terus mengejar atau menyerah?

559 47 2
                                    


🛵🛵🛵

dor dor dor

"dev lu hari ini masuk kagak?" teriak Abang devi memanggil adiknya yang ada didalam kamar

"ni anak mana sih? kenapa belum keluar juga?" heran fano

"ehh abang kenapa belum berangkat juga? liat itu udah jam berapa" tanya sang bunda Reva yang melihat putra sulungnya yang berdiri di depan pintu kamar putri bungsunya

"ini Bun, Devi belum keluar juga dari kamar" jawab fano

"yaudah bang kamu Berangkat aja dulu takut telat, kali aja adikmu sakit atau apa biar bunda cek dulu" usul bunda

"yaudah deh, fano berangkat ya Bun" pamit fano

"iya hati-hati ya bang" pinta bunda

"oke Bun"

fano pun pergi berangkat sekolah meninggalkan bunda yang masih berdiri didepan pintu kamar Devi

"nakk...kamu sakit? bunda izin masuk ya?" izin bunda

ketika akan membuka knop pintu kamar putrinya, tiba-tiba pintu kamar Devi terbuka dari dalam dan terlihatlah Devi dengan tampilan acak-acakan, mata sembab, dan muka yang dipenuhi oleh air mata

"loh sayang? kamu kenapa hmm? siapa yang bikin kamu nangis gini" panik bunda melihat putrinya

"hiks masuk Bun" ucap Devi mempersilahkan bundanya masuk di sela tangisannya

setelah memasuki kamar Devi, bunda duduk di tepi ranjang putrinya, tiba-tiba Devi memeluknya tanpa aba-aba dan menangis kencang dipelukannya

"kenapa sayang? coba cerita sini sama bunda" bujuk bunda

awalnya Devi tidak mau menceritakan, tapi bundanya terus mendesak dan akhirnya ia menceritakan semua masalah yang ia alami disekolah...

"jadi kamu berpikir adanya kamu disana hanya sebagai perusak hubungan orang?" tanya bunda memastikan

Devi menganggukkan kepalanya

"sweety listen to mom" titah bunda

Devi hanya memperhatikan bundanya yang memberinya pencerahan..

"kamu jangan pernah merasa bahwa hadirnya kamu menghancurkan pertemanan mereka disana, ini semua udah takdir, kamu gausah dengerin omongan2 yang kurang mengenakan disekitar kamu, yang tau kamu cuma diri kamu sendiri...mereka? mereka hanya bisa menilai dari covernya saja, tetapi yang tau isinya cuma Devi, Devi yang ngalamin dan Devi yang rasain jadi Stop listening to people who don't understand your position at all, oke sweety?" nasehat bunda

"hufft oke mom" jawab devi

"yaudah kamu istirahat aja, rileks in pikiran kamu biar lebih tenang, urusan sekolah biar bunda yang izinin ke wali kelas kamu, oke?" pinta bunda

"oke, makasih bunda atas nasehatnya" ucap Devi tulus

"you're welcome sayang" setelah mengatakan itu bunda pergi meninggalkan kamar Devi, karena ia ingin memberi waktu untuk putrinya menyendiri

setelah bundanya keluar Devi berjalan ke arah balkon kamarnya sambil bermain handphone yang ia genggam, saat melihat notifikasi betapa terkejutnya ia melihat banyaknya notifikasi dari Mala, vio, afan, bahkan Darren (masih ingatkan Darren yang pertama kali suka sama Devi, nah Devi juga baru ngeh dengan dia)

"darren? tumben tumbenan dia hubungi aku, setahuku aku jarang ketemu sama dia lagi" batin Devi

Devi hanya melirik notifikasi tanpa minat membukanya, ia taroh hp nya di rak karena ia ingin sehari ini nenangin pikiran dia sebelum kembali pergi ke sekolah

disekolah...

"gimana fan? diangkat ga?" tanya Mala pada afan

"ga mal, malah ga aktif ini nomernya" jawab afan

"kenapa ga bisa dihubungi sih ini nomer Devi" frustasi Mala

"lu bisa ga vio" tanya Mala pada vio

vio menggelengkan kepalanya

"ini apa ada info dari guru Devi kenapa ga masuk?" tanya Mala

"belum mal" jawab vio

afan, Mala, Rakha, dan vio frustasi dengan cara apalagi menghubungi Devi, mereka semua juga sempat heran tumben Devi tidak ada dikelasnya...

"ehh guys gue masuk kelas dulu yak, udah mau bel" izin vio

mereka hanya menganggukkan kepalanya...

vio berjalan seorang diri di lorong sekolah menuju kelasnya, saat ia tengah santainya berjalan tiba-tiba ada orang yang menarik lengannya, reflek vio balik badan dan menatap orang yang sengaja menariknya itu..

"Darren?" kaget vio, karena setahunya bukannya Darren pindah sekolah ya?

"iya ini gue, kenapa kaget Lo gue ga jadi pindah?" tebak Darren

"hah? jadi Lo ga pindah?" shock vio

"iya, gue mutusin buat disini aja tinggal sama nenek gue tanpa ikut ortu gue yang keluar negeri" jawab Darren

"ohhhh" respon singkat vio

"ehh vio, itu teman Lo si Devi sakit ya?" tanya Darren

"sakit? kata siapa Lo?" vio malah balik nanya

"itu digrup kelas ada pemberitahuan dari guru" jelas Darren

setelah Darren mengatakan itu, vio segera membuka grup kelasnya, dan benar bahwa nama Devi tercatat tidak hadir karena sakit

"sakit apa dia? apa perlu gue bilang anak-anak supaya jenguk dia bareng-bareng ya?" pikir vio

"VIO!!" teriak Darren yang mengagetkan vio sekaligus menyadarkannya dari lamunan

"Lo mah, kaget gue" protes vio

"ya lagian Lo dipanggilin kagak nyaut-nyaut" timpal Darren

"isshh tau ah" ucap vio yang akan pergi meninggalkan Darren tapi Darren mencekalnya

"eits bentar vio" ucap Darren menghentikan vio

"apalagi sih ren?" tanya vio

"ya itu sahabat Lo kan sakit, apa perlu ya kita jenguk nanti" usul Darren tepat dengan apa yang dipikirkan vio

"hmm boleh juga, liat nanti aja deh sekalian gue kabari anak-anak" ucap vio

"oke deh bagus kalo gitu mah"

"yaudah deh ren gue mau ke kelas bentar lagi masuk" pamit vio

"yaudah sih bareng aja orang searah" pinta Darren

akhirnya vio dan Darren berjalan bersama menuju kelas mereka....















holla guys, jumpa lagi nanti di next bab yaaaaaaaaa🤗

jangan bosen2 sama author hehe, segitu dulu aja untuk bab hari ini☘️

jika ada kritik dan saran dipersilahkan 😝👉

Babay guys see u next time🎀

😜😜😜

2 KEPRIBADIAN  (DEFAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang