SEPERTI LANGIT

87 24 12
                                    

ANGKAT TANGAN YANG UDAH SIAP BACA PART INI☝️☝️☝️
*
*
*
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA💜💜💜
*
*
*


Mesha bangun dari tidurnya di waktu yang tepat. Mesha tersenyum, melepas headset yang masih terpasang di telinganya. Ia tidak menyangka bisa tidur dengan nyenyak malam ini. Tidak ada mimpi buruk, jeritan, dan tangisan yang hadir.

Mesha melihat ponselnya. Baterainya mulai habis. Mesha beranjak dari tempat tidur dan mengisi daya pada ponselnya.

Mesha terdiam. Sebenarnya ia ingin mem-blok nomor yang tidak dikenalnya itu tadi malam, tapi entah mengapa ia pikir bahwa nomor itu tidak mengirimkan pesan yang aneh-aneh padanya, ditambah lagi, lagu yang kemarin dikirimkan bisa membuatnya tidur dengan nyenyak. Akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk mem-blok dan menghapus nomor itu dari ponselnya.

Mesha beranjak dari kamarnya, menuju dapur dan mulai memasak makanan. Untung saja, kemarin sang bibi bertandang ke rumah dan memberinya stok bahan makanan, sehingga ia tidak perlu lagi ke pasar ketika pulang sekolah nanti.

Mesha mengambil ayam dan beberapa sayuran di sana. Hari ini ia ingin memasak ayam rica-rica dan sambal matah. Mesha mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum memasak, tidak lupa, ia juga memakai celemek untuk melindungi bajunya agar tidak kotor.

“A... Ara... Ma... Masak... A... Apa?” ucap Tara tiba-tiba dengan baju tidurnya.

Mesha membalikkan badan, melihat sang kakak yang baru bangun dengan wajah yang masih terlihat ngantuk.

“Abang kok udah bangun? Ara masih mau masak ini, Bang...” ujar Mesha yang melihat Tara duduk di meja makan.

“A... Abang... La... Laper... Mau... Ma... Makan...” ucap Tara yang ternyata kelaparan.

Mesha tertawa kecil, membiarkan Tara yang kini tidur di meja makan, dan melanjutkan kembali kegiatan memasaknya.

*

Mesha telah selesai memasak dan menyiapkan makanan di atas meja makan. Mesha membangunkan Tara yang tertidur di meja makan itu dengan pelan.

“Bang, ayo bangun... makanannya udah siap...” ucap Mesha pelan membangunkan sang kakak.

Tara membuka matanya perlahan.
“U... Udah... Ma... Mateng?”

Mesha tersenyum dan mengangguk, “Udah, Bang... Sekarang Abang mandi dulu apa makan dulu?”

Tara langsung duduk tegap dan tersenyum lebar, “Ma... Makan... Du... Dulu!”

Mesha hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Tara yang sangat lucu menurutnya. Mesha mengambil piring, menaruh nasi di atasnya.

Tidak lupa pula, Mesha mengambil ayam rica-rica dan sambal matah kesukaan sang kakak.
Sebenarnya Tara menyukai makanan apa saja, yang penting ada nasinya. Karena Tara sangat menyukai yang namanya nasi, bahkan terkadang ia hanya memakan nasi saja tanpa lauk.

Mesha tersenyum kecil melihat Tara yang dengan lahapnya memakan makanan yang dibuatnya itu. Mesha langsung bertanya, “Gimana? Masakan Ara enak apa enak?”

Tara menunjukkan dua jempolnya pada Mesha. “Enak!”

Mesha tertawa kecil, “Siapa dulu dong, Ara gitu loh,”

Bila HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang