🍭 Flattered (Mitzu)

217 21 0
                                    

Sudah hampir satu jam wanita itu melamun di bangku putih di tengah Taman. Suasana disekitarnya cukup ramai, langit pun nampak cerah. Namun, berbeda dengan hatinya yang kini porak-poranda. Air matanya saja kini masih membasahi pipinya. Bagaimana bisa takdirnya terlalu menyakitkan? Bagaimana bisa cintanya secara terang-terangan menyakitinya.

"Ini sangat menyakitkan, Chaeng" Lirihnya.

Dadanya masih terasa sesak mengingat kekasihnya bernama Chaeng itu bermain api dibelakangnya. Ya, kekasihnya selingkuh bersama gadis yang bernama Somi. Dan yang lebih menyakitinya adalah ketika kekasihnya itu lebih memilih wanita itu dibanding dirinya.

Namun, ia tidak menutup mata bahwa sebenarnya sudah lama kekasihnya itu tidak hangat lagi padanya. Lagi pula pertengkaran selalu terjadi diantara mereka. Mereka berdua sangat berbeda. Sangat mustahil, perbedaan itu menyatukan ketidakcocokan yang nyata. Dari segi mana pun ia tidak memiliki hobi yang sama dengan kekasihnya. Mungkin bisa dikatakan bahwa sekarang adalah mantan.

"Aku tidak akan menangisi pria brengsek itu lagi!" Celotehnya sambil menghapus air matanya dan menegarkan jiwanya sendiri, walau sebenarnya sulit sekali untuk berhenti menangis. Bagaimana pun juga dia adalah seorang wanita yang memiliki kerapuhan dihati. Meski secara garis besar dia adalah wanita yang tangguh dan mandiri. Namun, wanita tetaplah wanita yang sensitif dengan perasaannya.







******

*MINA POV

Setelah hampir satu jam aku disini dengan hati yang berantakan. Membuat mataku sedikit perih. Aku melihat disekitarku nampak ramai, tapi tidak ada yang mempedulikanku. Betapa malangnya nasibku untuk tidak diperhatikan siapapun. Sangat miris.

Kembali aku melamun. Namun, tiba-tiba ada yang menggelitik kakiku. Aku sangat tidak nyaman sekarang. Aku melihat apa yang terjadi? wow, sungguh membuat suasana hatiku lebih baik, karena seekor anjing yang menatapku dengan penuh belas kasih. Seakan-akan ia ingin menghiburku. Aku tersenyum dan menghampirinya. Kuelus penuh sayang. Bulunya sangat lembut. Dia seekor anjing yang lucu.

"Terima kasih yah, cuma kamu yang datang menghiburku"




***

Sekarang aku sudah tidak sedih lagi. Hampir 20 menit aku bermain dengan anjing ini. Dia bisa membuatku tertawa dengan tingkah lucunya.

"Apakah anda jauh lebih baik sekarang?" Ucap seseorang. Aku mendongak. Mungkinkah ia bertanya padaku? Aku berdiri dan menggendong anjing.

"Apakah kau bertanya padaku?" Tanyaku pada pria yang juga menggendong seekor anjing.

"Ne, apakah suasana hatimu sudah membaik?" Katanya dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Sedangkan aku hanya bingung, mengapa ia bertanya demikian?

"Maaf, jika saya lancang. Sejak kamu datang ke taman ini, saya melihat kamu menangis. Mungkin hampir satu jam lamanya. Saya ingin menghampirimu, tapi saya tidak memiliki keberanian mendekatimu" Jelasnya dengan sopan.

"Tolong, jangan salah paham. Saya hanya ingin menghiburmu" Sambungnya dengan rasa bersalah. Sedangkan aku hanya bisa tertegun. Bagaimana bisa orang lain dengan sangat peduli? Bagaimana bisa orang lain ingin menghiburnya sedangkan ia tidak saling mengenal? Aku sangat tersanjung dengannya. Lagi pula aku pikir disekitarku ini tidak ada yang memperhatikanku.

"Ah, tidak masalah. Aku baik-baik saja sekarang. Terima kasih" Ucapku.

"Aku pikir karena anjing ini sudah menghiburku" Sambungku dengan mengelus hangat anjing ini.

Pria itu kembali tersenyum. Sungguh, senyumannya sangat manis. Ia juga mengelus hangat anjingnya.
Tiba-tiba anjing dalam pelukanku melompat dan bersikap manja dikaki pria itu.

ONESHOT (SATZU/MITZU/JITZU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang