan dimakan."

"makasih." ucap Zahra sambil tersenyum

Zahra memperhatikan seblak yang ada didepannya. ia sedikit heran dengan tampilan seblak yang benar-benar pucat. "seblak nya kok pucet ya?" batinnya.

"kenapa diem aja? lagi ngode saya buat nyuapin kamu? hm?"

"e-eh enggak juga."

"yaudah, dimakan dong. saya juga mau makan klepon." tutur Gus Fachrul sembari memasukkan satu klepon ke dalam mulutnya.

Zahra mula-mula mencicipi kuah seblak nya. "ih, kok nggak pedes Gus, seblaknya?"

"memang."

"hah?"

"saya memang sengaja milihnya yang level 2. biar nggak terlalu pedas. perut kamu bisa sakit nanti kalau makan yang pedas-pedas. kamu, punya penyakit maag kan?" Zahra mengangguk. ia memang mempunyai riwayat penyakit maag. "ya maka dari itu saya milihnya level 2."

"tapi kan Gus, seblak itu, enaknya pedas. kalau kayak gini kan---"

"nggak mau dimakan? kalau nggak mau, biar saya saja yang makan. daripada dibuang kan? nantinya mubazir. " ucap Gus Fachrul. Gus Fachrul juga menarik mangkuk yang berisikan seblak agar mendekat dengannya. ia juga mulai memasukkan suapan demi suapan ke dalam mulutnya.  Zahra yang disebelahnya, ia menelan ludahnya. seblak yang sedang dimakan oleh Gus Fachrul keliatan sangat enak.. ia jadi ingin..

Gus Fachrul menoleh ke samping. "mau?" Zahra mengangguk antusias. "Aaaa" Gus Fachrul telaten menyuapi Zahra. bahkan, kini seblak itu kebanyakan nya dimakan oleh Zahra. ia hanya makan sedikit saja. toh, ia juga sudah cukup kenyang. karna tadi ia sudah makan hampir 3 klepon, yang sudah masuk ke dalam mulutnya. ditambah, tadi, seblak.

"oh iya Ra. saya, membelikan kamu boneka tau,"

"boneka?! Aaa mana Gus, bonekanya?" Zahra benar-benar merasa senang kala mendengar ucapannya Gus Fachrul, kalau Gus Fachrul membelikannya boneka. Zahra jadi tidak sabar untuk melihat seperti apa boneka yang dibelikan Gus Fachrul untuknya.

Gus Fachrul mengambil paper bag. lalu mengeluarkan isinya. ia pun memberikannya pada Zahra. "ini."

Zahra menerimanya. "kok beli bonekanya dua sih, Gus? harusnya satu aja! satu aja sudah cukup."

Gus Fachrul menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "ya, maaf."

"anggap saja boneka yang warna pink, itu, kamu. trus yang satunya lagi, yang warna ungu pakai topi sama pita, saya. kalau semisal saya pergi, dan kamu rindu, kamu peluk saja boneka yang warna ungu itu. anggap saja itu saya yang sedang kamu peluk."

Zahra tak faham dengan apa yang dikatakan Gus Fachrul barusan. "maksudnya gimana Gus? Gus mau pergi? kemana? Gus mau ninggalin Zahra sendiri?" tanya Zahra dengan mata yang berkaca-kaca. sungguh, ia belum siap ditinggal begitu saja oleh Gus Fachrul.

Gus Fachrul membawa Zahra ke dalam pelukannya. "enggak sayang.. saya sayang sama kamu. masa iya saya ninggalin kamu sih?"

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang